“Ehem, sahabatnya dateng pantesan nggak disambut. Sedang mengganggu pasienku rupanya. Kamu memang rakus, Ham. Belum boleh istrimu diganggu. Minimal dua minggu pasca kuretrasi.” Ilham melepaskan pagutannya dan mengelus kepala belakangnya. “Tadi hanya pemanasan saja, Than. Nggak lebih, masa sarapan bibir juga nggak boleh, sih?” Nathan menonyor kepala Ilham. “Aku tahu otak Lo mesumnya kelewat. Tidak akan berhenti sampai menyapa bibir.” Ilham hanya nyengir kuda. Dia duduk kemudian membiarkan Nathan memeriksa sang istri. “Jangan mengambil kesempatan memegang istriku.” Nathan mendnegus kesal. “Lama-lama gue timpuk kamu. Cerewet banget, kamu kok kuat, Tias. Ngeladenin lelaki yang doyan ngomel ini? Bahkan dia lebih cerewet dari emak-emak komplek tukang sayur yang tiap pagi berhenti di depan rumahku.” Tias hanya tersenyum saja menanggapi keluhan Dokt
Last Updated : 2021-07-24 Read more