Home / Romansa / Contract With The Devil's man / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Contract With The Devil's man: Chapter 21 - Chapter 30

38 Chapters

Di Usir Dari Rumah

         "Baiklah, ayah akan aku panggilkan ibu dulu. Ayah tunggu sebentar di sini." ujar Kirana lalu kembali masuk ke dalam rumah tuan Adam.       "Ibu! Ibu! Ada ayah datang di luar. Katanya, ingin menjemput ibu pulang ke rumah." kata Kirana pada sang ibu.       "Apa ayah datang katamu?" tanya ibu tak percaya.        "Iya, bu Ayah datang katanya ingin menjemput ibu. Coba, ibu temui ayah di luar." ujar Kirana pelan.          "Baiklah, Kirana akan ibu temui ayahmu di luar." sahut ibu pelan.         "Ayah? Ada apa datang mencari ibu?" tanya ibu heran.        "Ibu, pulanglah bersama ayah ke rumah. Ayah minta maaf karena ayah salah. Telah berbuat kasar pada ibu. Ayah khilaf. Maafkan ayah, ya bu. Sekarang pulanglah bersama ayah." mohon ayah dengan wajah memelas.    &n
Read more

Ancaman Dari Adam

         Tok! Tok!.     " Tuan, ini saya Alex. Ini saya sudah datang bawa dokter yang akan memeriksa tuan." Seru Alex dari depan pintu kamar tuan Adam.       "Suruh saja masuk dokternya." sahut tuan Adam lirih.       "Halo, tuan. Kita bertemu lagi. Kali ini tuan yang sakit. Saya pikir nona itu lagi yang sakit." ujar dokter itu menyebalkan.          "Kau sedang menyindir aku, ya? Atau kau minta kutendang keluar dari kamar ini. Cerewet sekali sih, kamu!" sembur tuan Adam kesal.               "Baiklah, maaf tuan. Mari, saya periksa tuan dulu." kata dokter itu sambil memeriksa tubuh tuan Adam dengan teliti.         Kening dokter itu berkerut. Tampak sedang berpikir keras.           "Aku sakit apa? Jelaskan saja dengan singkat dan tidak perlu
Read more

Bayar Hutangmu

          "Tidak apa, Angel. Biarkan saja, Violet di luar sana. Nanti juga, kakakmu itu akan pulang." ujar ibu yakin.         "Baiklah, bu. Aku percaya pada ibu." ucap Angel pelan.       "Terima kasih, Angel karena telah mempercayai ibu." ucap ibu tulus.        "Sama-sama, bu." sahut Angel pelan.         "Angel, ibu harap kamu tidak seperti kakakmu Violet. Entah, akan berulah apa lagi Violet di luar sana!" batin ibu dalam hati.      "Ibu, kenapa melamun? Apa ibu sedang ada masalah?" tegur Angel penasaran. Ibu hanya menggeleng pelan.          "Tidak, Angel. Ibu hanya lelah saja. Istirahat sebentar saja ibu akan membaik." sahut ibu pelan.            "Syukurlah, bu. Kalau ibu tidak ada masalah. Sebaiknya, ibu istirahat saja dulu. Nanti, biar
Read more

Terpaksa Bekerja di rumah Tuan Adam Lagi

         "Apa bayar hutang lagi? Tidak mungkin tuan. Yang dulu saja belum lunas sepeserpun. Ini hutang saya sudah nambah lagi. Bagaimana cara aku membayar hutang itu? Darimana uangnya?" ucap Kirana dengan nada putus asa.      "Caranya mudah saja." sahut tuan Adam mencurigakan.       "Bagaimana caranya tuan?" tanya Kirana penasaran.      "Caranya tentu saja dengan bekerja padaku. Memangnya ada cara lain?" sahut tuan Adam jengkel.        "Iya, juga sih. Atau jangan-jangan ini cara tuan untuk menjebak aku untuk bekerja di rumah tuan lebih lama lagi atau bahkan seumur hidupku." tuduh Kirana jengkel.        "Terserah kau mau menuduh ku apa? Yang jelas kau memang harus bekerja padaku seumur hidupmu karena kau tak mampu membayar hutangmu." ucap tuan Adam tenang.        "Memang sudah nasib aku un
Read more

Mulai Tumbuh Benih itu

          "Sebenarnya, ada rencana apa walikota itu terhadap tuan Adam?"        Kirana pun tertidur lelap. Ia lelah karena tak menemukan satu jawaban pun dari semua pertanyaannya.        ****      Seminggu sudah persiapan pesta pun dimulai. Halaman rumah tuan Adam pun sudah disulap menjadi tempat pesta dengan hiasan di sana sini.Dengan lampu-lampu yang gemerlap.      Kirana tampak takjub memandangi lampu itu setiap malam. Ia baru pernah melihat indahnya lampu itu.        "Hei, gadis kecil. Apa yang kau lihat? Kenapa sampai seperti itu?"        "Tuan, aku hanya sedang memandangi lampu-lampu itu. Sangat indah. Sungguh, aku baru pernah melihat yang seperti ini  seumur hidupku."       "Dasar norak! Sekarang kau lihatlah sampai puas lampu itu. Sampai kau bosan melihatnya itu."&n
Read more

