Tuan Muda Menikahi Gadis Buta Yang Disia-siakan

Tuan Muda Menikahi Gadis Buta Yang Disia-siakan

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Oleh:  Jackie Boyz On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
87Bab
299Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Ah Nian sengaja masuk ke kediaman keluarga Hua demi membalaskan dendam pada keluarga Hua. Hua Mei sudah membuat keluarga Ah Nian hancur. Hua Mei berselingkuh dengan ayah Ah Nian di masa lalu hingga memutuskan untuk meninggalkan Ah Nian dan juga ibunya. *** Karena kehidupan yang sulit membuat ibu Ah Nian jatuh sakit hingga harus melakukan operasi. Ah Nian sama sekali tidak memiliki uang. Pada waktu yang sama putri dari keluarga Hua membutuhkan donor mata, Ah Nian mendonorkan matanya untuk menyelamatkan ibunya. *** Setelah Ah Nian masuk di kediaman keluarga Hua, satu demi satu orang di kediaman jatuh ke dalam perangkap. "Juan Lin, pria bodoh ini sungguh berpikir aku jatuh cinta padanya? Mimpi saja!"

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 Mendonorkan mata

Seorang gadis tengah berjalan mondar-mandir di koridor rumah sakit, ekspresi wajahnya begitu panik.

“Apa yang harus aku lakukan? Ibu harus segera dioperasi, jika tidak maka nyawanya bisa….” ucap Ah Nian dengan suara tersendat, Ah Nian tidak bisa melanjutkan ucapannya, air matanya membasahi kedua pipinya. Sejak dokter yang menangani Li Sisi mengatakan bahwa ibunya tidak dapat bertahan lebih lama lagi akibat kanker yang dideritanya, Ah Nian – putri satu-satunya berusaha sekuat tenaga dan berjuang agar Li Sisi tetap bisa bertahan.

Ah Nian duduk di kursi tunggu ruangan ICU, sudah berhari-hari dia berada di sana untuk menemani ibunya.

Dari arah pintu masuk, tampak pasien baru masuk ke dalam. Seorang wanita paruh baya mengikuti di sebelah tempat tidur pasien yang tengah didorong oleh para perawat, wanita itu tengah menangis tersedu-sedu.

“Lian Er, bertahanlah, kamu pasti akan sembuh sayang, Mama akan mendapatkan dokter terbaik untuk merawatmu,” ujarnya pada Lian Er, seorang gadis yang sedang terbaring di kasur pasien, beberapa perawat mendorong kasur tersebut memasuki ruangan.

Tak lama setelah dokter menangani Lian Er di dalam, dokter tersebut kembali keluar dan mengatakan sesuatu pada Hua Mei – ibu dari Lian Er.

“Keluarga Nona Lian Er!” panggil seorang dokter dari ambang pintu ruang ICU.

Hua Mei berlari dengan tergopoh-gopoh menuju ke arah suara.

“Iya saya, Dokter, bagaimana kondisi putri saya? Apa dia akan baik-baik saja?” tanya Hua Mei dengan tatapan mata penuh harap.

Hwang Jun – Dokter yang menangani Lian Er menggelengkan kepalanya. “Semuanya baik-baik saja, kecuali kedua matanya, Nyonya harus mendapatkan donor mata jika ingin Nona Lian Er bisa melihat kembali. Kecelakaan yang menimpa Nona Lian Er cukup parah, kedua kornea mata rusak dan ke depannya sepertinya dia tidak akan bisa melihat lagi,” ucapnya pada Hua Mei.

Hua Mei tidak mengatakan apa-apa, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Kedua matanya meneteskan air mata tiada henti, kedua bahunya terguncang-guncang akibat tangisannya.

Tak lama kemudian seorang pria muncul dan berjalan dengan langkah lebar mendekati ke arah Hua Mei.

Ah Nian yang sedari tadi duduk di kursi tunggu tak jauh dari mereka bisa melihat betapa sedihnya pasangan suami istri tersebut.

“Papa harus mencari donor mata untuk Lian Er, harus cepat, berapa pun biayanya, aku tidak peduli,” ujar Hua Mei pada suaminya, Wei Zhang.

“Iya pasti aku akan mencari donor mata untuk putri kita, Mama tenanglah,” sambil memeluk tubuh Hua Mei.

