Ilham duduk di dermaga setelahnya. Dia begitu memikirkan hubungan antara memiliki Tias dengan memuluskan segala bentuk usaha Galih untuk posisinya di tubuh Mafia itu. Ilham memang bukan dari kepolisian atau yang berwenang. Namun ketika berhubungan dengan sang istri, mau tidak mau dia harus turun tangan. “Hai, kok malah melamun?” Tias menyusulnya, padahal tadi jelas—jelas sudah tertidur. “Hai, maaf, ya? Banyak yang aku pikirkan sehingga tidak maksimal bulan madu kita.” Ilham berbalik badan agar dapat berhadapan dengan sang istri. “Tidak masalah. Maukah kamu jujur, apakah itu ada hubungannya denganku?” Mereka saling berhadapan. “Hus, jangan pikirkan itu. Aku tidak mau kamu banyak berpikir.” Ilham menghabisi bibir mungil milik sang istri. Semakin lama semakin dalam, dengan meraih tengkuknya. Mereka sudah larut dalam buaian malam di ditepian laut dengan debur ombak
Terakhir Diperbarui : 2021-07-01 Baca selengkapnya