Share

Janji

Penulis: Kanietha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pras menatap sendu pada sosok yang sudah dua hari terbaring lemah, di ranjang rumah sakit. Setelah berjuang diantara hidup dan mati, karena mengalami pendarahan postpartum primer pasca melahirkan, Sinar akhirnya mampu bertahan. Namun, wajah pucat itu, masih betah menutup mata, meskipun dokter mengatakan masa kritisnya telah terlewati.

Dengan penuh rasa sesal yang begitu dalam, Pras selalu setia berada di samping Sinar setiap detiknya. Ini kedua kalinya, Pras melakukan hal yang sama, hingga membuat sang istri kembali melahirkan tidak sesuai dengan hari perkiraan lahir.

Pras kembali menjadi penyebab Sinar terbaring, dengan kondisi yang lebih menyayat hati.

“Makan dulu,” ucap seorang wanita yang menyentuh bahu Pras dan sedikit memberi remasan di sana.

“Hm.” Hanya gumaman yang diberikan oleh Pras, tanpa berniat pindah sedikit pun dari tempat duduk yang berada di samping ranjang pasien. Kepala Pras mendongak untuk menatap sudut langit-langit, sembari membu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Junaedi Juna
anaknya selamat nggak ya
goodnovel comment avatar
Nellaevi
akuuu nangisssss jugaa
goodnovel comment avatar
Ekta Naura
luar biasa author yg satu ini sudah berhasil membuat saya nangis sesenggukan hemm... bener-bener .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Arrogant Lawyer   Jangan Maksa

    Sinar tidak dapat menahan tumpahan air mata, ketika mendengar penjelasan dokter mengenai keadaaan bayinya. Terisak karena pilu, sekaligus menahan rasa nyeri setelah operasi. “Boleh saya gendong?” pinta Sinar separuh memohon kepada sang dokter. Ibu mana yang tidak tersayat pilu, ketika melihat bayi mungilnya berada di dalam inkubator dengan alat bantu pernapasan yang terpasang di tubuhnya. Putri kecilnya itu lahir prematur, dengan kondisi berat badan lahir rendah. Ditambah, waktu kelahiran yang kurang dari 37 minggu, membuat paru-paru sang bayi belum berkembang secara sempurna. Untuk itulah, sang bayi benar-benar harus mendapatkan perawatan intesif di ruang NICU. Sang dokter yang menangani bayi mungil mereka pun mengangguk. Meminta suster untuk mengambil bayi tersebut dan menyerahkannya ke gendongan Sinar. “Hei, it’s oke,” Pras berjongkok di samping Sinar untuk menenangkan dan memberi kekuatan. “She’s strong and she’ll be fine.” Sinar mencebik

  • My Arrogant Lawyer   Ya, Sudah

    Hari itu, akhirnya putri tercinta Sinar sudah diperbolehkan pulang. Setelah sepuluh hari bergelut dengan semua perawatan, bayi mungil itu kini sudah bisa bernapas mandiri dan kondisinya sudah benar-benar stabil. Setelah ini, yang menjadi pekerjaan rumah bagi Sinar adalah, menaikkan berat badan sang anak, agar bisa terus berada pada standar grafik pertumbuhan yang sehat. Kondisi Sinar pun sudah pulih pasca operasi, meskipun masih dalam mode syarat dan ketentuan berlaku. Yakni, Sinar tidak boleh terlalu lelah dan melakukan hal yang terlalu berat. Asupan gizinya juga sudah tentu harus dijaga dengan baik. Untuk mengurus putri keduanya ini, Pras sudah melonggarkan aturan ketat yang dulu pernah dibuatnya. Karena tidak mungkin, kalau istrinya yang masih dalam tahap pemulihan itu, harus mengurus dua anak sekaligus. Oleh sebab itu, Pras menugaskan Lusi sepenuhnya, untuk menjaga Qaishar. Sedangkan untuk putrinya, Pras masih mencari baby sitter yang

