Terlihat di sebuah gang sepi, seorang remaja laki-laki berpakaian seragam sekolah sedang disiksa oleh tiga siswa lain yang juga berpakaian osis seperti dirinya. Dari ketiga siswa itu, dua orang mencengkram lengan kanan dan kirinya dengan sangat kuat agar dia tidak bisa kabur, sementara yang satunya meninju perutnya dengan sekuat tenaga.Remaja tersebut bernama Kelvin Stewart. Di saat pulang sekolah dia memang sudah sering dihajar oleh tiga siswa ini, tetapi ini adalah yang paling kejam dari hari-hari sebelumnya. Mungkin karena mereka sudah muak karena Kelvin adalah siswa berprestasi yang selalu dibela oleh guru sekolahnya.“Kumohon, hentikan, Zico! Aku sudah tidak kuat lagi!” Kelvin memohon dengan suara lemas di saat perutnya terus ditinju oleh siswa yang dia sebut 'Zico' itu. Bahkan, dia sampai memuntahkan seteguk darah segar akibat disiksa seperti itu. Zico menghentikan pukulannya, lalu dia memerintahkan kedua anak buahnya untuk memaksa Kelvin sujud di depan kakinya. Kedua anak bua
Setelah berbincang-bincang dengan sistem, Kelvin Stewart diberi reward pengenalan senilai $210. Dia lalu bergegas menuju tempat tinggal ibunya di bawah jembatan. Namun, saat tiba di sana, dia terdiam kaget, terpaku memandang reruntuhan jembatan yang runtuh. “I–ibu!” Tanpa ragu, dia berlari mendekati reruntuhan, menggeser puing-puing untuk mencari ibunya. Akhirnya, dia menemukan tubuh ibunya yang terluka parah dan sudah tak bernyawa. Kelvin memeluk kepala ibunya, memangku tubuhnya dengan gemetar. Dengan penuh kepanikan, dia menepuk-nepuk pipi ibunya sambil berteriak, “Ibu! Bangunlah, Ibu! Jangan tinggalkan aku! Aku tidak punya siapa-siapa lagi selain Ibu!” Air mata Kelvin mengalir deras, jatuh ke wajah ibunya yang sudah tak bernyawa. Dia merangkul tubuh ibunya dengan penuh keputusasaan. Baru saja dia merasa bahagia setelah mendapatkan sistem, tetapi sekarang ibunya malah pergi meninggalkannya. “Sistem, tolong hidupkan ibuku kembali!” Kelvin sangat berharap sekali kalau sistem itu b
“Itu kan ... Zico!” Ketika melihat Zico dan kedua anak buahnya di dalam Toko Ajisaka, Kelvin langsung bersembunyi di balik lemari panjang yang berada di dalam toko ini sambil berjongkok dan mengintip mereka bertiga. “Jangan sampai mereka tahu kalau aku di sini!”Meskipun demikian, indera pendengarannya masih dapat menangkap percakapan antara Zico dan dua anak buahnya.“Bos, bagaimana nasib ibu dan anak itu, ya?” tanya anak buah Zico yang berada di sebelah kanannya.Anak buah Zico yang berada di sebelah kirinya menyahut, “Pasti dia sudah—”Zico langsung membungkam mulut anak buahnya itu sambil mendelik. “Jangan keras-keras, bodoh!”“Ma–maaf, Bos. Keceplosan, hehe,” kata anak buah Zico sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Mendengar itu, Kelvin langsung mengatupkan rahangnya dan mengepalkan tangannya sembari berkata dalam hati. “Jadi mereka yang membunuh ibuku?”[Benar, Master. Sistem mendeteksi bahwa merekalah yang telah menghancurkan jembatan yang ditempati ibu Master.]Menden
Biasanya, setelah selesai menyelesaikan misi, sistem langsung memberitahu Kelvin kalau misi telah selesai. Namun, anehnya sekarang ini Kelvin belum diberitahu kalau misi sudah selesai. Kelvin tidak menghiraukan itu dan dia tetap melanjutkan membersihkan tiga kamar yang lain. Bukan hanya itu saja, teras pun juga dia bersihkan, karena dia merasa yakin, tidak lama lagi rumah ini akan menjadi miliknya.Setelah semuanya selesai, baru kemudian sistem memberitahukan.[Selamat, Master telah berhasil menyelesaikan misi!][Selamat, Master naik level!][Selamat, Master mendapatkan 4 poin!][Karena Master membersihkan 4 kamar sekaligus ditambah membersihkan teras juga, maka sistem akan memberikan bonus sebesar $5000.][Saldo senilai $6000 telah ditambahkan ke akun Master!][Setelah menyelesaikan dua misi, apakah Master ingin mengecek status lagi?][Iya/Tidak.]Kelvin langsung menekan panel yang bertuliskan 'Iya', setelah itu muncul sebuah layar hologram di depannya.______________________________
