Share

Tersengal

Penulis: Kanietha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Menunggu sekitar sepuluh menit di depan kamar yang bertuliskan angka 1069, barulah jemari lentik itu mengetuk pintunya.

“Room service!” ujarnya dengan telunjuk tangan kiri menutup peep hole yang berada di depannya. Cukup lama ia menunggu, hingga melihat handle pintu akhirnya bergerak ke bawah.

“Selamat sore, Pak Endy Hasan,” sapanya dengan teramat sopan dan formal. Seperti ketika mereka berjumpa di pengadilan ketika sidang di gelar. Tidak ada senyum, hanya wajah datar tanpa ekpresi, yang ditujukan pada pria yang membuka pintu hanya sebesar tubuhnya saja.

Endy menghela kasar karena kesenangannya telah tersela. Endy pun yakin, kalau wanita di depannya kini sengaja menutup peep hole yang terpasang di pintu. Agar, ia tidak bisa melihat siapa pun yang berada di baliknya. “Ah, ada Ibu Sur—”

“MAI!” putusnya dengan cepat untuk meralat ucapan Endy. Ia teramat kesal jika ada yang memanggilnya dengan sebutan ‘Ibu Suri’. Hal itu terkait dengan arti dari kata ters

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nita Yulianti
ada penerus Pras. tapi cerita nya pendek banget.
goodnovel comment avatar
Rna Waty
up up up
goodnovel comment avatar
Rna Waty
next next next next pendek amat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Arrogant Lawyer   Kasta

    Mai memasuki lift masih dengan langkah yang terhuyung, sembari menenteng kedua pump heelnya di tangan kiri. Setelah menekan tombol yang langsung mengarah ke basement, punggung Mai langsung merosot lega. Terduduk dan kembali menikmati gumpalan udara bebas, yang akhirnya bisa ia hirup dengan tenang.Aksinya kali ini benar-benar nekat. Padahal, Mai hanya tidak sengaja melihat Endy keluar dari sebuah pusat perbelanjaan. Namun, saat ia melihat Endy menggandeng seorang wanita, di situlah Mai mulai bertindak dengan mengambil beberapa foto dan mengikuti sendiri pria tersebut hingga ke hotel.Tidak pernah menyangka, kalau nyawanya hampir saja menjadi taruhan. Namun, dengan semua bukti yang ia dapat kali ini, Mai tentunya bisa membawanya ke pengadilan dan memenangkan satu kasus lagi.“Mbak Mai?” tegur seorang pria yang saat ini berdiri di luar lift yang pintunya ternyata sudah terbuka.Mai pun mengangkat wajah kuyunya. Menatap seorang pria yang selalu s

  • My Arrogant Lawyer   Good Job, Baby Girl

    Baru saja Mai melangkahkan kakinya masuk ke ruang keluarga, satu tangan besar sudah langsung menyambut dan merangkulnya dengan gemas. Tidak perlu menoleh, dari baunya saja, Mai sudah tahu siapa yang saat ini berada di sebelahnya.Mai pun seketika berdecak. Menyingkirkan tangan besar itu, lalu mundur satu langkah. “Gendong ke kamar, aku capek!”“Ingat umur Mai! Kamu tuh bukan anak kecil lagi. Masih aja minta gendong,” dumel Qai, tapi tetap saja ia berjongkok di depan sang adik yang memang terlihat tampak lelah. “Mending, berhenti aja jadi pengacara. Di rumah aja kayak enda ngawasi saham perusahaan dari jauh.”Mai mencebik dengan tajam di belakang sang kakak. Tanpa segan, ia langsung menjatuhkan tubuhnya dipunggung Qai dan mengalungkan tangannya dengan erat pada leher pria itu. Memilih diam dan tidak ingin menanggapi ucapan Qai yang menurutnya tidak penting itu.Baru lima langkah Qai membawa tubuh Mai di punggungnya, Sina

