Semua Bab Contract With The Devil's man: Bab 1 - Bab 10

38 Bab

Mimpi Kirana

        Brukk!!      "Aduh, sakit!" jerit Kirana sambil meringis kesakitan.Kirana mengusap sikutnya yang memerah.       "Hei, kalo jalan lihat ke depan, dong!" sembur Kirana kesal. Ia meniup pelan luka di sikutnya itu. Kirana tidak tahu siapa yang telah menabraknya. Kirana terlalu fokus pada luka di sikutnya. Tiba-tiba, di hadapannya ada sebuah bayangan gelap menutupi tubuh mungilnya. Kirana ketakutan. Dan terkejut. Dengan ketakutan yang tidak ada duanya Kirana memberanikan diri untuk menatap siapa gerangan orang yang tengah berdiri di hadapannya.          "Apa dia itu hantu atau orang? Tapi, kenapa tinggi besar?" batin Kirana dalam hati.        "Hei, anak kecil! Beraninya kamu memakiku? Apa kamu tidak tau siapa aku? Selama ini belum pernah ada orang yang berani memarahiku. Apalagi anak kecil sepertimu!" hardik pria tam
Baca selengkapnya

Tawaran yang Menggiurkan

          "Kenapa kau gemetar seperti itu? Apa kau ketakutan? Dengar, gadis kecil dengan uangku tidak ada yang tidak bisa kubeli. Termasuk, kau bisa kubeli. Hahaha." tawa tuan Adam yang sangat menyebalkan itu meledak.       "Enak saja, memangnya kau pikir aku barang. Bisa kau beli begitu saja," sahut Kirana kesal. Sambil mengejek tuan Adam.         "Hah, beraninya kau memandang remeh diriku. Apa kau tidak tau siapa aku ini? Aku ini  tuan Adam pria kaya raya di daerah ini. Dan, kau memang barang yang tidak ada gunanya. Selain hanya membuatku kesal." maki tuan Adam kesal.     "Kau ini, jangan kau pikir karena kau pria yang kaya. Dan, kau memandangku remeh. Enak saja! Tentu saja, aku ini berguna. Kau tidak tahu saja aku ini gadis seperti apa." ucap Kirana kesal.        "Nanti, kau akan meminta ampun padaku. Apalagi ka
Baca selengkapnya

Aku Ini Bosmu

      "Apa? Ketiduran? Kau pikir aku membawamu ke rumahku dan memberikan kamu makan gratis hanya untuk santai-santai? Begitu?" bentak tuan Adam kesal. Kala melihat Kirana sedang duduk santai di atas sofa dan tengah menonton televisi.               "Maaf, tuan. Saya tau tuan tidak memberikan saya makan dan tinggal disini hanya untuk tidur. Saya tau saya harus bekerja. Tapi, tubuh saya memang lemas. Jadi, bolehkah saya istirahat dulu. Siapa tau rasa lemasku bisa hilang, setelah istirahat. " pungkas Kirana dengan nada memohon. Meski, Kirana tau mata tuan Adam tengah menatap tajam Kirana.       "Ah, alasan saja kamu! Jangan-jangan, kamu cuma berpura-pura lemas, ya. Supaya saya tidak menyuruhmu bekerja, bukan? Supaya kamu bisa santai berbaring di tempat tidur seharian. Dan tidak aku ganggu, iya kan? Atau nanti setelah aku pergi. Kau malah ngobrol di telepon dengan pacarmu atau mungkin
Baca selengkapnya

Tekad Kirana

        "Aduh! Kalau begini terus bagaimana aku bisa mendapat pacar yang kaya? Dan bisa menjadi orang kaya juga? Keluar dari rumah ini saja sulit rasanya. Tuan Adam hanya menyuruhku kerja, kerja, dan kerja. Kalo aku tau tuan Adam sangat kejam hanya menyuruhku kerja dan kerja. Kalau aku tau akan seperti ini jadinya aku tidak mungkin akan bekerja pada tuan Adam. Aku pasti akan menolak mentah-mentah rencana tuan Adam untuk mempekerjakanku sebagai pembantu di rumahnya. "batin Kirana dalam hati.         Tapi, aku penasaran juga dengan tuan Adam. Setiap hari banyak wanita yang menyatakan rasa sukanya pada tuan Adam tapi tuan Adam tidak bergeming sedikitpun. Apa tuan Adam itu tidak menyukai wanita ya? Jangan-jangan, dia gay? Karena tidak sedikit wanita yang datang untuk menyatakan rasa sukanya pada tuan Adam bahkan melamar tuan Adam. Dan, mereka juga dari kalangan orang terpandang. Beda dengan aku yang hanya seorang gadis miskin."batin K
Baca selengkapnya

Meluluhkan Hati Tuan Adam

      "Aku tidak mau tahu alasanmu! Kau tetap harus dihukum karena telah melanggar perjanjian denganku. Aku sudah mengingatkan padamu kalau kau dilarang keluar apalagi tengah malam seperti ini! Mulai sekarang, ketika kamu mau pergi keluar kamu harus minta ijin dulu padaku.       Kalau ada orang jahat, dan  kamu dilukai tidak ada orang yang tahu. Aku bisa rugi kalo begini.Selama ini, aku sudah memberi kamu makan gratis bahkan tidur gratis. Kalau kamu sampai kenapa-kenapa dan kau belum membayar lunas hutangmu padaku. Aku yang rugi! "sembur tuan Adam sambil menunjuk-nunjuk Kirana.        Lagi-lagi, hutang, hutang, dan hutang. Tuan Adam selalu menyangkut pautkannya dengan hutang. Kirana jadi kesal dibuatnya       " Kenapa sih, tuan selalu menyangkut pautkannya dengan hutang? Aku juga tau kalau hutangku banyak. Tidak perlu tuan ingatkan terus menerus." protes Kirana kesal. 
Baca selengkapnya

