“Bagaimana aku mengatakannya?” Degup jantungnya berdetak dengan kencang. Bagi Kelvin, misi ini adalah misi tersulit yang diberikan sistem padanya. Namun, mengetahui reward yang akan didapatkannya cukup besar, sulit baginya untuk menolak misi ini.
Kelvin mengalihkan wajahnyanya ke arah lain agar Xenovia tidak melihat wajahnya. Karena dia takut jika gadis itu melihat pipinya yang memerah akibat menahan malu. “Kau masih marah, ya? Tidak biasanya kau bersikap seperti ini.” Xenovia merasa heran ketika Kelvin mengalihkan wajahnyanya darinya. “Tidak, aku tidak marah denganmu. Aku hanya ....” Kelvin bingung bagaimana menjelaskannya pada gadis itu. Dia ingin mengungkapkan perasaannya pada gadis itu, tetapi dia tidak tahu harus dimulai dengan berkata apa? Tadinya, setahu Kelvin Xenovia menyukai dirinya itu hanya karena sebatas teman. Namun, mengingat sistem mendeteksi bahwa Xenovia mencintainya, membuat dirinya ingin lebih dekat dengan gadis itu bukan hanya sebatas teman, tetapi sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai dan saling menyayangi, dan juga bukan hanya karena hadiah dari sistem yang menggiurkan. Sejak kecil Kelvin juga pernah bertanya-tanya, apa itu arti cinta yang sebenarnya? Dan sampai sekarang pun, dia masih bingung yang dimaksud dengan cinta itu apa? Apa perbedaan antara suka dan cinta? Setahu dirinya, cinta itu hanyalah perasaan suka. “Lalu, apa yang membuatmu jadi bersikap seperti ini? Jika kau merasa keberadaanku di sini mengganggumu, maka aku akan pergi. Maaf mengganggu ketenanganmu.” Xenovia beranjak berdiri dari duduknya. Gadis itu berniat akan pergi meninggalkan Kelvin sendirian. Saat Xenovia ingin melangkahkan kakinya untuk pergi, tiba-tiba saja tangan kirinya digenggam oleh Kelvin, membuat gadis itu menoleh ke arahnya dan menatapnya. “Jangan pergi dulu! Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu, Xenovia.” Tentu saja Kelvin tidak akan membiarkan gadis itu pergi. Di samping ingin mengungkapkan cintanya pada gadis itu, dia juga butuh uang agar bisa membeli rumah penginapan itu secepatnya. Xenovia mengehembuskan napas berat. “Sebenarnya apa yang sebenarnya kau inginkan? Akhir-akhir ini sikapmu sangat aneh.” Kelvin melepaskan tangan kanannya yang menggenggam tangan Xenovia, kemudian dia berkata, “Akan kujelaskan. Tapi kumohon, kau duduk dulu!” Xenovia menuruti permintaan Kelvin. Gadis itu kemudian duduk lagi dan menatap pemuda itu dengan tatapan bingung. “Baiklah, sekarang katakan saja. Aku akan mendengarkannya.” “Aku ingin bertanya padamu. Kenapa selama ini kau sangat baik padaku?” Sebenarnya Kelvin sudah tahu jawaban dari pertanyaannya ini karena dia sudah diberitahu oleh sistem. Namun, untuk memastikan apa yang dikatakan sistem itu benar, dia ingin bertanya langsung pada Xenovia seperti ini. “Karena ... karena aku kasihan padamu.” Xenovia menjawab dengan sedikit gugup. “Selain itu?” Kelvin bertanya lagi. Wajah Xenovia itu memerah. Gadis itu merasa kalau Kelvin sepertinya mengetahui tentang perasaannya padanya. “Apa maksud dari pertanyaanmu itu? Kenapa sikapmu jadi aneh seperti ini? Katakan saja apa yang ingin kau ....” Belum sempat Xenovia menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dia dikejutkan dengan perkataan Kelvin. “Aku mencintaimu, Xenovia!” Suasana menjadi hening.Tidak ada yang memulai pembicaraan hingga beberapa saat. Hanya terdengar suara angin sepoi-sepoi yang membuat beberapa bunga sakura jatuh dari pohonnya. “Apa yang barusan kau katakan?” Untuk memastikan apakah telinganya tidak salah dengar, Xenovia ingin mendengar Kelvin mengulangi perkataannya. “Aku mencintaimu, Xenovia. Aku sangat mencintaimu!” Kelvin mengatakannya dengan sepenuh hati. Dia merasa sangat lega setelah mengungkapkan perasaannya. Namun, degup jantungnya semakin berdetak dengan