Benih Itu Sudah Mati

          "Tuannn! Ini aku Kirana. Aku sudah pulang. Aku menepati janjiku bukan 3 hari. Setelah itu  aku akan segera pulang. Sebenarnya ayah dan ibuku menyuruhku untuk tinggal lebih lama dirumah. Rasanya aku sudah lama tidak bertemu keluargaku. Aku jarang pulang sejak aku bekerja di rumah tuan. Karena tuan jarang mengizinkan aku pulang ke rumah. Ibuku berpesan agar aku sering pulang karena mereka kangen padaku. Apa boleh tuan kalo aku sering pulang ke rumah? Aku bilang pada ibuku jika aku tidak bisa pulang sering-sering. Tuan tidak mengijinkanku pulang setiap hari. Karena aku jarang pulang. Tapi, aku menolaknya karena aku sudah terlanjur janji pada Tuan. Ibuku terus memaksa ku untuk tidak pulang dulu karena ibu masih rindu padaku. Tapi, aku jawab kalo aku tidak bisa tinggal lebih lama karena aku sudah berjanji pada tuan untuk pulang tepat waktu. Untuk segera pulang. " Seru Kirana senang. Wajahnya berseri. Gadis itu tampak sangat bahagia karena bisa bert
Read more

Mimpi Yang Tidak Ingin Terwujud

        Kirana hanya berhenti sebentar tapi, tuan Adam sudah memarahinya ratusan kali rasanya. Kalo ibarat makanan perut Kirana sudah kenyang rasanya. Bahkan bisa muntah karena berlebihan.      Kirana, tidak bisa fokus. Kedua telinganya sibuk mendengar ceramah tuan. Dan kedua matanya menoleh pada tuan Adam. Dan, Kirana tidak melihat jika ada vas bunga milik tuan Adam di depannya. Dan, tak ayal lagi Kirana pun oleng dan menabrak vas bunga itu.         Prang!      Kirana lengah dan ia memecahkan vas bunga keramik milik tuan Adam. Pecahan keramik itu pun berhamburan di lantai.  Membuat mata tuan Adam melotot tajam pada Kirana. Wajah Kirana sontak menunduk. Tak berani mengangkat wajahnya. Kirana takut ketika matanya bertatapan dengan mata hitam milik tuan Adam yang sanggup membuat tubuhnya panas dingin.         "Sudah kubilang agar kau hati-hati! Dan,
Read more

Aku Pergi dari Rumahmu

        "Tidak semuanya ku katakan pada tuan Adam. Tadi, ada tamu seorang wanita cantik dan wanita itu mengaku kalau dia adalah kekasihnya tuan Adam. Lalu aku panggilkan tuan Adam. Dan, tuan lalu menemui wanita itu. Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi pada tuan Adam. Karena sejak itu tuan berubah. Tuan terus mengurung diri di dalam kamarnya tentunya setelah sepeninggal wanita itu tuan mengurung diri di dalam kamar dan tidak keluar lagi hingga tadi kupanggil untuk makan. Tuan jadi tidak berselera makan sepertinya. Tetapi, waktu aku menyinggung tentang wanita tadi. Tuan Adam menjadi marah dan meninggalkan  makanannya begitu saja. Tuan berubah jadi lebih sensitif perasaannya. Mungkinkah, itu akibat dari emosinya sekaligus juga lukanya yang tiba - tiba muncul kembali. Bahkan semua makanannya itu belum disentuh sedikitpun sejak tadi. Tuan langsung pergi begitu saja waktu kusinggung tentang gadis itu. Tuan Adam masuk  kembali lagi ke kamarnya. Tanpa s
Read more

Kangen

        Kirana dilanda kebingungan kini ia harus tinggal dimana lagi. Pulang ke rumah hanya akan membebani ibunya dan membuat ibunya akan bertanya mengapa dirinya pulang kembali. Akan ada banyak pertanyaan baginya nanti. Dan, Kirana lelah dengan semua pertanyaan itu. Belum lagi kakaknya yang pasti  akan mencemooh dirinya yang kini di usir dari rumah tuan Adam atau tepatnya dari rumahnya.         Kirana mendorong koper nya keluar dari kamarnya dan melewati tuan Adam yang tengah duduk di ruang tamu itu. Tadi nya, Kirana akan melewati tuan Adam begitu saja. Namun, ia merasa tidak enak jika lewat begitu saja. Karena bagaimana pun tuan Adam telah berjasa besar bagi dirinya karena telah berkenan menampung dirinya di rumahnya. Meskipun, hutangnya teramat besar pada tuan Adam. Dia tidak menagih hutang itu pada saat itu juga. Biar Bagaimana pun tuan Adam telah berjasa besar padanya. Dan, Kirana tidak tahu bagaimana cara membalas jasanya pa
Read more

Menjemputmu

        "Astaga, jadi itu penyebabnya kau kelihatan tersengal-sengal. Karena kau dikejar oleh tuan Adam. Kasihan sekali kau. Tapi, tuan Adam tidak tahu kan, kalau kau tinggal di sini?" tanya Alex sedikit kuatir.         "Tidak, tuan. Aku sudah pastikan dia tidak mengikutiku kesini." ujar Kirana pelan. Kirana tidak yakin pada dirinya sendiri. Tidak yakin apakah tuan Adam benar tidak mengikutinya atau tidak? Tapi, setau Kirana tidak mengikutinya.         "Uh, hampir saja jadi masalah. Kalo tuan Adam mengikutiku sampai kemari. Aku bisa kena marah oleh tuan Alex. Dan, pastinya aku akan merasa tidak enak karena susah menumpang di sini. Malah akan membawa mereka ke dalam masalah baru. Tuan Adam, tuan Adam memang pria yang satu itu sangat menyusahkan sekali. Jangan sampai aku berurusan dengan pria yang satu itu sekali  lagi. "batin Kirana dalam hati.       
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status