Share

Bab 87

***

Aku membanting pintu dengan keras. Tak peduli di luar Syarla tengah terluka. Itu salahnya sendiri dan belum seberapa jika dibandingkan dengan luka hatiku karena ulah Papanya.

Aku menjerit histeris saat membayangkan peristiwa naas itu.

"Ayah!" teriakku.

Ayah menghembuskan napas dipangkuanku saat semua bukti pengkhianatan sahabatnya aku berikan.

Andai waktu bisa diputar, aku pasti menyembunyikan kebenarannya dan menghancurkan pengkhianat itu dengan caraku sendiri.

Namun, semua sudah terjadi. Sebesar apapun kerinduanku pada Ayah, ia takkan pernah kembali lagi.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu kembali terdengar. Aku seketika sadar dari kesedihanku.

"Tuan ... Tuan kenapa?" tanya Syarla dari luar.

Sial, gadis itu ternyata masih di depan pintu. Pasti Syarla mendengar teriakkanku tadi.

"Pergi! Bukan urusanmu!" hardikku tanpa membuka pintu.

Setelah itu hening. Aku pun mencoba memejamkan mata, tapi tetap saja tak bisa lena.

Dendamku menyala-nyala. Sebelum pengkhianat itu hancur, maka aku tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status