Share

Aku Juga

Penulis: Kanietha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sinar terjaga, dan merasa geli ketika merasakan bibir Pras mengecup lehernya berkali-kali. Terkekeh kecil karena sang suami terus saja menjalankan bibirnya tanpa henti.

“Mas ihh! Geli,” kata Sinar di sela kekehannya. Mendorong tubuh Pras lalu menyalakan lampu tidur yang berada di atas nakas. “Jam berapa, sih, ini?” tanya Sinar kemudian, sembari mencari remote penerangan di kamar mereka.

“Setengah dua belas,” jawab Pras sudah menumpu kepalanya dengan satu tangan.

“Tumben kamu bangun?” Sinar melirik pada baby monitor di sebelah lampu tidur. “Qai bangun?”

Pras menggeleng dengan satu tangan menyentuh bibir tipis milik sang istri.

“Ih! Kamu lagi pengen, ya, malem-malem bangunin aku?” dengkus Sinar juga memiringkan tubuhnya menatap Pras.

“Iya, aku pengen nasi goreng.”

Senyum yang tadinya mengembang di wajah Sinar, spontan meredup. Pras membangunkannya hampir tengah malam, hanya untuk mengatakan kalau pria itu ingin makan nasi goreng.

Kanietha

Numpang tanya dund, mohon berkenan untuk menjawab yaa. KALAU, MAL dibuat season 2, kira-kira, cerita apa, siapa, dan bagaimana, yang Mba beb sekalian inginkan? KALAU, gak setuju season 2 juga gak papa, ini sebagai bahan pertimbangan dan diskusi dengan editor. Jawaban terbanyak nanti, juga akan menentukan bagaimana cerita ini akan berakhir. Thankiz much atas perhatiannya ... ditunggu jawabannya, yaa ... kisseeed ...

| 7
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Rema Melani
cerita Bira aja thor,..
goodnovel comment avatar
Yanti Gunawan
lanjutin dengan kisah bira & bintang aja kak tp tetep sinar & pras d ikut sertakan ya kak tp jgn ada konflik d rumah tangga sinar & pras, peran pras & sinar cukup jadi pemanis cerita MAL aja
goodnovel comment avatar
Tina Anggraeni
sampe sini aja kan udah hapyyyyyyy kasian kalau di kasih konflik lagi cerita baru aja yaaaaa...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • My Arrogant Lawyer   Kembali Pulang

    Sinar tidak dapat menyembunyikan senyumnya, ketika dokter Novi mengatakan jenis kelamin bayi yang tengah dikandungnya saat ini.Pras pun ikut menghela lega, karena keinginan sang istri untuk memiliki anak perempuan akhirnya terkabul juga. Setelah ini, akhirnya Pras bisa bernapas bebas. Meski harus lebih bersabar, ketika perhatian Sinar sementara waktu akan terkuras pada anak mereka."Sudah lega sekarang, kan?" Pras menggeleng, ketika melihat Sinar terus saja memandangi hasil USG, meskipun keduanya sudah memasuki mobil.Sinar mengangguk-angguk dengan senyum lebarnya. "Kamarnya entar gimana? Jadi satu dulu sama Qai?"Saat menyambut anak kedua, Pras memang terlihat tidakseantusias seperti kehamilan Sinar yang pertama. Semua terlihat biasa-biasa saja. Pras juga tidak pernah meributkan masalah mengenai kamar, baju, atau apapun mengenai anak keduanya."Dipikirin nanti, kan sementara masih tidur di box, satu kamar sama kita."Sinar langsung m

  • My Arrogant Lawyer   Menjadi Lunak

    Setelah memindahkan Qaishar di kamar sebelah, Pras kembali ke kamar. Bergelung satu selimut dengan sang istri, dan memeluknya dari belakang. Tangan Pras singgah untuk mengusap perut yang membola itu, dengan gerakan naik turun. “Mas, kalau Bira balik sini, kamu gak ke Singapur, kan? Gak bakal bolak balik ke sana lagi, kan?”” Sejujurnya, Sinar merasa khawatir jika Pras tiba-tiba harus berangkat ke Negeri Singa, jika Bira kembali ke Jakarta. Ada perasaan was-was, jika Pras akan bertemu dengan Gina dan sebagai seorang istri, Sinar pastinya akan berpikiran yang bukan-bukan. Kalau saja Sinar tidak hamil, sudah pasti ia akan ikut jika sang suami berangkat ke Singapura. Namun, karena kondisi seperti sekarang, Sinar harus lebih mementingkan bayi yang dikandungnya saat ini. Meskipun masih terbilang aman, jika terbang di usia kehamilan yang masih semester kedua, tapi Sinar tidak ingin mengambil resiko jika terjadi sesuatu. Sinar sudah pernah merasakan sakitnya k