Ah Nian mengerjapkan kedua bola matanya. “Donor mata? Pasangan suami istri itu membutuhkan donor mata, jika aku bisa mendonorkan kedua mataku untuk putrinya, aku akan bisa menyelesaikan tagihan operasi Ibu. Ya! Aku harus melakukannya untuk menyelamatkan ibu, aku harus!” ujar Ah Nian dalam hati.

Ah Nian berdiri dari kursinya, dia berjalan dengan kedua kaki gemetaran. Kedua tangannya menggenggam kedua sisi gaunnya. Sangat sulit sekali rasanya untuk mengatakan bahwa dia akan mendonorkan kedua kornea matanya.

“Permisi,” ucapnya ragu-ragu.

Pasangan suami istri tersebut langsung menoleh ke arah suara. Keduanya melihat Ah Nian berdiri dua meter di dekat mereka berdiri.

“Ya,” jawab Wei Zhang. Entah kenapa sosok wajah gadis di hadapannya saat ini terlihat akrab bagi Wei Zhang tapi dia tidak bisa mengingatnya.

“Saya, ingin mendonorkan kedua mata saya untuk putri Tuan dan Nyonya, saya butuh uang untuk biaya operasi Ibu saya, Ibu saya harus dioperasi secepatnya, atau dia-dia tidak akan bisa selamat, tolong, saya ....” ucapnya dengan air mata berlinang.

Wei Zhang dan Hua Mei saling bertukar pandangan satu sama lain, keduanya pun menganggukkan kepala. Lagi pula sangat sulit mencari pendonor, mereka tidak tahu harus mencari informasinya ke mana. Sungguh kebetulan Ah Nian menawarkan diri pada mereka berdua.

“Kami tidak tahu apakah kedua kornea matamu cocok atau tidak dengan putri kami, izinkan dokter memeriksanya terlebih dahulu, jika memang cocok maka kami bersedia membayar semua biaya untuk operasi ibumu,” ucap Wei Zhang pada Ah Nian.

“Terima kasih, terima kasih, Tuan, Nyonya,” ucapnya dengan senyum penuh rasa terima kasih.

Wei Zhang dan Hua Mei segera pergi menemui dokter yang menangani Lian Er untuk mengatakan bahwa Ah Nian bersedia untuk mendonorkan kedua matanya.

Hwang Jun – Dokter yang menangani Lian Er sudah lama memperhatikan sosok Ah Nian karena Ah Nian lebih sering berada di rumah sakit untuk menemani Li Sisi. Hwang Jun juga melihat kondisi ekonomi keluarga Li Sisi kurang baik, Li Sisi hanya memiliki Ah Nian putri satu-satunya. Karena Ah Nian sering berada di rumah sakit, Hwang Jun sempat mengenal Ah Nian dalam beberapa pertemuan yang tidak disengaja, namun Ah Nian selalu membatasi diri dan tidak begitu peduli dengan siapa pun kecuali perawat yang menangani ibunya.

“Ah Nian menjual kedua kornea matanya untuk biaya operasi ibunya, dia menolak pinjaman yang aku tawarkan dan malah menjual matanya,” ucap Hwang Jun dalam hati, entah kenapa perasaannya terasa sakit mendengar kabar itu.

***

Suatu hari Hwang Jun, melihat Ah Nian siap menerima pemeriksaan kornea mata yang akan dia donorkan pada Lian Er. Hwang Jun yang akan menangani semua proses.

“Aneh sekali, kenapa Nona memilih menjual mata daripada menerima pinjaman yang saya tawarkan?” tanya Hwang Jun pada Ah Nian sambil mengambil peralatan medis di dalam rak.

“Saya hanya merasa tidak cukup pantas menerima kebaikan dari Dokter Hwang,” jawab Ah Nian dengan sopan.

Hwang Jun mengukir senyuman sinis pada salah satu ujung bibir. “Kenapa? Nona cemas aku menuntut sesuatu yang berlebihan? Aku meminjamkan uang karena memang ingin membantu, Nona juga bisa membayarnya per bulan, aku akan sabar menunggu,” ujar Hwang Jun sambil mengenakan sarung tangan medis di kedua telapak tangannya.

Ah Nian menatap kedua mata Hwang Jun, entah kenapa ketika tatapan mata mereka berdua bertemu selalu saja membuat hati Ah Nian bergetar. Bukan karena paras rupawan dari sosok Hwang Jun melainkan karena ketulusan yang Ah Nian lihat dari pancaran kedua matanya.

