Share

Bab 7

“Bagaimana aku mengatakannya?” Degup jantungnya berdetak dengan kencang. Bagi Kelvin, misi ini adalah misi tersulit yang diberikan sistem padanya. Namun, mengetahui reward yang akan didapatkannya cukup besar, sulit baginya untuk menolak misi ini.

Kelvin mengalihkan wajahnyanya ke arah lain agar Xenovia tidak melihat wajahnya. Karena dia takut jika gadis itu melihat pipinya yang memerah akibat menahan malu.

“Kau masih marah, ya? Tidak biasanya kau bersikap seperti ini.” Xenovia merasa heran ketika Kelvin mengalihkan wajahnyanya darinya.

“Tidak, aku tidak marah denganmu. Aku hanya ....” Kelvin bingung bagaimana menjelaskannya pada gadis itu. Dia ingin mengungkapkan perasaannya pada gadis itu, tetapi dia tidak tahu harus dimulai dengan berkata apa? Tadinya, setahu Kelvin Xenovia menyukai dirinya itu hanya karena sebatas teman.

Namun, mengingat sistem mendeteksi bahwa Xenovia mencintainya, membuat dirinya ingin lebih dekat dengan gadis itu bukan hanya sebatas teman, tetapi sebagai sepasang kekasih yang saling mencintai dan saling menyayangi, dan juga bukan hanya karena hadiah dari sistem yang menggiurkan.

Sejak kecil Kelvin juga pernah bertanya-tanya, apa itu arti cinta yang sebenarnya? Dan sampai sekarang pun, dia masih bingung yang dimaksud dengan cinta itu apa? Apa perbedaan antara suka dan cinta? Setahu dirinya, cinta itu hanyalah perasaan suka.

“Lalu, apa yang membuatmu jadi bersikap seperti ini? Jika kau merasa keberadaanku di sini mengganggumu, maka aku akan pergi. Maaf mengganggu ketenanganmu.” Xenovia beranjak berdiri dari duduknya. Gadis itu berniat akan pergi meninggalkan Kelvin sendirian.

Saat Xenovia ingin melangkahkan kakinya untuk pergi, tiba-tiba saja tangan kirinya digenggam oleh Kelvin, membuat gadis itu menoleh ke arahnya dan menatapnya.

“Jangan pergi dulu! Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu, Xenovia.” Tentu saja Kelvin tidak akan membiarkan gadis itu pergi. Di samping ingin mengungkapkan cintanya pada gadis itu, dia juga butuh uang agar bisa membeli rumah penginapan itu secepatnya.

Xenovia mengehembuskan napas berat. “Sebenarnya apa yang sebenarnya kau inginkan? Akhir-akhir ini sikapmu sangat aneh.”

Kelvin melepaskan tangan kanannya yang menggenggam tangan Xenovia, kemudian dia berkata, “Akan kujelaskan. Tapi kumohon, kau duduk dulu!”

Xenovia menuruti permintaan Kelvin. Gadis itu kemudian duduk lagi dan menatap pemuda itu dengan tatapan bingung. “Baiklah, sekarang katakan saja. Aku akan mendengarkannya.”

“Aku ingin bertanya padamu. Kenapa selama ini kau sangat baik padaku?” Sebenarnya Kelvin sudah tahu jawaban dari pertanyaannya ini karena dia sudah diberitahu oleh sistem. Namun, untuk memastikan apa yang dikatakan sistem itu benar, dia ingin bertanya langsung pada Xenovia seperti ini.

“Karena ... karena aku kasihan padamu.” Xenovia menjawab dengan sedikit gugup.

“Selain itu?” Kelvin bertanya lagi.

Wajah Xenovia itu memerah. Gadis itu merasa kalau Kelvin sepertinya mengetahui tentang perasaannya padanya. “Apa maksud dari pertanyaanmu itu? Kenapa sikapmu jadi aneh seperti ini? Katakan saja apa yang ingin kau ....”

Belum sempat Xenovia menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dia dikejutkan dengan perkataan Kelvin.

“Aku mencintaimu, Xenovia!”

Suasana menjadi hening.Tidak ada yang memulai pembicaraan hingga beberapa saat. Hanya terdengar suara angin sepoi-sepoi yang membuat beberapa bunga sakura jatuh dari pohonnya.

“Apa yang barusan kau katakan?” Untuk memastikan apakah telinganya tidak salah dengar, Xenovia ingin mendengar Kelvin mengulangi perkataannya.