  • My Arrogant Lawyer   Good Girl

    Pras bersedekap tegak. Kedua kakinya terbuka sejajar dengan bahu. Menatap putri yang terlihat lebih mungil, jika dibandingkan dengan Qaishar dahulu kala. Jelas saja semua jauh berbeda, putranya dilahirkan ketika usianya sudah cukup bulan dan normal. Sedangkan putrinya, terlahir ketika usianya belum cukup bulan dan prematur. Namun, bukan di situ letak masalahnya. Namu, lidahnya terkadang merasa kelu, ketika harus memanggil nama putrinya. “Kenapa dilihatin aja?” tanya Sinar setelah keluar dari kamar mandi dan sudah terlihat sangat segar. Meskipun kondisi hatinya masih merasa kesal karena masalah nama putrinya. “Pindahin ke box bayi.” “Nar …” “Hm!” “Aku manggil Binar, bukan Sinar.” Suara berat itu berujar datar, tanpa menolehkan kepalanya pada sang istri sama sekali. Tatapannya tetap tertuju pada sang putri yang masih terlelap puas seusai mandi sore. Sinar yang masih kesal itu, langsung mendatangi Pras. Berhenti di depan sang suami dan me

  • My Arrogant Lawyer   A Great Marriage

    Ketenangan dua insan yang tengah terlelap itu, kini terusik karena suara gedoran pintu yang sangat berisik dan tidak kunjung henti. Belum lagi, teriakan dari suara-suara kecil itu, terdengar saling bersautan dan terus memanggil-mangil dari luar sana. “Mas, lepasin!” hardik Sinar, seraya memukul lengan Pras yang semakin memeluk erat tubuh polosnya. Hawa sejuk dari pendingin ruangan, semakin membuat Pras enggan menjauh dari tubuh sang istri, meski suara nan berisik itu semakin memekakkan telinga. “Ayah ...” “Endaa …” Suara-suara menggemaskan itu, semakin semangat memanggil keduanya dari balik pintu. “Maas!” Pras berdecak kecil, lalu melepaskan tangannya. Meraih remote yang berada di nakas untuk menyalakan seluruh penerangan di kamar mereka. Sinar bergegas bangkit dan memungut lingerie yang tergeletak di lantai. Mengambil kaos dan celana pendek Pras, dan melemparkannya pada pria itu. “Buruan pake,” titah Sinar yang masih m

  • My Arrogant Lawyer   Season 2

    Holaa ... Bab ini gak pake koin ya, alias free. Yang nungguin season 2, Insya Allah dipost mulai senin. Itu pun kalau masih ada yang nungguin. Hweehee ... Moga masih ada yaa, Amin .... Saia curcol dikit boleh donk ya. Tantangannya tuh kalau bikin sequel gini, khawatirnya gak se-greget yang pertama. Tapi, moga-moga aja bisa greget juga yah. Paling gak, saia harap bisalah ya, nyamain cerita sebelumnya, meskipun plotnya dibikin dadakan. Satu lagi, buat pembaca baru yang masih tanya dan bingung. My Dearest Cahaya benar-benar gak ada hubungannya dengan My Arrogan Lawyer. MDC itu, sequel dari cerita di sebelah yang nama tokohnya sama yaitu Sinar sama Pras. Jadi, mo'on maap kalau sempat membuat bingung. Untuk semua atensinya, saia ucapkan thankiiizz muuucchh ... Kisseeddd ...

  • My Arrogant Lawyer   S2~Bahagia

    Sinar berdecak kecil dengan wajah memberengut, ketika membelitkan dasi di leher Pras. Sebentar lagi suaminya itu akan berangkat ke kantor. Namun, sisa-sisa perdebatan keluarga semalam, masih saja menggantung di sanubari. “Sudahlah, Nar. Gak usah dipikirkan.” Setelah bertahun-tahun mereka menikah, tidak perubahan yang signifikan pada diri Pras. Ia masih saja memanggil Sinar dengan namanya saja jika sedang berdua, dan akan memanggil sayang, jika tengah ada maunya. “Gimana gak dipikirin,” decaknya sekali lagi. “Aku dulu, umur segitu udah mau punya anak dua, eh, udah punya anak dua apa belum ya?” tanya Sinar pada diri sendiri, sembari mengingat kembali dan menghitung-hitung usianya, ketika melahirkan anak kedua. “Itu karena jodohmu cepat, makanya umur segitu sudah punya anak dua,” papar Pras lalu menepuk kepala Sinar satu kali. “Harusnya Qai yang kamu buru buat nikah dan bawa calonnya ke sini, bukan adeknya.” Sinar menurunkan kerah baju sang suami, setela