  • My Arrogant Lawyer   Mengakhiri Perdebatan

    Sinar menatap kesal pada Pras yang baru saja masuk ke dalam kamar. Setelah makan malam, suminya itu sibuk berada di ruang kerjanya bersama Mai. Sedangkan Qai, sudah pasti berada di depan teve tengah bermain game, dengan mengajak salah satu pelayan pria yang ada di rumah. Sebelum bergelung satu selimut dengan sang istri, Pras beranjak ke kamar mandi terlebih dahulu. Setelah itu, Pras mengganti baju dengan piyama tidurnya. Sinar menyingkap selimut dan menepuk sisi kosong yang berada di sebelahnya, ketika melihat Pras baru keluar dari walk in closet. “Jangan tidur dulu, aku mau ngomong, penting!” seru Sinar yang duduk bersandar pada headboard. “Hm, mau ngomong apa?” tanya Pras setelah duduk di samping Sinar dan membalut kakinya dengan selimut yang sama. “Suruh Mai berhenti jadi pengacara,” titah Sinar menatap tajam pada Pras. “Terus, kamu itu gak bisa manjain Mai terus-terusan seperti itu, Mas. Qai kamu biar-biarin, lah Mai, apa-apa diurusin.”

  • My Arrogant Lawyer   Jalan Tengah

    Mai melukis senyum tipis sembari menutup pintu kamarnya. Saat ini, Mai tengah membaca sebuah chat dari pengacara lawan yang menangani kasus perceraian Endy Hasan. Sang pengacara mengatakan, bahwa dirinya akan mundur dari kasus karena perbuatan kliennya pada Mai kemarin sore. Ya, Pras sendirilah yang menelepon Lubis kemarin malam. Menceritakan perihal kejadian yang dialami putrinya di Palace Hotel. Jika Lubis masih terus saja membela kliennya, Pras bisa pastikan kalau wartawannya di Metro Ibukota, akan terus memberitakan sang pengacara dengan mengulik hal kelam yang pernah dilakukannya terus menerus. Mai mempercepat langkahnya ketika melihat Pras dan Sinar sudah duduk berdampingan mengitari meja makan, tapi dengan sisi yang berbeda. Satu tangannya langsung mengalung pada leher Pras, dan mengecup singkat pipi sang ayah. “Pak Lubis barusan chat, dia mundur dari kasus,” kata Mai lalu menarik kursi di samping Pras dan berhadapan dengan Sinar.

  • My Arrogant Lawyer   Merelakan

    Mai mengerucutkan bibir tipisnya, memandang datar tanpa minat pada pasangan kencan butanya malam ini. Entah bagaimana dengan Qai. Kakaknya itu terlihat santai, dan berpakaian sangat kasual, ketika berangkat dengan arah tujuan yang berbeda dengannya.Sang bunda memang sudah mengatur, agar Mai dan Qai berkencan di tempat yang terpisah jauh. Hal itu untuk mengantisipasi, adanya ‘kerjasama’ diantara keduanya. Bisa saja kan, pasangan kencan yang seharusnya bertemu dengan Mai, malah dipertemukan dengan pasangan Qai. Kalau sudah begitu, retaklah sudah seluruh rencana Sinar.Malam ini, teman kencan yang dipilihkan untuk Mai sebenarnya lumayan tampan. Hanya saja, tidak ada chemistry serta percikan api yang menggelora di hati. Tidak seperti saat dirinya melihat Byakta, meskipun dari jarak jauh sekali pun. Mereka memang baru saja duduk sekitar sepuluh menit, tapi, Mai sudah mulai merasa bosan dan ingin mengakhiri pertemuannya kali ini.Bicara tentang Byakta, ta

  • My Arrogant Lawyer   To The Point

    Satu hal lagi yang membuat kekesalan Mai lengkap malam ini, yakni sang bunda ternyata meminta supir pribadi Mai untuk meninggalkannya. Alhasil, Mai kembali terperangkap dengan Rajendra selama perjalanan pulang ke rumah.Mai bisa naik taksi sebenarnya, tapi, sebuah chat yang bernada ancaman dari sang bunda, membuat Mai mau tidak mau menuruti perintahnya.“Kamu ada hubungan dengan Byakta?” tanya Rajendra ketika roda empatnya menjauh dari restoran tempat mereka mengadakan blind date. “Mantan pacar ata—”“Gak ada hubungan apa-apa,” putus Mai tidak ingin membicarakan tentang Byakta yang ternyata sudah memiliki kekasih.“Tapi, aku lihatnya gak begitu, kalian seperti—”“Bangunin aku kalau sudah sampai.” Mai kembali menyela ucapan Rajendra sembari menurunkan sandaran joknya. Ia benar-benar sudah tidak berminat dengan semua hal tentang Byakta.Rajendra semakin dibuat penasaran de