Kelvin berjalan menuju kantin tersebut dengan perasaan marah melihat Zico dan kedua anak buahnya berada di sana. Ingin sekali rasanya melupakan amarahnya untuk menghajar mereka. Namun, melihat banyak para siswa-siswi lainnya di sana, dia mengurungkan niatnya. Kedua tangannya yang tadinya mengepal, dia lemaskan. Sementara wajahnya yang tadinya memasang ekspresi marah, kembali ke expresi biasa.Sesampainya di kantin tersebut, dia memesan nasi goreng dengan lauk ayam panggang dan jus jeruk kepada pegawai kantin. Setelah itu, dia duduk di sebuah kursi yang berada di sebelah meja berbentuk bundar. Para siswa dan siswi yang berada di situ menjadi heran melihat Kelvin bisa membeli makanan di kantin. Dalam hati mereka bertanya-tanya, “Tumben sekali anak miskin itu bisa membeli makanan enak? Dari mana anak pemulung itu punya uang untuk beli makanan enak di sini? Jangan-jangan dia mencuri!” Pegawai kantin itu kemudian membawakan sarapan Kelvin ke tempat meja duduknya. Kemudian, Kelvin memberi
“Pak Guru!” Kelvin berdiri sembari mengangkat tangan kanannya, membuat Guru Matematika itu menoleh ke arahnya.“Ada apa, Kelvin?” tanya Guru Matematika itu sembari menatap Kelvin yang kini sedang berjalan ke arahnya.Sesampainya di depan guru itu, Kelvin berkata, “Pak, saya ingin menjelaskan, bahwa sebenarnya Xenovia tidak bersalah. Yang pertama memicu keributan tadi adalah Zico. Dia tadi mengataiku dengan sebutan 'Anak Sampah', Pak. Sementara Xenovia hanya ingin membelaku.”Mendengar Kelvin berkata seperti itu, Zico mengatupkan rahangnya sembari mendelik menatap Kelvin dengan sorot wajah yang merah padam. Dia langsung menyergah, “Itu tidak benar, Pak. Dia bohong!”Meskipun Zico berkata bohong, Guru Matematika itu tidak mudah mempercayai perkataannya begitu saja. Guru itu berpikir sejenak sembari menatap wajah Zico dan Kelvin, mencoba membaca pikiran mereka melewati ekspresi wajah mereka. Setelah itu, Guru Matematika tersebut berkata, “Kamu bohong, Zico! Dilihat dari raut wajahmu yang
“Bagaimana aku mengatakannya?” Degup jantungnya berdetak dengan kencang. Bagi Kelvin, misi ini adalah misi tersulit yang diberikan sistem padanya. Namun, mengetahui reward yang akan didapatkannya cukup besar, sulit baginya untuk menolak misi ini.Kelvin mengalihkan wajahnyanya ke arah lain agar Xenovia tidak melihat wajahnya. Karena dia takut jika gadis itu melihat pipinya yang memerah akibat menahan malu.“Kau masih marah, ya? Tidak biasanya kau bersikap seperti ini.” Xenovia merasa heran ketika Kelvin mengalihkan wajahnyanya darinya.“Tidak, aku tidak marah denganmu. Aku hanya ....” Kelvin bingung bagaimana menjelaskannya pada gadis itu. Dia ingin mengungkapkan perasaannya pada gadis itu, tetapi dia tidak tahu harus dimulai dengan berkata apa? Tadinya, setahu Kelvin Xenovia menyukai dirinya itu hanya karena sebatas teman. Namun, mengingat sistem mendeteksi bahwa Xenovia mencintainya, membuat dirinya ingin lebih dekat dengan gadis itu bukan hanya sebatas teman, tetapi sebagai sepasa
“Mati?” Kelvin bertanya dengan nada meremehkan. Nada bicaranya seperti seakan tidak takut sama sekali dengan ancaman Zico. Dia kemudian memejamkan matanya sembari berkata dengan tenang. “Mungkin kalian yang akan mati!” Mendengar itu, Zico langsung merespon dengan berkata, “Apa? Apakah aku tidak salah dengar?” Setelah berkata demikian dia tertawa meremehkan. “Orang lemah sepertimu tidak mungkin bisa menang melawan kami bertiga, hahahaha!” “Mati sajalah!” Zico langsung melompat dari motornya sembari menyiapkan tendangan ke arah Kelvin yang dengan santainya duduk di atas moto matic-nya. Melihat itu, Kelvin langsung menangkap kaki Zico kemudian melemparkan tubuh Zico ke arah Jengki dan Fredy yang masih duduk menyaksikan di motor. “Kuat sekali!” pekik Zico saat tubuhnya terlempar. Karena kecepatan lemparan Kelvin sangat cepat, kuat, dan akurat, tubuh Zico yang dilemparnya itu langsung menabrak kedua anak buahnya sendiri, membuat mereka jatuh dari motornya dan mengalami luka yang c