  • My Arrogant Lawyer   Terlalu Lelah

    Sejak Bira diberi izin untuk kembali lagi ke Jakarta, Pras benar-benar terlihat semakin sibuk. Selain melakukan tanggung jawabnya sebagai Presdir Casteel High, Pras juga harus menekan Abhi, agar bisa diberi wewenang yang pantas untuk memegang perusahaan di Singapura. Untuk itu, tidak jarang Pras pulang hingga jam makan malam sudah sangat terlewat.Pada kenyataannya, memindahkan Abhi ke Singapura ternyata tidak berjalan mulus sesuai rencana. Hal itu mengakibatkan, kepulangan Bira ke Jakarta menjadi semakin larut dari jadwal.Sementara itu, Sinar mau tidak mau harus membiasakan diri, diantara kesibukan Pras yang benar-benar tidak bisa diganggu gugat. Bahkan, Pras melewatkan dua kali pemeriksaan kehamilan Sinar, karena ada urusan pekerjaan yang benar-benar tidak bisa ditinggalkan.Beruntung, masih ada Prabu dan July yang bisa menemani sekaligus menjaga Qaishar, ketika Sinar tengah memeriksakan diri ke dokter kandungan. Karena Aida dan Raja pun, belakangan ini juga

  • My Arrogant Lawyer   Bersiap-siap

    Jelang tengah malam, Qaishar merengek seperti biasa. Balita tersebut bangun, untuk meminta jatah ASInya. Yang sudah tidak terlalu memberatkan adalah, Qaishar hanya bangun paling banyak dua kali dalam satu malam untuk meminta jatahnya. Setelah selesai, Sinar pun bisa langsung kembali melelapkan tubuhnya. Tanpa harus bolak balik bangun seperti dahulu kala. Saat Sinar sudah membuka mata, terlihat Pras sudah tertidur tanpa melepas kemeja putihnya terlebih dahulu. Pria itu juga terlihat, masih memakai celana bahan yang biasa digunakannya untuk bekerja. Pras pasti terlalu lelah, sampai-sampai tidak sempat mengganti pakaiannya sama sekali. Kalau sudah seperti ini, Sinar benar-benar tidak tega dan harus bisa mengerti dengan kesibukan sang suami. Tidak ingin membangunkan suaminya, Sinar langsung mengASIhi Qaishar sembari menepuk-nepuk bokong balita, yang tidak pernah berada di satu tempat jika tengah tertidur. Setelah selesai dan Qaishar akhirnya kembali terlelap, Sin

  • My Arrogant Lawyer   Gelisah

    Gelisah, itulah yang dirasakan Sinar ketika hari sudah menjelang malam. Terlebih, ketika tubuhnya telah berbaring, dan sudah berbalut selimut di atas tempat tidur bersama Qaishar. Padahal, setengah jam yang lalu, Sinar dan Pras sudah berkomunikasi melalui video call. Namun, rasa waswas itu tetap saja bersemayam di hatinya. Masih merasa tidak tenang dan tidak bisa memejamkan mata, Sinar kembali mengambil ponsel lalu menghubungi Pras. Sebuah sambungan video call, dengan pasti Sinar tujukan untuk sang suami di seberang sana. Sinar cukup menunggu lama, hingga Pras mengangkat panggilan darinya. Terdengar kekehan dari sekelompok pria di seberang sana. Pras juga terlihat sedang tidak berada di kamarnya, padahal malam sudah semakin larut. "Di mana?" todong Sinar kembali merasa curiga. Satu tangannya sibuk menepuk-nepuk bokong Qaishar agar putranya itu tetap terlelap. "Apartemen," jawab Pras dengan santai sembari memperbaiki tatanan rambutnya, dengan mel

  • My Arrogant Lawyer   Emosi Pras

    Lusi mengetuk pintu kamar Sinar dengan terburu. Membuat Sinar tersentak dari tidurnya dan langsung beranjak untuk membukakan pintu."Bu, mas Qai jatuh!"Seketika itu juga, degup jantung Sinar seolah berhenti. Perut yang membola itu pun sempat terasa menegang, tapi tidak dipedulikan oleh Sinar. Pikirannya hanya satu, yakni putranya, Qaishar.“Jatuh di mana?” tanya Sinar kemudian melangkah secepat yang ia bisa untuk mengikuti Lusi yang terlihat panik.“Maaf, Bu.” Lusi berkata dengan kalimat yang bergetar. Bisa-bisa, setelah ini Lusi akan dipecat dan kehilangan pekerjaannya. “Tadi ngejar bola waktu main di depan. Naik tangga teras, terus jatuh, dagunya robek.”“Robek?” Sinar semakin panik. Separuh berlari ketika melewati kolam renang yang menghubungankan dua rumah yang terpisah, depan dan belakang.Tepat di depan ruang kerja Raja, Lusi melihat Ato masuk, dengan seragam kerja yang penuh dengan berc

