Setelah memindahkan Qaishar di kamar sebelah, Pras kembali ke kamar. Bergelung satu selimut dengan sang istri, dan memeluknya dari belakang. Tangan Pras singgah untuk mengusap perut yang membola itu, dengan gerakan naik turun. “Mas, kalau Bira balik sini, kamu gak ke Singapur, kan? Gak bakal bolak balik ke sana lagi, kan?”” Sejujurnya, Sinar merasa khawatir jika Pras tiba-tiba harus berangkat ke Negeri Singa, jika Bira kembali ke Jakarta. Ada perasaan was-was, jika Pras akan bertemu dengan Gina dan sebagai seorang istri, Sinar pastinya akan berpikiran yang bukan-bukan. Kalau saja Sinar tidak hamil, sudah pasti ia akan ikut jika sang suami berangkat ke Singapura. Namun, karena kondisi seperti sekarang, Sinar harus lebih mementingkan bayi yang dikandungnya saat ini. Meskipun masih terbilang aman, jika terbang di usia kehamilan yang masih semester kedua, tapi Sinar tidak ingin mengambil resiko jika terjadi sesuatu. Sinar sudah pernah merasakan sakitnya k
Read more