kencang, menanti tanggapan seperti apakah yang akan dikatakan Xenovia padanya. Mendengar perkataan itu terucap dari mulut Kelvin, Xenovia membuka mulut, sementara rona di pipinya memerah karena malu. Dia tidak menyangka kalau Kelvin yang selama ini dia anggap sebagai anak yang sangat polos itu berkata seperti ini. Setelah beberapa saat kemudian, Xenovia tersenyum tulus sembari menatap iris matanya, kemudian gadis itu memberanikan diri dengan berkata jujur. “Aku juga mencintaimu, Kelvin.” Setelah kata itu terucap dari mulutnya, Kelvin menjadi semakin lega. Dia mengambil bunga sakura yang jatuh di sebelahnya. Sembari tersenyum dia menyelipkan bunga itu pada rambut Xenovia sembari berkata, “Kau akan terlihat sangat cantik dengan ini.” “Benarkah?” tanya gadis itu memastikan. Kelvin mengangguk sembari tersenyum tulus pada Xenovia. [Selamat, Master telah berhasil menyelesaikan misi!] [Selamat, Master naik level!] [Selamat, Master mendapatkan 16 poin!] [Selamat, Master mendapatkan reward $10.000!] [Karena Master mampu menciptakan suasana romantis saat menjalankan misi ini, sistem akan melipatgandakan reward yang didapatkan Master hingga dua kali lipat.] [Selamat, saldo senilai $20.000 telah ditambahkan ke akun Master!] Kelvin hanya tersenyum senang ketika mendapatkan kabar dari sistem kalau misinya telah selesai. Dalam hati dia berkata, “Wah! Ini lebih dari cukup untuk membeli penginapan itu.” Beberapa saat setelah itu, bel tanda masuk telah berbunyi. “Bel sudah berbunyi. Ayo, kita kembali ke kelas!” Xenovia segera beranjak berdiri. “Ayo!” sahut Kelvin, kemudian dia berjalan bersama gadis itu menuju kelas. *** 13.30 Bel tanda pulang telah berbunyi. Para siswa segera bersiap-siap untuk pulang. Mereka semua berhamburan keluar dari kelas. Di sisi lain, Zico dan kedua anak buahnya sedang berjalan menuju gerbang keluar. Di saat melewati gerbang, salah satu anak buahnya melihat Kelvin mengendarai motor matic. “Bos-Bos.” Tangan kiri Fredy menepuk-nepuk bahu Zico, sementara tangan kanannya menunjuk Kelvin yang baru saja pergi menggunakan motor matic. “Itu bukannya Kelvin ya, Bos? Sejak kapan dia punya motor?” Melihat itu, Zico melebarkan matanya. Dia jadi bingung karena setahu dia Kelvin hanyalah anak miskin yang tak memiliki apa-apa. “Aku juga heran, dari mana dia bisa punya uang untuk membeli motor?” “Ayo kita kejar dia sebelum jauh, Bos!” Jengki memberi saran. “Ide bagus! Ayo!” Zico merespon sembari tersenyum licik. Mereka bertiga pun langsung bergegas menuju ke tempat pemarkiran motor untuk mengambil Motor Ninja mereka. Setelah itu mereka langsung tancap gas untuk mengejar Kelvin. Meskipun Kelvin sudah melaju terlebih dahulu, tetapi Zico dan kedua anak buahnya yang bernama Jengki dan Fredy itu tetap bisa menyusulnya. Tentu saja itu akan sangat mudah, karena Motor Ninja yang dipakai Zico dan kedua anak buahnya itu pasti lebih cepat daripada motor matic milik Kelvin. Di sisi lain, Kelvin mendengar suara motor yang terdengar di belakangnya. Dia melirik kaca spion-nya, kemudian berkata, “Mereka mau cari masalah denganku rupanya. Mereka pikir, aku ini masih lemah seperti dulu?” Kelvin tersenyum sinis. Dia membiarkan mereka menyalipnya. Kedua anak buah Zico pun langsung menyalipnya kemudian mengahadangnnya, membuat Kelvin langsung menginjak rem-nya secara mendadak. Sementara Zico berhenti di belakangnya. “Kau sudah kami kepung di sini! Jangan harap kau bisa kabur!” Zico kemudian tertawa meremehkan. “Kali ini kami akan memastikan kalau kau pasti sekarang akan mati!” Apa yang akan dilakukan Kelvin? Apakah dia akan kabur? Ataukah dia akan melawan mereka?