  • My Arrogant Lawyer   Berharap Keajaiban

    Sudah hampir setengah jam Pras berada di rumah. Pria itu bahkan sudah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Namun, istrinya itu tidak kunjung tiba. Qaishar pun tampak sedikit rewel dan tidak ingin meminum ASIP seperti biasanya. Bahkan, Qaishar tidak mau meminum obat yang sudah diresepkan dokter ketika mereka di rumah sakit. Balita itu selalu saja melepehnya dan langsung mengamuk ketika dipaksa. Pras menduga, hal itu karena luka jahitan yang kini membekas di dagunya, karenanya Qaishar jadi bertingkah demikian. Akhirnya, demi mendiamkan sang putra tercinta, Pras membawa Qaishar ke garasi dan membiarkan balita itu bermain sepuasnya di dalam mobil yang diinginkannya. Sementara, Qaishar bermain dengan berbagai tuas yang tersebar di kemudi, Pras mencoba menghubungi Sinar, dan juga Mario secara bergantian. Namun, yang aneh adalah, kedua orang tersebut kompak tidak mengangkat panggilan darinya. Baru saja Pras meletakkan ponselnya pada door pocket, dan h

  • My Arrogant Lawyer   Janji

    Pras menatap sendu pada sosok yang sudah dua hari terbaring lemah, di ranjang rumah sakit. Setelah berjuang diantara hidup dan mati, karena mengalami pendarahan postpartum primer pasca melahirkan, Sinar akhirnya mampu bertahan. Namun, wajah pucat itu, masih betah menutup mata, meskipun dokter mengatakan masa kritisnya telah terlewati. Dengan penuh rasa sesal yang begitu dalam, Pras selalu setia berada di samping Sinar setiap detiknya. Ini kedua kalinya, Pras melakukan hal yang sama, hingga membuat sang istri kembali melahirkan tidak sesuai dengan hari perkiraan lahir. Pras kembali menjadi penyebab Sinar terbaring, dengan kondisi yang lebih menyayat hati. “Makan dulu,” ucap seorang wanita yang menyentuh bahu Pras dan sedikit memberi remasan di sana. “Hm.” Hanya gumaman yang diberikan oleh Pras, tanpa berniat pindah sedikit pun dari tempat duduk yang berada di samping ranjang pasien. Kepala Pras mendongak untuk menatap sudut langit-langit, sembari membu

Bab terbaru

  • My Arrogant Lawyer   TamaT

    Hola Mba beb ...My Arrogant Lawyer beneran tamat, kok. :D :D :DMeskipun saia juga gak rela, tapi, udah waktunya mup~on. Jadi cukup sekian dan terima kasih banyak sudah nemeni Pras sama Sinar sampai beranak pinak di GoodNovel.Sediih ... karena buat saia pribadi, Pras sama Sinar emang tokoh yang paling EUGH!, sampai saia bawa karakter mereka ke GN dengan cerita yang berbeda.Udahan curcolnya, eheheh ... Dan seperti janji saia waktu itu, ada hadiah tambahan untuk top fans setelah MAL tamat yakk. Datanya saia ambil per tanggal 20 Jan 2022 tepat pukul 20.00 WIB 1. Shifa Chibii : 500 koin GN + pulsa 200rb2. Fidyani - : 500 koin GN + pulsa 200rb3. Rafa Damanhuri : 300 koin GN + pulsa 150rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan kirim screenshood ID lewat DM Igeh @kanietha_Kok top fans 1 dan 2 sama dapatnya? Karena total gem yang diberikan ke MAL jumlahnya sama, jadi biar fair, yakk. Saia tunggu konfirmasi sampai hari minggu ya, jadi senin bisa