  • My Arrogant Lawyer   Tanggal Lamaran

    Pagi harinya, Mai keluar dari kamar dengam menggunakan bathrobe. Melenggang santai keluar rumah, menuju kolam renang yang berada diantara bangunan depan dan belakang. Sudah terlihat Qai yang lebih dulu menenggelamkan tubuhnya di dalam sana, dan Mai pun berdiri sejenak untuk mengamati. "Gimana semalem?" tanya Mai yang melihat Qai sudah berhenti dari kegiatannya, tapi masih betah berendam di kolam. Qai yang baru menyadari keberadaan Mai, akhirnya berenang ke sisi kolam, tempat adiknya itu berada. "Cakep, sih. Pintar juga, kok anaknya," seloroh Qai menjawab pertanyaan sang adik. "Tapi?" sambar Mai yang sudah mengerti dengan watak sang kakak. Wajah Qai yang tidak antusias itu, sudah menandakan kalau kencannya semalam tidak terkesan istimewa. Atau, mungkin cenderung biasa. "Tapi, gak asyik aja anaknya,” decak Qai seraya melipat kedua tangannya di sisi kolam. Mendongak untuk menatap Mai yang masih bersedekap. “Kamu juga sama pasti, kan?” kekeh Qai yan

  • My Arrogant Lawyer   Janur Kuning

    Setelah menjelajah rumah belakang dan berteriak memanggil-manggil sang ayah, tapi tidak kunjung mendapat balasan. Mai pun keluar dan kembali ke kolam renang. Kini sang bunda terlihat tengah berbicara serius dengan Qai.“Ayah di mana, Nda?” tanya Mai dengan terburu. Ia harus membicarakan semua ini dengan sang ayah. Mengatakan kalau Mai benar-benar tidak tertarik dengan Rajendra dan tidak ingin menikah dengan pria itu.“Di ruang kerja,” decak Sinar yang benar-benar gemas dengan sikap putrinya itu. Semua sikap tidak acuh Mai benar-benar menurun dari Pras. Padahal kalau mengingat kebelakang, Mai adalah anak yang tidak diharapkan oleh Pras. Namun sekarang, kedua orang itu selalu saja menempel dan kerap terlihat bersama untuk membahas semua hal.Detik selanjutnya, Mai langsung berlari ke rumah depan. Masih sambil menjerit dengan memanggil-manggil sang ayah.Mai tidak lupa untuk mengetuk pintu ruang kerja sang ayah terlebih dahulu. Meskip

Bab terbaru

  • My Arrogant Lawyer   TamaT

    Hola Mba beb ...My Arrogant Lawyer beneran tamat, kok. :D :D :DMeskipun saia juga gak rela, tapi, udah waktunya mup~on. Jadi cukup sekian dan terima kasih banyak sudah nemeni Pras sama Sinar sampai beranak pinak di GoodNovel.Sediih ... karena buat saia pribadi, Pras sama Sinar emang tokoh yang paling EUGH!, sampai saia bawa karakter mereka ke GN dengan cerita yang berbeda.Udahan curcolnya, eheheh ... Dan seperti janji saia waktu itu, ada hadiah tambahan untuk top fans setelah MAL tamat yakk. Datanya saia ambil per tanggal 20 Jan 2022 tepat pukul 20.00 WIB 1. Shifa Chibii : 500 koin GN + pulsa 200rb2. Fidyani - : 500 koin GN + pulsa 200rb3. Rafa Damanhuri : 300 koin GN + pulsa 150rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan kirim screenshood ID lewat DM Igeh @kanietha_Kok top fans 1 dan 2 sama dapatnya? Karena total gem yang diberikan ke MAL jumlahnya sama, jadi biar fair, yakk. Saia tunggu konfirmasi sampai hari minggu ya, jadi senin bisa

  • My Arrogant Lawyer   Benar-benar dicintai

    Pagi yang sibuk. Seperti itulah gambaran hari libur yang selalu dihadapi oleh Mai selama lima tahun belakangan ini. Setelah bangun di pagi hari, ia akan selalu menuju dapur terlebih dahulu untuk membuat camilan juga sarapan, untuk dua orang penghuni yang masih tertidur dengan begitu lelap. Di hari libur seperti ini, putri Mai pasti akan mengungsi ke kamarnya dan mereka akan selalu berakhir dengan tidur bertiga. Meskipun ingin protes karena jatah malamnya akan berkurang, tapi Raj tidak bisa menolak jika putri kecil mereka sudah merengek untuk minta tidur bersama. Tidak hanya itu, Raj merupakan seorang ayah yang sangat memanjakan putri semata wayang mereka itu. Apapun yang gadis kecilnya itu minta, Raj pasti akan menurutinya tanpa kata tapi. “Mamiii …” Langkah kecil yang tergesa itu berlari memasuki dapur dengan ma