“Mati?” Kelvin bertanya dengan nada meremehkan. Nada bicaranya seperti seakan tidak takut sama sekali dengan ancaman Zico. Dia kemudian memejamkan matanya sembari berkata dengan tenang. “Mungkin kalian yang akan mati!” Mendengar itu, Zico langsung merespon dengan berkata, “Apa? Apakah aku tidak salah dengar?” Setelah berkata demikian dia tertawa meremehkan. “Orang lemah sepertimu tidak mungkin bisa menang melawan kami bertiga, hahahaha!” “Mati sajalah!” Zico langsung melompat dari motornya sembari menyiapkan tendangan ke arah Kelvin yang dengan santainya duduk di atas moto matic-nya. Melihat itu, Kelvin langsung menangkap kaki Zico kemudian melemparkan tubuh Zico ke arah Jengki dan Fredy yang masih duduk menyaksikan di motor. “Kuat sekali!” pekik Zico saat tubuhnya terlempar. Karena kecepatan lemparan Kelvin sangat cepat, kuat, dan akurat, tubuh Zico yang dilemparnya itu langsung menabrak kedua anak buahnya sendiri, membuat mereka jatuh dari motornya dan mengalami luka yang c
16.35 Kelvin telah sampai di rumahnya. Dia mencopot helmnya, kemudian turun dari motornya. Pada saat itu juga, suara sistem terngiang di telinganya. [Master, sekitar 200 meter di belakang Master, ada Zico dan kedua anak buahnya sedang bersembunyi di balik atap rumah. Mereka ingin menembak Master dengan senjata sniper. Berhati-hatilah Master!] Mata Kelvin melebar mendengar pemberitahuan dari sistem. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk menghindari sniper tersebut. Oleh karena itulah, dia memutuskan untuk bertanya, “Lalu apa yang harus aku lakukan?” [Sistem akan memanipulasi waktu untuk sementara. Master ikuti saja aba-aba sistem, di saat sistem menghitung, dan pada saat hitungan terakhir, Master langsung menunduk. Apakah Master sudah paham?] “Memanipulasi waktu?” Kelvin mengerutkan keningnya. Dia sungguh tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh sistem. [Memanipulasi waktu sama saja dengan memperlambat waktu. Master akan merasa seolah semua yang ada di dunia ini be
Sebelum Tinju Godam Maut yang dilancarkan oleh hero Mo Xie Jue yang kendalikan oleh Zico itu mengenai Qing Yuan, Kelvin langsung menekan tombol ultimate, membuat karakter hero Qing Yuan-nya mengeluarkan skill yang tidak kalah hebat dengan skill ultimate Mo Xie Jue.Sepasang Pedang Batu Bintang Merah Qing Yuan secara tiba-tiba mengeluarkan gelombang api yang sangat kuat, ini adalah skill ultimatenya, 'Serangan Api Phoenix'. Serangan Api Phoenix dan Tinju Godam Maut saling bertabrakan, menciptakan ledakan yang cukup besar hingga membuat kedua karakter hero yang beradu skill dan hero lain yang berada di dekat area itu terpental. Masing-masing dari mereka kehilangan banyak poin HP/ Health Point yang menjadi daya hidup karakter hero dalam game tersebut. Jika poin HP hero habis, maka hero tersebut akan mati.Melihat karakter Qing Yuan yang dia kendalikan itu kehilangan sekitar 50% poin HP, kali ini Kelvin berniat akan bermian dengan lebih hati-hati lagi. Namun, saat melihat archer di piha
Mendapatkan misi seperti itu, Kelvin mengambil napas perlahan-lahan, kemudian dia mengepalkan tangan kanannya sembari tersenyum dan berkata, “Semangat untuk menjadi orang kaya! Meskipun sepertinya misi ini cukup berbahaya, tetapi sekarang aku memiliki kekuatan yang lebih kuat, jika dibandingkan dengan manusia biasa.”Kelvin kemudian membuka Status Karakter-nya dengan isyarat jari yang menggambarkan huruf 'CS' di udara kosong, setelah itu muncul layar hologram di hadapannya.________________________________________Nama: Kelvin StewartUsia: 15 tahunLevel: 6Poin Skill: 5Kekuatan: 7 [ + ]Kecerdasan: 3 [ + ]Inventory: -Toko Sistem: Terbuka pada level 7Poin sistem: 56Saldo: $26.750 [Tarik][Close]________________________________________Kelvin menekan ikon [ + ] beberapa kali pada menu atribut kekuatan. Dia menggunakan poin untuk menambahkan atribut kekuatannya, karena untuk menjalankan misi yang mengharuskan dia berurusan dengan binatang buas, dia harus menjadi lebih kuat lagi.