  • My Arrogant Lawyer   Sang Pengacara

    Pump heel setinggi tujuh senti itu, memasuki lobi hotel dengan tergesa. Tatapannya tajam, tidak lepas memandang punggung dua orang berbeda kelamin, yang kini berlalu menuju lift. Berhenti di depan meja resepsionis sembari mengeluarkan ponsel dari saku blazernya. Membuka benda canggih itu dengan terburu, lalu menyodorkannya pada wanita yang berdiri cantik di balik meja.“Orang ini, check in di kamar dan lantai berapa?” tanyanya tanpa berbasa basi, tapi, kali ini sudah terkesan santai.Sang resepsionis dengan name tag bertuliskan Sunny itu, melihat sekilas pada ponsel yang disodorkan kepadanya. “Maaf Ibu, kami tidak bisa memberikan—”“Oke!” putusnya yang paham dengan hal tersebut. Menarik kembali ponselnya lalu menelepon seseorang. “Aku lagi Palace High, ada kasus dan resepsionismu gak bisa diajak kerja sama. Kirim manajermu ke sini, aku tunggu sepuluh menit.”Wanita itu langsung mengakhiri pembicaraan d

  • My Arrogant Lawyer   Tersengal

    Menunggu sekitar sepuluh menit di depan kamar yang bertuliskan angka 1069, barulah jemari lentik itu mengetuk pintunya. “Room service!” ujarnya dengan telunjuk tangan kiri menutup peep hole yang berada di depannya. Cukup lama ia menunggu, hingga melihat handle pintu akhirnya bergerak ke bawah. “Selamat sore, Pak Endy Hasan,” sapanya dengan teramat sopan dan formal. Seperti ketika mereka berjumpa di pengadilan ketika sidang di gelar. Tidak ada senyum, hanya wajah datar tanpa ekpresi, yang ditujukan pada pria yang membuka pintu hanya sebesar tubuhnya saja. Endy menghela kasar karena kesenangannya telah tersela. Endy pun yakin, kalau wanita di depannya kini sengaja menutup peep hole yang terpasang di pintu. Agar, ia tidak bisa melihat siapa pun yang berada di baliknya. “Ah, ada Ibu Sur—” “MAI!” putusnya dengan cepat untuk meralat ucapan Endy. Ia teramat kesal jika ada yang memanggilnya dengan sebutan ‘Ibu Suri’. Hal itu terkait dengan arti dari kata ters

Bab terbaru

  • My Arrogant Lawyer   TamaT

    Hola Mba beb ...My Arrogant Lawyer beneran tamat, kok. :D :D :DMeskipun saia juga gak rela, tapi, udah waktunya mup~on. Jadi cukup sekian dan terima kasih banyak sudah nemeni Pras sama Sinar sampai beranak pinak di GoodNovel.Sediih ... karena buat saia pribadi, Pras sama Sinar emang tokoh yang paling EUGH!, sampai saia bawa karakter mereka ke GN dengan cerita yang berbeda.Udahan curcolnya, eheheh ... Dan seperti janji saia waktu itu, ada hadiah tambahan untuk top fans setelah MAL tamat yakk. Datanya saia ambil per tanggal 20 Jan 2022 tepat pukul 20.00 WIB 1. Shifa Chibii : 500 koin GN + pulsa 200rb2. Fidyani - : 500 koin GN + pulsa 200rb3. Rafa Damanhuri : 300 koin GN + pulsa 150rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan kirim screenshood ID lewat DM Igeh @kanietha_Kok top fans 1 dan 2 sama dapatnya? Karena total gem yang diberikan ke MAL jumlahnya sama, jadi biar fair, yakk. Saia tunggu konfirmasi sampai hari minggu ya, jadi senin bisa

  • My Arrogant Lawyer   Benar-benar dicintai

    Pagi yang sibuk. Seperti itulah gambaran hari libur yang selalu dihadapi oleh Mai selama lima tahun belakangan ini. Setelah bangun di pagi hari, ia akan selalu menuju dapur terlebih dahulu untuk membuat camilan juga sarapan, untuk dua orang penghuni yang masih tertidur dengan begitu lelap. Di hari libur seperti ini, putri Mai pasti akan mengungsi ke kamarnya dan mereka akan selalu berakhir dengan tidur bertiga. Meskipun ingin protes karena jatah malamnya akan berkurang, tapi Raj tidak bisa menolak jika putri kecil mereka sudah merengek untuk minta tidur bersama. Tidak hanya itu, Raj merupakan seorang ayah yang sangat memanjakan putri semata wayang mereka itu. Apapun yang gadis kecilnya itu minta, Raj pasti akan menurutinya tanpa kata tapi. “Mamiii …” Langkah kecil yang tergesa itu berlari memasuki dapur dengan ma