  • My Arrogant Lawyer   Kebanyakan Halu

    Dengan iming-iming bahwa Rajlah yang nantinya akan mengurus bayi mereka saat malam menjelang, ketika telah lahir. Akhirnya, Mai setuju untuk bertahan dan melahirkan secara normal. Meskipun, banyak drama yang diciptakan dan entah sudah berapa luka serta cubitan yang telah diterima, Raj hanya pasrah saja. Karena ada masanya nanti, ia akan membalas semua ‘dendam’ saat ini pada Mai. Tunggu saja saat masa nifas istrinya itu selesai, maka Raj benar-benar akan membalasnya. Sampai pada akhirnya, Raj benar-benar terhenyak ketika kuku-kuku nan lentik dan terawat itu kembali menusuk pada luka yang sama. Hanya saja, kali ini tancapan kelima jemari itu lebih bertenaga dari yang sudah-sudah. Ditambah, jeritan sang istri yang sangat panjang itu, ternyata mengakhiri semua perjuangan seorang Mai. Seorang bayi perempuan nan cantik, akhirnya lahir ke dunia dengan penuh perjuangan. Mendengar tangis pertama yang begitu kencang dari bayi mungil mereka, membuat Raj seketika menitikkan air

  • My Arrogant Lawyer   Pendengar Setia

    Begitu keluar dari mobil yang berhenti di depan lobi pintu rumah sakit, Sinar langsung menelepon Raj untuk bertanya mengenai kamar yang Mai tempati saat ini. Namun, satu hal yang membuat Sinar akhirnya menggelengkan kepala, karena putri dan menantunya itu masih berada di sebuah restoran Padang. Mai masih belum mau beranjak dari sana, karena beralasan perutnya masih terlalu penuh, sehingga enggan untuk melangkah. Pada akhirnya, Sinar dan Pras hanya bisa menjenguk Sila untuk sementara sembari menunggu Mai sampai ke rumah sakit. Sebenarnya, Sinar hendak mengomeli Qai karena tidak memberinya kabar sama sekali mengenai kondisi Sila. Putranya itu juga tidak mengangkat, ketika Sinar meneleponnya. Hingga rasa penasaran bercampur kesal, kini hendak ia luapkan pada putranya itu, sampai Sinar merasa puas. Namun, setelah Sinar dan Pras masuk ke dalam ruangan yang ditempati Sila saat ini, semua rasa kesal itu akhirnya hilang. Melihat Sila yang benar-benar terbarin

  • My Arrogant Lawyer   Kapan Lagi

    Pikiran Sinar dan Pras kali ini benar-benar terpecah. Sungguh merasa tidak nyaman dengan Bira dan sang istri. Setelah pagi tadi Qai tidak bisa menghadiri pernikahan, karena harus menjaga Sila yang mendadak pingsan dan langsung dibawa ke rumah sakit. Kini, Raj menelepon untuk mengabarkan hal yang sama. Tidak bisa menghadiri akad nikah yang akan berlangsung, karena kondisi Mai yang mulai kontraksi dan harus berangkat ke rumah sakit. “Gimana?” tanya Pras setelah Sinar kembali menelepon Raj. “Ini lagi mau jalan ke rumah sakit.” Sinar meraih tangan Pras dan meremasnya dengan kuat. Menyalurkan kecemasan yang kini tengah menggelayut di hatinya. Melahirkan seorang anak ke dunia tidak akan pernah mudah. Untuk itulah, rasa cemas di hati Sinar kini semakin menjadi-jadi. “Sudah ngomong sama Bira?” Pras mengangguk. “Sudah, setelah akad nikah selesai. Kita langsung ke rumah sakit.” “Aku gak enak sama Bira kalau begini,” keluh Sinar. “Terus maumu itu bagaima

