“Pak Guru!” Kelvin berdiri sembari mengangkat tangan kanannya, membuat Guru Matematika itu menoleh ke arahnya.
“Ada apa, Kelvin?” tanya Guru Matematika itu sembari menatap Kelvin yang kini sedang berjalan ke arahnya. Sesampainya di depan guru itu, Kelvin berkata, “Pak, saya ingin menjelaskan, bahwa sebenarnya Xenovia tidak bersalah. Yang pertama memicu keributan tadi adalah Zico. Dia tadi mengataiku dengan sebutan 'Anak Sampah', Pak. Sementara Xenovia hanya ingin membelaku.” Mendengar Kelvin berkata seperti itu, Zico mengatupkan rahangnya sembari mendelik menatap Kelvin dengan sorot wajah yang merah padam. Dia langsung menyergah, “Itu tidak benar, Pak. Dia bohong!” Meskipun Zico berkata bohong, Guru Matematika itu tidak mudah mempercayai perkataannya begitu saja. Guru itu berpikir sejenak sembari menatap wajah Zico dan Kelvin, mencoba membaca pikiran mereka melewati ekspresi wajah mereka. Setelah itu, Guru Matematika tersebut berkata, “Kamu bohong, Zico! Dilihat dari raut wajahmu yang seperti itu, bisa dipastikan kalau kamu berbohong.” “Saya ... saya tidak berbohong, Pak. Kelvin itu—” Sebelum Zico menyelesaikan perkataannya, Guru Matematika itu langsung menyergah dengan tegas. “Saya tidak percaya denganmu! Kamu tetap akan saya hukum karena telah berkata tidak baik terhadap Kelvin!” Zico tidak bisa berkata-kata lagi jika sang guru telah membuat keputusan. Dia hanya bisa mengumpat dalam hati. “Awas nanti kau, Kelvin!” Guru Matematika itu kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Xenovia dan berkata, “Xenovia, kau dibebaskan dari hukuman. Silakan kembali ke tempat dudukmu!” Xenovia langsung mengangkat kepalanya dan menatap guru itu sembari mengulas senyum senang. “Oh, terima kasih, Pak!” Kemudian gadis itu langsung bergegas menuju ke tempat duduknya, begitu juga dengan Kelvin. Saat Zico akan bergerak dan berniat kembali ke tempat duduknya, Guru Matematika itu langsung berkata, “Kamu tetap berdiri di sini sampai pelajaran selesai!” Melihat itu, Kelvin tersenyum puas sembari bergumam dalam hati. “Mampus!” Xenovia yang tempat duduknya tak jauh dari tempat duduk Kelvin, menoleh ke arah Kelvin sembari berbisik, “Terima kasih, Kelvin. Kau sangat keren hari ini!” Kelvin hanya tersenyum tipis sembari mengacungkan ibu jari ke arah gadis itu sebagai respon. [Selamat, Master telah berhasil menyelesaikan misi!] [Selamat, Master naik level!] [Selamat, Master mendapatkan 8 poin!] [Selamat, Master mendapatkan reward $4000!] [Selamat, Master mendapatkan reward misteri!] [Reward Misteri: Atribut Kecerdasan telah ditambahkan ke Status Karakter Master.] [Apakah Master ingin mengecek Status Karakter Master untuk melihatnya?] [Iya/Tidak.] Karena penasaran dengan Atribut Kecerdasan yang baru saja didapatkan, Kelvin langsung menekan panel yang bertuliskan 'Iya'. ________________________________________ Nama: Kelvin Stewart Usia: 15 tahun Level: 4 Poin Skill: 3 Kekuatan: 7 Kecerdasan: 1 Inventory: - Toko Sistem: Terbuka pada level 7 Poin sistem: 8 Saldo: $9750 ________________________________________ Kelvin langsung melongo melihat Status Karakter-nya sendiri. Kedua matanya membulat sempurna ketika menatap layar hologram itu. Sebuah senyuman yang tercetak di wajahnya menandakan bahwa perasaannya sekarang ini sedang sangat bahagia. Dalam hati dia berkata, “Wah! Sedikit lagi saldo-ku sudah cukup untuk membeli penginapan itu.” Dia tidak menyangka, kalau uang sebanyak itu bisa dia dapatkan secepat ini. Perkiraannya kalau dia dapat mengumpulkan uang $10.000 dalam jangka waktu dua Minggu ternyata salah. Ternyata, sistem memberikan uang itu lebih cepat dari yang dia perkirakan. Baru 3 misi saja yang dia kerjakan, tetapi sudah mendapatkan uang sebanyak ini. Andai saja dia tidak membeli motor, tentu saja saldo