  • My Arrogant Lawyer   Benar-benar dicintai

    Pagi yang sibuk. Seperti itulah gambaran hari libur yang selalu dihadapi oleh Mai selama lima tahun belakangan ini. Setelah bangun di pagi hari, ia akan selalu menuju dapur terlebih dahulu untuk membuat camilan juga sarapan, untuk dua orang penghuni yang masih tertidur dengan begitu lelap. Di hari libur seperti ini, putri Mai pasti akan mengungsi ke kamarnya dan mereka akan selalu berakhir dengan tidur bertiga. Meskipun ingin protes karena jatah malamnya akan berkurang, tapi Raj tidak bisa menolak jika putri kecil mereka sudah merengek untuk minta tidur bersama. Tidak hanya itu, Raj merupakan seorang ayah yang sangat memanjakan putri semata wayang mereka itu. Apapun yang gadis kecilnya itu minta, Raj pasti akan menurutinya tanpa kata tapi. “Mamiii …” Langkah kecil yang tergesa itu berlari memasuki dapur dengan ma

  • My Arrogant Lawyer   Kebanyakan Halu

    Dengan iming-iming bahwa Rajlah yang nantinya akan mengurus bayi mereka saat malam menjelang, ketika telah lahir. Akhirnya, Mai setuju untuk bertahan dan melahirkan secara normal. Meskipun, banyak drama yang diciptakan dan entah sudah berapa luka serta cubitan yang telah diterima, Raj hanya pasrah saja. Karena ada masanya nanti, ia akan membalas semua ‘dendam’ saat ini pada Mai. Tunggu saja saat masa nifas istrinya itu selesai, maka Raj benar-benar akan membalasnya. Sampai pada akhirnya, Raj benar-benar terhenyak ketika kuku-kuku nan lentik dan terawat itu kembali menusuk pada luka yang sama. Hanya saja, kali ini tancapan kelima jemari itu lebih bertenaga dari yang sudah-sudah. Ditambah, jeritan sang istri yang sangat panjang itu, ternyata mengakhiri semua perjuangan seorang Mai. Seorang bayi perempuan nan cantik, akhirnya lahir ke dunia dengan penuh perjuangan. Mendengar tangis pertama yang begitu kencang dari bayi mungil mereka, membuat Raj seketika menitikkan air

  • My Arrogant Lawyer   Pendengar Setia

    Begitu keluar dari mobil yang berhenti di depan lobi pintu rumah sakit, Sinar langsung menelepon Raj untuk bertanya mengenai kamar yang Mai tempati saat ini. Namun, satu hal yang membuat Sinar akhirnya menggelengkan kepala, karena putri dan menantunya itu masih berada di sebuah restoran Padang. Mai masih belum mau beranjak dari sana, karena beralasan perutnya masih terlalu penuh, sehingga enggan untuk melangkah. Pada akhirnya, Sinar dan Pras hanya bisa menjenguk Sila untuk sementara sembari menunggu Mai sampai ke rumah sakit. Sebenarnya, Sinar hendak mengomeli Qai karena tidak memberinya kabar sama sekali mengenai kondisi Sila. Putranya itu juga tidak mengangkat, ketika Sinar meneleponnya. Hingga rasa penasaran bercampur kesal, kini hendak ia luapkan pada putranya itu, sampai Sinar merasa puas. Namun, setelah Sinar dan Pras masuk ke dalam ruangan yang ditempati Sila saat ini, semua rasa kesal itu akhirnya hilang. Melihat Sila yang benar-benar terbarin

  • My Arrogant Lawyer   Kapan Lagi

    Pikiran Sinar dan Pras kali ini benar-benar terpecah. Sungguh merasa tidak nyaman dengan Bira dan sang istri. Setelah pagi tadi Qai tidak bisa menghadiri pernikahan, karena harus menjaga Sila yang mendadak pingsan dan langsung dibawa ke rumah sakit. Kini, Raj menelepon untuk mengabarkan hal yang sama. Tidak bisa menghadiri akad nikah yang akan berlangsung, karena kondisi Mai yang mulai kontraksi dan harus berangkat ke rumah sakit. “Gimana?” tanya Pras setelah Sinar kembali menelepon Raj. “Ini lagi mau jalan ke rumah sakit.” Sinar meraih tangan Pras dan meremasnya dengan kuat. Menyalurkan kecemasan yang kini tengah menggelayut di hatinya. Melahirkan seorang anak ke dunia tidak akan pernah mudah. Untuk itulah, rasa cemas di hati Sinar kini semakin menjadi-jadi. “Sudah ngomong sama Bira?” Pras mengangguk. “Sudah, setelah akad nikah selesai. Kita langsung ke rumah sakit.” “Aku gak enak sama Bira kalau begini,” keluh Sinar. “Terus maumu itu bagaima

