“Ih, kalau nanti sih gak papa. Ck, kesel deh. Buruan, Lita akan pulang. Dia harus berangkat ‘kan? Dua hari tidak berangkat katanya,” cicit Tias sambil akan melenggang pergi. Namun, Ilham menarik dia masuk ke kamarnya. “Mas, apa yang kau lakukan?” Ilham menutup pintunya, kemudian menguncinya. Dia sengaja ingin mengetahui, apakah Tias masih trauma atau tidak. “Menurutmu? Dengan posisi kita yang seperti ini? Aku mau apa?” Ilham memepet Tias ke tembok, kemudian menutup pintunya. “Mas, jangan nekat.” Suara jantung Tias bergejolak tak karuan. Sentuhan Ilham pada bibirnya, bukan membuatnya takut. Tapi sebaliknya dia mengaharapkan lebih. Ini aneh, respon tubuhnya berbeda saat dekat dengan Ilham. Dia mempunyai ketakutan yang lebih, ketika bersama Galih. Tapi, bersama Ilham, dia menginginkan jika lelaki itu membelainya. Ilham melepaskannya, kemudian mengamb
Last Updated : 2021-06-15 Read more