uangnya sudah tembus $10.000. Karena takut jika ada yang memperhatikannya, Kelvin segera menutup Status Karakter-nya, dan kemudian fokus dengan pelajaran Matematika. Meskipun hanya dia yang bisa melihat layar hologram dan mendengar suara sistem, tetapi dia harus waspada agar tidak ada yang curiga terhadapnya. Kelvin dan semua siswa-siswi yang berada di kelas tersebut fokus memperhatikan Guru Matematika yang sedang menerangkan materi. Suasana seperti ini terus berlangsung hingga waktu istirahat tiba. *** 09.30 Bel tanda waktu istirahat telah berbunyi. Semua siswa-siswi yang tadinya berada di dalam kelas semuanya berhamburan keluar dari kelas. Namun, Zico disuruh ikut Guru Matematika ke kantor, sepertinya anak itu akan disidang oleh para guru di kantor. Di sekolah tersebut ada sebuah taman yang luas, dan di taman tersebut ada sebuah Pohon Sakura yang terletak di tengah-tengah ribuan Bunga Matahari yang bermekaran. Di bawah pohon tersebut terlihat, bahwa Kelvin sedang bersandar dengan santai di bawahnya. Tidak ada siapa pun di sini selain dia, karena siswa-siswi lain sedang berada di tempat lain. Dari dulu dia juga sering menyendiri di tempat ini. “Sistem, aku lupa bertanya mengenai atribut kecerdasan yang tadi kau berikan itu. Apakah itu bisa dinaikkan dengan poin?” Pandangan Kelvin terfokus pada seekor lebah yang terbang mencari serbuk sari di antara bunga-bunga matahari yang bermekaran. [Ya, Master. Semakin tinggi jumlah status atribut kecerdasan Master, maka kecerdasan Master akan semakin meningkat. Namun, untuk Poin Skill hanya bisa meningkat setelah Master menyelesaikan misi.] “Jadi, Poin Skill tidak bisa dinaikkan menggunakan poin, ya?” [Tidak bisa Master. Poin Skill itu menunjukkan tingkat keterampilan Master dalam menjalankan misi. Jadi, semakin banyak misi yang Master selesaikan, maka Poin Skill akan semakin meningkat.] “Ooh, jadi seperti itu, ya?” Kelvin mengangguk-anggukkan kepalanya. “Baiklah, kalau—” Tiba-tiba suara seseorang yang datang mengejutkan Kelvin. “Kau dari dulu suka menyendiri di sini, ya, Kelvin?” Kelvin langsung menoleh ke arah sumber suara itu, dan ternyata itu adalah Xenovia. “Kau membuatku kaget saja, Xenovia.” Xenovia terkekeh, kemudian dia mendekati Kelvin dan duduk bersandar di sebelahnya. Gadis itu membawa sebuah kotak berisisi pizza. Dia memberikan makanan itu pada Kelvin. “Ini untukmu.” “Wah, terima kasih, Xenovia. Kau baik sekali!” Kelvin menerima pizza itu sembari tersenyum senang. Meskipun dia sekarang bisa membeli makanan yang lebih enak dari itu, tetapi jika itu adalah pemberian dari Xenovia, apa pun akan dia terima dengan senang hati. “Terima kasih juga karena tadi kau telah membebaskanku dari hukuman Pak Guru,” kata Xenovia.” Aku juga minta maaf atas kelakuan kakakku yang dari dulu selalu ingin merendahkanmu.” Memaafkan Zico itu adalah sesuatu yang berat bagi Kelvin. Dia hanya diam dengan wajah yang terlihat sedikit kesal setelah mendengar Xenovia meminta maaf atas kesalahan kakaknya. “Aku tahu kalau kakakku sudah sangat keterlaluan padamu selama ini. Aku sudah berusaha untuk membujuk dirinya untuk berhenti menghinamu, tapi ....” Xenovia menundukkan kepalanya dalam. “Kakakku itu sangat keras kepala—” “Bukan hanya keras kepala, tetapi dia juga sangat kejam dan jahat!” Tiba-tiba saja Kelvin keceplosan mengatakan itu karena terbawa emosi. Mengingat bagaimana Zico menyiksanya, dan bahkan sampai membunuh ibunya, Kelvin tidak bisa memaafkan anak biadab itu. “Maafkan aku!” Xenovia menoleh ke arah Kelvin yang duduk di sebelahnya. Saat dia menatap wajahnya yang terlihat kesal, dia menjadi merasa bersalah. “Aku yang seharusnya minta maaf. Tidak seharusnya aku membahas ini padamu. Aku paham jika kau pasti sangat keberatan untuk memaafkan kakakku. Maafkan aku