Kedua tangan Xenovia Xenovia mencengkram pergelangan tangan Zico yang kini sedang mencekiknya, tetapi dia tak memiliki cukup kekuatan untuk melakukan itu. Cengkeraman tangan Zico pada lehernya itu sangat kuat dan menyakitkan, nyaris membuat dia kesulitan untuk bernapas. Mulutnya terbuka, ingin berteriak agar sang ibu datang untuk menyelamatkannya, tetapi dia tak mampu untuk mengatakan sepatah katapun.Sembari mencekiknya, kedua bola mata Zico melotot tajam ke arah gadis itu. Otot-otot yang berbentuk seperti akar terukir di dahinya, seolah dia hendak membunuh adiknya sendiri.“Apa Yang Sedang Kamu Lakukan, Zico!” Tiba-tiba saja terdengar suara wanita dari arah belakang, membuat Zico yang sedang mencekik adiknya itu terkejut dan langsung melepaskan cengkeraman tangannya pada leher adiknya. Xenovia merasa lega karena Zico melepaskan cengkraman tangannya yang mencekik lehernya. Dengan cekatan, dia langsung berlari ke arah sang ibu dan bersembunyi di belakangnya. “Tolong aku ibu! Kakak s
“Maaf, sebenarnya aku tidak ingin berbohong padamu, tetapi aku tidak bisa mengatakannya,” katanya santai. Nada bicaranya tidak gugup sedikit pun, seolah dirinya memang tidak ingin menyembunyikan rahasia apa pun dari gadis yang selama ini selalu berbuat baik kepadanya itu. Di sisi lain perasaannya mengatakan 'iya', tetapi di sisi lain lagi perasaannya mengatakan 'tidak'.Xenovia tahu betul bagaimana sifat Kelvin. Dia sudah mengenalnya sejak lama, dan dia juga tidak ingin mendesak Kelvin dengan berbagai pertanyaan yang menyuruhnya untuk membuka rahasianya. Jadi, dia memilih untuk merespon jawaban temannya itu dengan berkata, “Tidak apa-apa, Kelvin. Aku mengerti. Kau tidak perlu memberitahukan padaku sekarang.”“Jika tiba waktunya nanti ....” Kelvin menjeda kalimatnya, mengambil napas perlahan-lahan dan menghembuskannya kembali, lalu dia melanjutkan dengan berkata, “Aku akan memberitahukannya padamu, Xenovia.”“Baiklah.” Xenovia mengulas senyum tulus. Pandangannya menatap Kelvin dengan s
Di sekolah, terlihat Kelvin dan Xenovia tengah berjalan bersama menuruni tangga. Karena Xenovia masih trauma dengan kejadian semalam di rumahnya, dia memlih menerima tawaran Kelvin yang mengajaknya untuk mampir ke rumahnya.Keadaan sekolah sudah lumayan sepi, karena sebagian besar siswa-siswi lain sudah pulang ke rumah masing-masing. Kelvin berjalan di depan, sementara Xenovia mengikutinya dibelakang. Langkah kaki keduanya membawa mereka sampai di tempat pemarkiran motor yang biasa Kelvin gunakan untuk memarkirkan motornya.Di tempat pemarkiran motor yang memiliki panjang 25 meter dan lebar 10 meter persegi ini, hanya tersisa beberapa motor guru dan motor Kelvin.Kelvin berhenti di samping motornya, lalu menoleh ke arah Xenovia yang berdiri di belakangnya, kemudian dia berkata, “Kau tidak punya motor?”Xenovia menjawab, “Sebenarnya punya, tapi aku belum bisa mengendarai motor. Biasanya aku berangkat dan pulang sekolah bersama kakakku, itu pun jika kami sedang berdamai. Kalau sedang t
“Mau pulang sekarang?” tanya Kelvin. Dia berpikir kalau Xenovia pasti disuruh pulang oleh ibunya. “Iya,” jawab Xenovia. “Aku juga belum ganti baju. Kata ibuku, kakakku sudah dimasukkan ke rumah sakit jiwa, jadi aku sudah tidak takut lagi untuk pulang.”“Baiklah, akan aku antar.” Kelvin beranjak berdiri, lalu dia menoleh ke arah Xenovia yang juga telah berdiri dan bersiap.“Ayo!” kata Kelvin yang dibalas anggukan oleh Xenovia, lalu dia segera beranjak keluar dari rumah diikuti gadis tersebut.Setelah dia dan gadis itu keluar, Kelvin mengunci pintu rumahnya, lalu beranjak melangkah ke tempat motornya berada. Kelvin memasukkam kunci motornya pada sebuah lubang yang terdapat pada motor tersebut, memutarnya, lalu membelokkan motornya untuk berputar. Setelah itu, dia memberi isyarat kepada Xenovia untuk naik, dan gadis itu langsung mengangguk, kemudian membonceng di belakangnya.Setelah siap, Kelvin menoleh dan bertanya, “Di mana rumahmu?”“Di Kota Terratory,” jawab Xenovia, lalau Kelvin