  • My Arrogant Lawyer   Kebanyakan Halu

    Dengan iming-iming bahwa Rajlah yang nantinya akan mengurus bayi mereka saat malam menjelang, ketika telah lahir. Akhirnya, Mai setuju untuk bertahan dan melahirkan secara normal. Meskipun, banyak drama yang diciptakan dan entah sudah berapa luka serta cubitan yang telah diterima, Raj hanya pasrah saja. Karena ada masanya nanti, ia akan membalas semua ‘dendam’ saat ini pada Mai. Tunggu saja saat masa nifas istrinya itu selesai, maka Raj benar-benar akan membalasnya. Sampai pada akhirnya, Raj benar-benar terhenyak ketika kuku-kuku nan lentik dan terawat itu kembali menusuk pada luka yang sama. Hanya saja, kali ini tancapan kelima jemari itu lebih bertenaga dari yang sudah-sudah. Ditambah, jeritan sang istri yang sangat panjang itu, ternyata mengakhiri semua perjuangan seorang Mai. Seorang bayi perempuan nan cantik, akhirnya lahir ke dunia dengan penuh perjuangan. Mendengar tangis pertama yang begitu kencang dari bayi mungil mereka, membuat Raj seketika menitikkan air

  • My Arrogant Lawyer   Pendengar Setia

    Begitu keluar dari mobil yang berhenti di depan lobi pintu rumah sakit, Sinar langsung menelepon Raj untuk bertanya mengenai kamar yang Mai tempati saat ini. Namun, satu hal yang membuat Sinar akhirnya menggelengkan kepala, karena putri dan menantunya itu masih berada di sebuah restoran Padang. Mai masih belum mau beranjak dari sana, karena beralasan perutnya masih terlalu penuh, sehingga enggan untuk melangkah. Pada akhirnya, Sinar dan Pras hanya bisa menjenguk Sila untuk sementara sembari menunggu Mai sampai ke rumah sakit. Sebenarnya, Sinar hendak mengomeli Qai karena tidak memberinya kabar sama sekali mengenai kondisi Sila. Putranya itu juga tidak mengangkat, ketika Sinar meneleponnya. Hingga rasa penasaran bercampur kesal, kini hendak ia luapkan pada putranya itu, sampai Sinar merasa puas. Namun, setelah Sinar dan Pras masuk ke dalam ruangan yang ditempati Sila saat ini, semua rasa kesal itu akhirnya hilang. Melihat Sila yang benar-benar terbarin

  • My Arrogant Lawyer   Kapan Lagi

    Pikiran Sinar dan Pras kali ini benar-benar terpecah. Sungguh merasa tidak nyaman dengan Bira dan sang istri. Setelah pagi tadi Qai tidak bisa menghadiri pernikahan, karena harus menjaga Sila yang mendadak pingsan dan langsung dibawa ke rumah sakit. Kini, Raj menelepon untuk mengabarkan hal yang sama. Tidak bisa menghadiri akad nikah yang akan berlangsung, karena kondisi Mai yang mulai kontraksi dan harus berangkat ke rumah sakit. “Gimana?” tanya Pras setelah Sinar kembali menelepon Raj. “Ini lagi mau jalan ke rumah sakit.” Sinar meraih tangan Pras dan meremasnya dengan kuat. Menyalurkan kecemasan yang kini tengah menggelayut di hatinya. Melahirkan seorang anak ke dunia tidak akan pernah mudah. Untuk itulah, rasa cemas di hati Sinar kini semakin menjadi-jadi. “Sudah ngomong sama Bira?” Pras mengangguk. “Sudah, setelah akad nikah selesai. Kita langsung ke rumah sakit.” “Aku gak enak sama Bira kalau begini,” keluh Sinar. “Terus maumu itu bagaima