“Periksa saja, apakah saya bisa mendonorkan kedua mata ini, saya harap Dokter Hwang tidak lagi berusaha mengubah keputusan saya,” ucap Ah Nian dengan bibir bergetar.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
87 Bab
Bab 1 Mendonorkan mata
Seorang gadis tengah berjalan mondar-mandir di koridor rumah sakit, ekspresi wajahnya begitu panik. “Apa yang harus aku lakukan? Ibu harus segera dioperasi, jika tidak maka nyawanya bisa….” ucap Ah Nian dengan suara tersendat, Ah Nian tidak bisa melanjutkan ucapannya, air matanya membasahi kedua pipinya. Sejak dokter yang menangani Li Sisi mengatakan bahwa ibunya tidak dapat bertahan lebih lama lagi akibat kanker yang dideritanya, Ah Nian – putri satu-satunya berusaha sekuat tenaga dan berjuang agar Li Sisi tetap bisa bertahan. Ah Nian duduk di kursi tunggu ruangan ICU, sudah berhari-hari dia berada di sana untuk menemani ibunya. Dari arah pintu masuk, tampak pasien baru masuk ke dalam. Seorang wanita paruh baya mengikuti di sebelah tempat tidur pasien yang tengah didorong oleh para perawat, wanita itu tengah menangis tersedu-sedu. “Lian Er, bertahanlah, kamu pasti akan sembuh sayang, Mama akan mendapatkan dokter terbaik untuk merawatmu,” ujarnya pada Lian Er, seorang gadis ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya
Bab 2 Papa Kandung yang berselingkuh
Hwang Jun membungkuk di depan kursi di mana Ah Nian tengah rebah, lampu dinyalakan. Hwang Jun menatap wajah cantik yang selalu dia perhatikan selama beberapa minggu terakhir. “Sayang sekali, kedua mata indah ini akan menjadi milik gadis lain, sungguh sangat disayangkan,” bisik dalam hati Hwang Jun. Entah kenapa dia merasa tidak rela jika kedua bola mata jernih itu akan dimiliki oleh gadis lain. “Aku harap kamu tidak akan pernah menyesali keputusanmu,” ucap Hwang Jun dengan sungguh-sungguh. “Tidak akan,” jawab Ah Nian dengan suara datar dan dalam. Kedua mata mereka kembali bertemu, itu adalah tatapan mata Ah Nian yang terakhir untuk melihat Hwang Jun karena setelah operasi dilakukan Ah Nian tidak bisa melihat apa pun lagi. *** Beberapa bulan setelah operasi selesai, semuanya berjalan lancar dan hari ini perban kedua mata Lian Er akan segera dibuka. Hwang Jun sedang berjalan di koridor rumah sakit bersama beberapa orang perawat, dia melihat Ah Nian berdiri memegangi gagang ku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya
Bab 3 Kunjungan Hwang Jun
Sampai di depan rumah, Wei Zhang keluar dari dalam mobilnya. Dia menatap kediaman tua yang pernah dia tinggali bersama Li Sisi dalam waktu cukup lama. Dulu dia hidup bahagia di rumah tersebut, sampai dia pindah kerja di sebuah perusahaan. Wei Zhang bertemu dengan Hua Mei – janda muda yang menjadi pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Wei Zhang berselingkuh dengan Hua Mei selama satu tahun hingga akhirnya Hua Mei hamil. Hua Mei ingin Wei Zhang menikahinya, Wei Zhang yang sudah terpikat dan lupa dengan statusnya langsung meninggalkan Li Sisi dan menikah dengan Hua Mei. Wei Zhang berdiri di depan pintu, dia mengetuk pintu kediaman tersebut. Tak lama kemudian Ah Nian muncul dan membukakan pintu untuknya. Ah Nian tidak tahu siapa yang datang mengunjunginya, tapi aroma yang menyapa indra penciumannya membuatnya tahu siapa yang datang menemuinya saat ini. Ah Nian langsung bertanya. “Hal penting apa yang membawa Tuan Wei datang jauh-jauh ke rumah tua ini?” tanya Ah Nian. “Aku tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya
Bab 4 Kecemburuan di kediaman Hua
