“Jangan meledekku. Atau besok akan dapat banyak tugas,” ancam Ilham. “Yah, pak bos nggak asik ih. Baiklah kalau pak bos mengancam. Aku nggak mau bantuin untuk mak comblangin sama Tias lagi.” Bibir wanita itu mengerucut, sehingga membuat Ilham tertawa lepas. Disela tawa mereka, perut Lita bergemuruh, sehingga mereka tertawa semakin keras. “Baiklah, kita mampir makan!” ajak Ilham. Dia sedikit menambah kecepatan. Setelah berkendara lima belas menit kemudian, barulah mereka sampai di tempat makan tenda biru. Kali ini, lesehan lamongan menjadi tempat tujuan mereka. Duduk bersila ditemani dengan temaram lampu, seolah mengingatkan masa silam tanpa listrik. Namun, ketenangan tercipta dari kesederhanaan itu. “Mangga, silakan. Ngersaken apa iye teh?” tanya bapak penjual. “Mang, Sunda banget tapi jualnya lesehan lamongan?&rdq
Last Updated : 2021-06-13 Read more