Share

Bab 86

***

Suasana rumah besarku memang sangat sepi. Sejak kepergian Ayah, aku merasa sepanjang hidup bagai mencekam.

Masih terngiang-ngiang di memori ingatan saat Ayah meregang nyawa akibat ulah sahabatnya.

"Mas," lirih Syarla mengejutkan lamunan pagiku.

"Jangan kurangajar! Panggil saya dengan sebutan Tuan!" hardikku.

"Tu--tuan ... apa sebenarnya ini? Aku masih belum mengerti."

"Satu hal yang harus kau tahu, saya tidak tertarik padamu sama sekali! Pernikahan kita hanya sebatas di atas kertas. Kau juga tak boleh mengatakan pada orang tuamu! Camkan itu!"

"Tapi, kenapa? Apa salahku? Apa salah keluargaku?"

"Nanti kau akan tahu sendiri."

Aku berlalu meninggalkan Syarla. Di rumah, sehari sebelum pernikahan aku sengaja memecat semua pembantu.

Tugas rumah akan aku bebankan pada Syarla. Dia tidak akan aku biarkan berdiam diri dengan tenang.

.

Di kantor.

"Tuan Muda tidak libur? Bukankah ini adalah hari pertama pernikahan Tuan?"

Melodi, Asisten pribadiku itu terlihat kaget saat aku ke kantor.

"Apa s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status