“Nona-nona, Nona Ah Nian, bagaimana bisa tahu?” tanya Liu sambil mengangkat telapak tangannya sambil mengayunkan perlahan ke kanan dan ke kiri tepat di depan wajah Ah Nian untuk memeriksa apakah Ah Nian sungguh-sungguh tidak bisa melihat atau hanya berpura-pura buta di depan semua orang. “Dia sungguh buta, bukan? Bagaimana dia tahu kalau pipiku memerah karena ada bekas tamparan?” tanya Liu dalam hati. “Jangan salah paham,” ucap Ah Nian seraya memutar badan berdiri memunggungi Liu, “Aku hanya mendengar suara tamparan itu, tepat ketika menaiki anak tangga beberapa menit yang lalu, Tuan Wei menahan langkah kaki kami di tengah anak tangga, lain kali aku tidak akan menjelaskannya,” ujar Ah Nian lalu memutar badan menghadap ke arah Liu kembali lalu dia berkata, “menjadi buta sepertiku, tidak harus menunjukkan kerapuhan dan kelemahanku di depan orang lain, bukan?” tanyanya. Liuu langsung menundukkan kepalanya. “Ya, maafkan saya, Nona,” ucap Liiu dengan sungguh-sungguh. “Keluarlah dar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya
Bab 5 Pembalasan untuk lukaku
“Tuan muda Hwang, apa yang begitu menarik di lantai dua? Sepertinya ada sesuatu yang membuatmu terpesona dan tidak bisa berhenti menatapnya?” gurau Wei Zhang sambil berjalan menuju ke arah anak tangga dengan senyum lebar. Ah Nian di lantai dua bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Wei Zhang. “Ternyata benar, Hwang Jun masih berada di tengah anak tangga dan dia berdiri di sana, terus menatap ke arahku!” bisik dalam hati Ah Nian. “Ah, tidak ada, saya tadi sempat mendengar suara perabotan pecah di lantai atas, saya hendak memeriksanya tapi tidak jadi,” jawabnya dengan sopan sambil mengukir senyum pada bibirnya. “Mari kita mengobrol, pelayan sepertinya masih menyiapkan makanan di ruang makan,” ujarnya pada Hwang Jun. Wei Zhang merangkul bahu Hwang Jun seperti merangkul bahu putranya sendiri. Dari pintu masuk Juan Lin baru datang. Baju yang Juan Lin kenakan terlihat berantakan, serta langkah kakinya sempoyongan seperti baru selesai mabuk-mabukan. Langkah kaki Juan Lin terhenti k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya
Bab 6 Hukuman untuk Lian er
“Dari nada dan ritme langkah kaki ini, pemiliknya adalah seorang gadis muda, bukan Hua Mei, Lian Er!” Gumam Ah Nian sambil mengulurkan tangannya menggenggam kenop pintu kamarnya lalu dengan cepat membuka pintu sehingga Lian Er langsung terjatuh ke lantai kamar Ah Nian. “Ah! Lenganku! Gadis buta sialan! Awas saja, akh sakit sekali!” Lian Er menjerit sambil mengusap lengan kanannya yang memar karena terjatuh ke lantai Ah Nian mengetukkan tongkatnya ke lantai lalu berjalan menjauh dari pintu. “Nona Lian datang jauh-jauh ke ruangan ini, apakah ada hal penting yang ingin anda sampaikan?” Ah Nian bertanya dengan sopan. Dengan susah payah, Lian Er segera bangkit dari lantai dan menunjuk wajah Ah Nian. “Hwang Jun terus menyebutmu di ruang makan, Papa memintaku memanggilmu untuk bergabung dengan kami!” ucapnya dengan tatapan penuh amarah, belum puas hanya menunjuk wajah Ah Nian, Lian Er pun menjambak rambut Ah Nian. “Satu hal lagi yang harus kamu ingat, berhati-hatilah jika mencari pel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya
Bab 7 Makan malam di kediaman keluarga Hua
Tebakan Ah Nian benar, Juan Lin mendengar semua yang dikatakannya dan langsung berkata, “Pelayan sialan! Apa yang kamu katakan tentangku, hah?” bentaknya pada Nuan dari posisi berdiri. Juan Lin meremas pagar lantai atas dengan tangan kanannya. Dia ingin mengejar dan memarahi Nuan tapi tidak bisa karena mabuk. Ah Nian tidak menjawab, dia hanya terus berjalan menuju lantai utama. Sampai di lantai utama, Ah Nian segera bertanya pada Nuan. “Di mana letak ruang makan?” tanyanya pada Nuan. “Bolehkah saya membantu Nona untuk memimpin jalan? Saya tidak cukup pandai, takutnya salah arah kalau hanya menunjukkan dengan kata-kata,” ucap Nuan. Ah Nian menganggukkan kepalanya, dia mengulurkan lengan kirinya pada Nuan. Nuan segera menuntunnya menuju ke ruang makan. Ah Nian dengan cepat bisa membaca di mana letak ruang makan di kediaman megah tersebut. Samar-samar Ah Nian bisa mendengar suara percakapan antara Hwang Jun dan Wei Zhang dari arah ruang makan dan suara tersebut semakin terdengar jel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya
