Share

Pelukan Saat Masak (17+)

“Mang, sudah masak?” Ilham mmbukakan pintu untuk Tias masuk ke dalam mobil.

“Belum, sih. Tapi, nanti masak yang gampang saja. Sepertinya ada udang. Kita bikin itu yang cepat,” tukas Tias.

“Ah, tidak salah aku memilihmu.” Ilham memandang lekat mata wanitanya. Setelah itu, turun ke bibir. Ingin rasanya dia menenggelamkan bibir itu menjadi santapan siang ini sebelum makan siang. Tapi, tentu tidak boleh karena belum resmi menjadi istrinya.

Bibir itu yang selalu menyuarakan kata-kata merdu pembangkit semangatnya, bibir itu yang selalu membuatnya hidup, bibir itu yang membuatnya tidak lupa untuk kembali ke Indonesia. Bibir itu pula yang mendorong dia untuk menerima jabatan sebagai pemangku kepala dinas, walau sejujurnya gajinya sangat jauh, dari pada menjadi pebisnis.

“Ah, mari kita pulang.” Dia memotong sendiri pikiran mesumnya, untuk kemudian memakaikan sab

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status