  • My Arrogant Lawyer   Alasan Terbaik

    Sejak kejadian hari itu, Raj sangat berhati-hati dalam mengeluarkan ucapannya. Semua Raj lakukan demi calon putrinya, demi Mai dan tentu saja demi keluarga kecilnya. Mengingat wajah Pras ketika mengancamnya kala itu, hati Raj juga sempat waswas dengan nasibnya jika Mai sampai tidak ingin berbaikan dengannya. Bukan karir yang Raj permasalahkan, tapi, nasib rumah tangga yang sudah pasti akan tercerai berai. Apalagi, jika nantinya ia tidak bisa bertemu dengan istri dan anaknya ketika telah terlahir ke dunia. Hanya satu hal itu yang Raj cemaskan, ketika sang mertua sempat memberi ancaman sedemikian rupa. Namun, nasib akhirnya berpihak pada Raj. Sang istri ternyata tidak sesulit itu ketika dibujuk. Bahkan, jika dipikir lagi, Mai itu cenderung penurut meskipun harus banyak drama yang tercipta sebelumnya. Asal kemauannya dituruti, maka dunia akan aman sejahtera. Hanya itu kuncinya jika ingin berhasil saat bernegosiasi dan berhadapan dengan Mai. Masalah hati, R

  • My Arrogant Lawyer   Cuti

    Begitu mendengar penjelasan dokter, mengenai kondisi Mai dan kandungannya baik-baik saja, ketiga orang yang saat ini berada di kamar VVIP itu langsung bernapas lega.“Meskipun baik-baik saja, tapi tingkat stresnya tetap harus dijaga,” lanjut dokter menjelaskan kondisi psikis Mai yang memang harus tetap diperhatikan karena tengah hamil besar. “Karena dampaknya, tidak akan baik bagi kondisi janin.”Manik Sinar dan Pras kompak menatap Raj dengan sebuah tanda tanya besar. Tampaknya, rumah tangga putrinya dengan Raj, sedang tidak baik-baik saja. Kalau Mai tidak stres, tidak mungkin putri mereka itu akan terdampar di rumah sakit seperti sekarang.“Baik, Dok, terima kasih,” ucap Sinar dan sang dokter itu berlalu dari ruang rawat inap tersebut. Menyisakan keempat orang yang kini saling pandang dalam diam.“Stres?” Pras menghampiri sang putri lalu duduk di tepi tempat tidurnya. “Kalian berdua bertengkar?”

  • My Arrogant Lawyer   Terima Akibatnya

    Raj memang sengaja pulang terlambat. Bahkan, Raj pulang ke rumah saat langit sudah berubah kelam. Hatinya masih merasa kesal karena kejadian siang tadi. Ia bahkan sampai melupakan, kalau sudah membayar kamar hotel yang akan ditempati malam ini bersama sang istri.Ketika roda empatnya sudah berhenti di depan pagar, Raj mengernyit memandang rumahnya yang gelap gulita. Tidak mungkin kalau Mai belum pulang sampai semalam ini. Atau, Raj telah melewatkan sesuatu?Mengeluarkan ponselnya dari saku jas, Raj meneliti satu pesatu telepon masuk beserta chat yang ia terima dari siang sampai detik ini. Namun, tidak ada nama istrinya di dalam sana.Atau, jangan-jangan telah terjadi sesuatu dengan Mai di dalam sana?Bulu kuduk Raj merinding seketika membayangkannya. Ia buru-buru keluar, membuka pagar dan masuk ke dalam rumah dengan tergesa. Menyalakan seluruh penerangan yang ada dan mencari sang istri di setiap sudut rumah.“Mi …”Setelah

  • My Arrogant Lawyer   Rawat Inap

    “Ke rumah sakit, Pak,” titah Mai setelah Ibam masuk ke dalam mobil dan sudah berada di belakang kemudi.“Ke rumah sakit?” tanya Ibam membalik badan seraya memasang sabuk pengaman. “Rumah sakit mana, Bu? Tadi kata pak Raj, saya disur—”“Ke rumah sakit ibu dan anak,” putus Mai lalu menyebutkan nama rumah sakit yang biasa ia kunjungi setiap bulannya untuk kontrol kandungan. “Nanti sampai sana, Pak Ibam bisa pulang aja.”“Loh, Bu? Kena—”“Jangan bilang sama pak Raj, kalau saya di rumah sakit.” Mai kembali memotong ucapan Ibam. “Udalah Pak, jalan aja. Saya capek banget mau ngomong.”“I-iya, Bu.” Ibam mana berani membantah. Ia langsung melajukan mobilnya ke tempat yang sudah disebut oleh sang majikan. Meskipun banyak tanya yang ada di kepala, tapi Ibam tidak berani bertanya ketika mood Mai terlihat buruk seperti sekarang.Selama

DMCA.com Protection Status