Bab 8 Berpura-pura tidak berdaya
Ah Nian hanya menoleh ke samping ketika Hwang Jun hampir melewatinya, mengiranya Hwang Jun akan berlalu pergi tapi ternyata Hwang Jun malah berhenti tepat di sebelahnya. Ah Nian tidak ingin terjadi kesalahpahaman, Ah Nian segera mengambil langkah menjauh dari Hwang Jun dengan tergesa-gesa. Hwang Jun menatap ke belakang, dia tidak tahu kalau Lian Er mengawasi dari kejauhan. Hwang Jun tanpa ragu mengejar dan mencekal pergelangan tangan Ah Nian. Ah Nian langsung menarik tangannya tetapi Hwang Jun tidak bersedia melepaskannya. “Tuan Muda Hwang, jangan sampai membuat orang salah paham padaku, apa kamu sama sekali tidak tahu tujuan Tuan Wei dan Nyonya Hua mengundang Anda datang ke sini?” tanya Ah Nian pada Hwang Jun. Ah Nian tahu kalau Lian Er mengawasi dari teras rumah. Karena Hwang Jun tidak segera melepaskan pergelangan tangan Ah Nian kembali membuka kata, “Lian Er memperhatikanmu, cepat lepaskan genggaman tanganmu!” perintah Ah Nian pada Hwang Jun. “Jangan berbohong, pasti hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya
Bab 9 Gadis kecil di masa lalu
“Akh sakit sekali! Lagi-lagi kamu sengaja menghindar! Apa jangan-jangan kamu hanya berpura-pura buta di depan semua orang?” hardik Lian Er pada Ah Nian. Ah Nian berpura-pura terkejut, dia segera membungkuk dan menggapai ke sekitar untuk membantunya. “Nona Lian, apa yang terjadi?” tanya Ah Nian padanya. Juan Lin sejak tadi mengawasi dua wanita di koridor lantai atas. Dia melihat Lian Er berusaha berdiri dari lantai kemudian Lian Er mengangkat tangan kanannya untuk menampar Ah Nian ketika Ah Nian menoleh ke kanan kiri seolah kehilangan arah. Ah Nian bukan kehilangan arah, tapi dia mendengar langkah kaki Juan Lin yang kini berjalan dengan langkah cepat kemudian menepis tangan Lian Er. “Apa yang kamu lakukan!” bentak Juan Lin pada Lian Er. “Kamu tidak melihatnya? Hah? Gadis kotor ini berpura-pura lemah di depan semua orang, dia pasti berpura-pura buta!” jerit Lian Er pada Juan Lin. “Dia bahkan menggoda Tuan Muda Hwang! Dia gadis jahat!” ucap Lian Er lagi. “Apa kamu bilang? Pur
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya
Bab 10 Serangan jantung
“Tentu saja, katakan apa yang kamu inginkan?” tanya Juan Lin. Ah Nian tersenyum lalu menarik lepas lengan Juan Lin dari belakang pinggangnya. Ah Nian berjalan pelan menuju ke arah ranjang tanpa meraba-raba seperti gadis buta pada umumnya. Sampai di sana Ah Nian langsung melepaskan gaunnya dan menggantinya dengan gaun tidur yang sudah disiapkan di ranjang. Juan Lin tidak bisa menahan diri untuk tidak menelan ludahnya, tubuh mulus dan telanjang milik Ah Nian terlihat sangat cantik dan seksi. “Bagaimana dengan satu posisi di perusahaan?” pinta Ah Nian pada Juan Lin sambil mengikat tali gaun pada pinggang rampingnya. Ah Nian mendengar suara langkah kaki Juan Lin mendekat dan berhenti di belakang punggungnya. Ah Nian memutar badan menghadap ke arah Juan Lin. “Lalu?” tanya Juan Lin sambil menarik pinggang Ah Nian kembali ke dalam pelukannya. Juan Lin bisa merasakan betapa montoknya buah dada Ah Nian yang terasa kenyal dan sangat lembut saat dia memeluknya erat. “Tuan muda Lin tahu say
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status