  • My Arrogant Lawyer   Alasan Terbaik

    Sejak kejadian hari itu, Raj sangat berhati-hati dalam mengeluarkan ucapannya. Semua Raj lakukan demi calon putrinya, demi Mai dan tentu saja demi keluarga kecilnya. Mengingat wajah Pras ketika mengancamnya kala itu, hati Raj juga sempat waswas dengan nasibnya jika Mai sampai tidak ingin berbaikan dengannya. Bukan karir yang Raj permasalahkan, tapi, nasib rumah tangga yang sudah pasti akan tercerai berai. Apalagi, jika nantinya ia tidak bisa bertemu dengan istri dan anaknya ketika telah terlahir ke dunia. Hanya satu hal itu yang Raj cemaskan, ketika sang mertua sempat memberi ancaman sedemikian rupa. Namun, nasib akhirnya berpihak pada Raj. Sang istri ternyata tidak sesulit itu ketika dibujuk. Bahkan, jika dipikir lagi, Mai itu cenderung penurut meskipun harus banyak drama yang tercipta sebelumnya. Asal kemauannya dituruti, maka dunia akan aman sejahtera. Hanya itu kuncinya jika ingin berhasil saat bernegosiasi dan berhadapan dengan Mai. Masalah hati, R

  • My Arrogant Lawyer   Cuti

    Begitu mendengar penjelasan dokter, mengenai kondisi Mai dan kandungannya baik-baik saja, ketiga orang yang saat ini berada di kamar VVIP itu langsung bernapas lega.“Meskipun baik-baik saja, tapi tingkat stresnya tetap harus dijaga,” lanjut dokter menjelaskan kondisi psikis Mai yang memang harus tetap diperhatikan karena tengah hamil besar. “Karena dampaknya, tidak akan baik bagi kondisi janin.”Manik Sinar dan Pras kompak menatap Raj dengan sebuah tanda tanya besar. Tampaknya, rumah tangga putrinya dengan Raj, sedang tidak baik-baik saja. Kalau Mai tidak stres, tidak mungkin putri mereka itu akan terdampar di rumah sakit seperti sekarang.“Baik, Dok, terima kasih,” ucap Sinar dan sang dokter itu berlalu dari ruang rawat inap tersebut. Menyisakan keempat orang yang kini saling pandang dalam diam.“Stres?” Pras menghampiri sang putri lalu duduk di tepi tempat tidurnya. “Kalian berdua bertengkar?”

  • My Arrogant Lawyer   Terima Akibatnya

    Raj memang sengaja pulang terlambat. Bahkan, Raj pulang ke rumah saat langit sudah berubah kelam. Hatinya masih merasa kesal karena kejadian siang tadi. Ia bahkan sampai melupakan, kalau sudah membayar kamar hotel yang akan ditempati malam ini bersama sang istri.Ketika roda empatnya sudah berhenti di depan pagar, Raj mengernyit memandang rumahnya yang gelap gulita. Tidak mungkin kalau Mai belum pulang sampai semalam ini. Atau, Raj telah melewatkan sesuatu?Mengeluarkan ponselnya dari saku jas, Raj meneliti satu pesatu telepon masuk beserta chat yang ia terima dari siang sampai detik ini. Namun, tidak ada nama istrinya di dalam sana.Atau, jangan-jangan telah terjadi sesuatu dengan Mai di dalam sana?Bulu kuduk Raj merinding seketika membayangkannya. Ia buru-buru keluar, membuka pagar dan masuk ke dalam rumah dengan tergesa. Menyalakan seluruh penerangan yang ada dan mencari sang istri di setiap sudut rumah.“Mi …”Setelah

  • My Arrogant Lawyer   Rawat Inap

    “Ke rumah sakit, Pak,” titah Mai setelah Ibam masuk ke dalam mobil dan sudah berada di belakang kemudi.“Ke rumah sakit?” tanya Ibam membalik badan seraya memasang sabuk pengaman. “Rumah sakit mana, Bu? Tadi kata pak Raj, saya disur—”“Ke rumah sakit ibu dan anak,” putus Mai lalu menyebutkan nama rumah sakit yang biasa ia kunjungi setiap bulannya untuk kontrol kandungan. “Nanti sampai sana, Pak Ibam bisa pulang aja.”“Loh, Bu? Kena—”“Jangan bilang sama pak Raj, kalau saya di rumah sakit.” Mai kembali memotong ucapan Ibam. “Udalah Pak, jalan aja. Saya capek banget mau ngomong.”“I-iya, Bu.” Ibam mana berani membantah. Ia langsung melajukan mobilnya ke tempat yang sudah disebut oleh sang majikan. Meskipun banyak tanya yang ada di kepala, tapi Ibam tidak berani bertanya ketika mood Mai terlihat buruk seperti sekarang.Selama

DMCA.com Protection Status