  • My Arrogant Lawyer   Alasan Terbaik

    Sejak kejadian hari itu, Raj sangat berhati-hati dalam mengeluarkan ucapannya. Semua Raj lakukan demi calon putrinya, demi Mai dan tentu saja demi keluarga kecilnya. Mengingat wajah Pras ketika mengancamnya kala itu, hati Raj juga sempat waswas dengan nasibnya jika Mai sampai tidak ingin berbaikan dengannya. Bukan karir yang Raj permasalahkan, tapi, nasib rumah tangga yang sudah pasti akan tercerai berai. Apalagi, jika nantinya ia tidak bisa bertemu dengan istri dan anaknya ketika telah terlahir ke dunia. Hanya satu hal itu yang Raj cemaskan, ketika sang mertua sempat memberi ancaman sedemikian rupa. Namun, nasib akhirnya berpihak pada Raj. Sang istri ternyata tidak sesulit itu ketika dibujuk. Bahkan, jika dipikir lagi, Mai itu cenderung penurut meskipun harus banyak drama yang tercipta sebelumnya. Asal kemauannya dituruti, maka dunia akan aman sejahtera. Hanya itu kuncinya jika ingin berhasil saat bernegosiasi dan berhadapan dengan Mai. Masalah hati, R

  • My Arrogant Lawyer   Cuti

    Begitu mendengar penjelasan dokter, mengenai kondisi Mai dan kandungannya baik-baik saja, ketiga orang yang saat ini berada di kamar VVIP itu langsung bernapas lega.“Meskipun baik-baik saja, tapi tingkat stresnya tetap harus dijaga,” lanjut dokter menjelaskan kondisi psikis Mai yang memang harus tetap diperhatikan karena tengah hamil besar. “Karena dampaknya, tidak akan baik bagi kondisi janin.”Manik Sinar dan Pras kompak menatap Raj dengan sebuah tanda tanya besar. Tampaknya, rumah tangga putrinya dengan Raj, sedang tidak baik-baik saja. Kalau Mai tidak stres, tidak mungkin putri mereka itu akan terdampar di rumah sakit seperti sekarang.“Baik, Dok, terima kasih,” ucap Sinar dan sang dokter itu berlalu dari ruang rawat inap tersebut. Menyisakan keempat orang yang kini saling pandang dalam diam.“Stres?” Pras menghampiri sang putri lalu duduk di tepi tempat tidurnya. “Kalian berdua bertengkar?”

  • My Arrogant Lawyer   Terima Akibatnya

    Raj memang sengaja pulang terlambat. Bahkan, Raj pulang ke rumah saat langit sudah berubah kelam. Hatinya masih merasa kesal karena kejadian siang tadi. Ia bahkan sampai melupakan, kalau sudah membayar kamar hotel yang akan ditempati malam ini bersama sang istri.Ketika roda empatnya sudah berhenti di depan pagar, Raj mengernyit memandang rumahnya yang gelap gulita. Tidak mungkin kalau Mai belum pulang sampai semalam ini. Atau, Raj telah melewatkan sesuatu?Mengeluarkan ponselnya dari saku jas, Raj meneliti satu pesatu telepon masuk beserta chat yang ia terima dari siang sampai detik ini. Namun, tidak ada nama istrinya di dalam sana.Atau, jangan-jangan telah terjadi sesuatu dengan Mai di dalam sana?Bulu kuduk Raj merinding seketika membayangkannya. Ia buru-buru keluar, membuka pagar dan masuk ke dalam rumah dengan tergesa. Menyalakan seluruh penerangan yang ada dan mencari sang istri di setiap sudut rumah.“Mi …”Setelah

  • My Arrogant Lawyer   Rawat Inap

    “Ke rumah sakit, Pak,” titah Mai setelah Ibam masuk ke dalam mobil dan sudah berada di belakang kemudi.“Ke rumah sakit?” tanya Ibam membalik badan seraya memasang sabuk pengaman. “Rumah sakit mana, Bu? Tadi kata pak Raj, saya disur—”“Ke rumah sakit ibu dan anak,” putus Mai lalu menyebutkan nama rumah sakit yang biasa ia kunjungi setiap bulannya untuk kontrol kandungan. “Nanti sampai sana, Pak Ibam bisa pulang aja.”“Loh, Bu? Kena—”“Jangan bilang sama pak Raj, kalau saya di rumah sakit.” Mai kembali memotong ucapan Ibam. “Udalah Pak, jalan aja. Saya capek banget mau ngomong.”“I-iya, Bu.” Ibam mana berani membantah. Ia langsung melajukan mobilnya ke tempat yang sudah disebut oleh sang majikan. Meskipun banyak tanya yang ada di kepala, tapi Ibam tidak berani bertanya ketika mood Mai terlihat buruk seperti sekarang.Selama

DMCA.com Protection Status