“Aku mencintaimu, Xenovia. Aku sangat mencintaimu!” Kelvin mengatakannya dengan sepenuh hati. Dia merasa sangat lega setelah mengungkapkan perasaannya. Namun, degup jantungnya semakin berdetak dengan kencang, menanti tanggapan seperti apakah yang akan dikatakan Xenovia padanya.

Mendengar perkataan itu terucap dari mulut Kelvin, Xenovia membuka mulut, sementara rona di pipinya memerah karena malu. Dia tidak menyangka kalau Kelvin yang selama ini dia anggap sebagai anak yang sangat polos itu berkata seperti ini.

Setelah beberapa saat kemudian, Xenovia tersenyum tulus sembari menatap iris matanya, kemudian gadis itu memberanikan diri dengan berkata jujur. “Aku juga mencintaimu, Kelvin.”

Setelah kata itu terucap dari mulutnya, Kelvin menjadi semakin lega. Dia mengambil bunga sakura yang jatuh di sebelahnya. Sembari tersenyum dia menyelipkan bunga itu pada rambut Xenovia sembari berkata, “Kau akan terlihat sangat cantik dengan ini.”

“Benarkah?” tanya gadis itu memastikan.

Kelvin mengangguk sembari tersenyum tulus pada Xenovia.

[Selamat, Master telah berhasil menyelesaikan misi!]

[Selamat, Master naik level!]

[Selamat, Master mendapatkan 16 poin!]

[Selamat, Master mendapatkan reward $10.000!]

[Karena Master mampu menciptakan suasana romantis saat menjalankan misi ini, sistem akan melipatgandakan reward yang didapatkan Master hingga dua kali lipat.]

[Selamat, saldo senilai $20.000 telah ditambahkan ke akun Master!]

Kelvin hanya tersenyum senang ketika mendapatkan kabar dari sistem kalau misinya telah selesai. Dalam hati dia berkata, “Wah! Ini lebih dari cukup untuk membeli penginapan itu.”

Beberapa saat setelah itu, bel tanda masuk telah berbunyi.

“Bel sudah berbunyi. Ayo, kita kembali ke kelas!” Xenovia segera beranjak berdiri.

“Ayo!” sahut Kelvin, kemudian dia berjalan bersama gadis itu menuju kelas.

***

13.30

Bel tanda pulang telah berbunyi. Para siswa segera bersiap-siap untuk pulang. Mereka semua berhamburan keluar dari kelas.

Di sisi lain, Zico dan kedua anak buahnya sedang berjalan menuju gerbang keluar. Di saat melewati gerbang, salah satu anak buahnya melihat Kelvin mengendarai motor matic.

“Bos-Bos.” Tangan kiri Fredy menepuk-nepuk bahu Zico, sementara tangan kanannya menunjuk Kelvin yang baru saja pergi menggunakan motor matic. “Itu bukannya Kelvin ya, Bos? Sejak kapan dia punya motor?”

Melihat itu, Zico melebarkan matanya. Dia jadi bingung karena setahu dia Kelvin hanyalah anak miskin yang tak memiliki apa-apa. “Aku juga heran, dari mana dia bisa punya uang untuk membeli motor?”

“Ayo kita kejar dia sebelum jauh, Bos!” Jengki memberi saran.

“Ide bagus! Ayo!” Zico merespon sembari tersenyum licik.

Mereka bertiga pun langsung bergegas menuju ke tempat pemarkiran motor untuk mengambil Motor Ninja mereka. Setelah itu mereka langsung tancap gas untuk mengejar Kelvin.

Meskipun Kelvin sudah melaju terlebih dahulu, tetapi Zico dan kedua anak buahnya yang bernama Jengki dan Fredy itu tetap bisa menyusulnya. Tentu saja itu akan sangat mudah, karena Motor Ninja yang dipakai Zico dan kedua anak buahnya itu pasti lebih cepat daripada motor matic milik Kelvin.

Di sisi lain, Kelvin mendengar suara motor yang terdengar di belakangnya. Dia melirik kaca spion-nya, kemudian berkata, “Mereka mau cari masalah denganku rupanya. Mereka pikir, aku ini masih lemah seperti dulu?”

Kelvin tersenyum sinis. Dia membiarkan mereka menyalipnya.

Kedua anak buah Zico pun langsung menyalipnya kemudian mengahadangnnya, membuat Kelvin langsung menginjak rem-nya secara mendadak. Sementara Zico berhenti di belakangnya.

“Kau sudah kami kepung di sini! Jangan harap kau bisa kabur!” Zico kemudian tertawa meremehkan. “Kali ini kami akan memastikan kalau kau pasti sekarang akan mati!”

Apa yang akan dilakukan Kelvin? Apakah dia akan kabur? Ataukah dia akan melawan mereka?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status