Persyaratan Tuan Adam

    "Apa? Kau sungguh tidak bisa di mengerti tuan Adam. Kenapa ketika Kirana pergi dengan orang lain dia tidak diizinkan? Tapi, ketika pergi denganmu diizinkan? Apa kau tidak percaya padaku tuan? Aku bisa menjaga Kirana dengan baik. Jadi, tolong sekali saja ijinkanlah Kirana besok pergi denganku. Aku ingin mengajaknya pergi ke gunung besar di pulau G. Apakah boleh?"tanya Edward Jengkel. Menurut Edward, tuan Adam itu terlalu overprotektif. Tuan Adam tidak mengijinkan Kirana pergi bersamanya. Melihat Kirana pergi bersama tuan Adam menimbulkan rasa cemburu pada hati Edward. Edward kesal setengah mati melihat pemandangan itu. Memang Kirana tidak bergandengan tangan atau bermesraan dengan tuan Adam. Tetapi, tetap menimbulkan rasa cemburu pada hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bagi Kirana mengetahui kalau Edward menyukainya. Hanya saja, Kirana mengacuhkannya. Kirana tidak mau jatuh cinta pada Edward, pria miskin dari kampungnya itu. Kalau Kirana menikah dengan Edward, mimpinya u
Baca selengkapnya

Sanggupkah Kirana

        "Tuan, lapor kalau gadis kecil itu telah diculik oleh pria yang tuan temui di pasar malam." lapor Alex pada tuan Adam.      "Apa? Jadi, pria itu yang menculik gadis kecil itu. Cari pria itu sampai ketemu dan bawa dia ke hadapanku. Kalo perlu secret dia." perintah tuan Adam pada anak buahnya itu.        "Baik, tuan. Kami akan segera mencarinya." ucap Alex.                 "Ayo, kita cari pria itu! Secret dia kalo dia membangkang!" perintah Alex pada para bawahannya itu.         "Baik, pak. Akan kami cari." ujar mereka kompak.          ****     "Hei, jadi kamu sembunyi di gudang tua? Kamu takut sama saya. Kalo takut, kenapa kamu berani menculik gadis itu?" tanya tuan Adam kesal.          "Kamu sepertinya panik sekali ya?
Baca selengkapnya

Pria Tampan

       " Tralala...,lalala...,"nyanyi Kirana di perjalanan menuju rumah tuan Adam.        "Nona, kelihatannya sangat senang sekali hari ini. Apa karena bisa liburan? Atau karena pria tampan tadi?" tanya Alex penasaran.        "Kamu mau tau saja." ucap Kirana pelan.       "Tidak mau tau. Tapi, cuma penasaran saja. Apa yang membuat nona sangat senang?" sahut Alex tenang.      "Tentu saja karena keduanya. Pertama, aku sangat senang karena aku bisa liburan meskipun hanya 1 hari. Dan kedua, aku bisa bertemu dengan pria tampan tadi. Dan, aku juga sangat senang karena aku bisa membeli barang yang aku inginkan." tutur Kirana tampak bahagia.       "Syukurlah, kalo nona senang. Berarti, saya bisa melaporkan hal yang baik pada tuan. Siapa tau, nanti tuan akan memberi nona liburan lagi?" ujar Alex pelan.      
Baca selengkapnya

Hukuman Untuk Kirana

       "Nanti, kau datang temuiku gadis kecil. Ada yang mau kubicarakan padamu." ujar tuan Adam.          "Baik, tuan. Nanti aku akan datang menemui tuan." sahut Kirana pelan.        Tuan Adam ingin bertemu dengannya. "Apa yang ingin tuan bicarakan, ya? Apa dia ingin memecatku?" batin Kirana dalam hati.           Tok! Tok!         "Tuan, ini aku Kirana. Apa aku boleh masuk? Katanya, tuan ingin bertemu denganku." ucap Kirana dari depan pintu kamar tuan Adam.         "Masuklah! Pintu tidak di kunci,"sahut tuan Adam pelan.        "Permisi, tuan. Ada apa ya tuan ingin bertemu dengan aku?" tanya Kirana bingung.        "Ada apa? Tentu saja, ada yang ingin aku bicarakan padamu. Ini berkaitan dengan kau berduaan dengan Erik. Kau ingat perja
Baca selengkapnya

Minta Maaf

      "Paket dari siapa itu?" tanya tuan Adam yang kebetulan lewat di depan Alex yang sedang membuka paket.       "Ini buket bunga mawar, tuan. Tapi, saya juga tidak tahu siapa pengirimnya. Tidak ada nama pengirimnya. Ini ada selembar kertas tapi hanya tertulis kata-kata pendek yang sepertinya memang ditujukan untuk nona Kirana, tuan." tutur Alex heran.           "Buket bunga? Untuk Kirana? Aneh, sebenarnya siapa yang mengirimnya? Hanya ada dua orang yang akan mengirim ini. Kalo bukan pria itu, lalu pasti satu lagi adalah Erik.Iya, mungkin Erik." ujar tuan Adam yakin.            "Tidak, mungkin tuan. Pasti pengirimnya bukan tuan Erik. Kalo menurutku mungkin ini dari pria itu. Kemarin saat, dia datang dan tuan mengusirnya pria itu kelihatan tampak sangat putus asa." ucap Alex pada tuan Adam.         "Bisa jadi. Buang saja buket b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status