karena telah membahas sesuatu yang tidak kau sukai ini.” Suasana menjadi hening setelah ini. Namun, beberapa saat kemudian, Kelvin mendengar suara sistem. [Sistem mendeteksi, bahwa Xenovia mencintai Master, tetapi dia belum berani mengungkapkan cintanya pada Master. Sistem juga mendeteksi bahwa Master pun juga mencintainya.] [Misi baru: Ungkapkan perasaan cinta Master pada Xenovia.] [Reward: $10.000.] [Waktu: Sebelum waktu istirahat habis.] [Status misi: Sedang berlangsung.] Mendengar sistem memberikan misi itu, pipi Kelvin langsung memerah. Menurutnya, misi ini adalah misi yang paling berat daripada misi-misi yang diberikan sistem sebelumnya. Apakah Kelvin akan mengungkapkan perasaan cintanya pada Xenovia?“Bagaimana aku mengatakannya?” Degup jantungnya berdetak dengan kencang. Bagi Kelvin, misi ini adalah misi tersulit yang diberikan sistem padanya. Namun, mengetahui reward yang akan didapatkannya cukup besar, sulit baginya untuk menolak misi ini.Kelvin mengalihkan wajahnyanya ke arah lain agar Xenovia tidak melihat wajahnya. Karena dia takut jika gadis itu melihat pipinya yang memerah akibat menahan malu.“Kau masih marah, ya? Tidak biasanya kau bersikap seperti ini.” Xenovia merasa heran ketika Kelvin mengalihkan wajahnyanya darinya.“Tidak, aku tidak marah denganmu. Aku hanya ....” Kelvin bingung bagaimana menjelaskannya pada gadis itu. Dia ingin mengungkapkan perasaannya pada gadis itu, tetapi dia tidak tahu harus dimulai dengan berkata apa? Tadinya, setahu Kelvin Xenovia menyukai dirinya itu hanya karena sebatas teman. Namun, mengingat sistem mendeteksi bahwa Xenovia mencintainya, membuat dirinya ingin lebih dekat dengan gadis itu bukan hanya sebatas teman, tetapi sebagai sepasa
“Mati?” Kelvin bertanya dengan nada meremehkan. Nada bicaranya seperti seakan tidak takut sama sekali dengan ancaman Zico. Dia kemudian memejamkan matanya sembari berkata dengan tenang. “Mungkin kalian yang akan mati!” Mendengar itu, Zico langsung merespon dengan berkata, “Apa? Apakah aku tidak salah dengar?” Setelah berkata demikian dia tertawa meremehkan. “Orang lemah sepertimu tidak mungkin bisa menang melawan kami bertiga, hahahaha!” “Mati sajalah!” Zico langsung melompat dari motornya sembari menyiapkan tendangan ke arah Kelvin yang dengan santainya duduk di atas moto matic-nya. Melihat itu, Kelvin langsung menangkap kaki Zico kemudian melemparkan tubuh Zico ke arah Jengki dan Fredy yang masih duduk menyaksikan di motor. “Kuat sekali!” pekik Zico saat tubuhnya terlempar. Karena kecepatan lemparan Kelvin sangat cepat, kuat, dan akurat, tubuh Zico yang dilemparnya itu langsung menabrak kedua anak buahnya sendiri, membuat mereka jatuh dari motornya dan mengalami luka yang c
16.35 Kelvin telah sampai di rumahnya. Dia mencopot helmnya, kemudian turun dari motornya. Pada saat itu juga, suara sistem terngiang di telinganya. [Master, sekitar 200 meter di belakang Master, ada Zico dan kedua anak buahnya sedang bersembunyi di balik atap rumah. Mereka ingin menembak Master dengan senjata sniper. Berhati-hatilah Master!] Mata Kelvin melebar mendengar pemberitahuan dari sistem. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk menghindari sniper tersebut. Oleh karena itulah, dia memutuskan untuk bertanya, “Lalu apa yang harus aku lakukan?” [Sistem akan memanipulasi waktu untuk sementara. Master ikuti saja aba-aba sistem, di saat sistem menghitung, dan pada saat hitungan terakhir, Master langsung menunduk. Apakah Master sudah paham?] “Memanipulasi waktu?” Kelvin mengerutkan keningnya. Dia sungguh tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh sistem. [Memanipulasi waktu sama saja dengan memperlambat waktu. Master akan merasa seolah semua yang ada di dunia ini be
Sebelum Tinju Godam Maut yang dilancarkan oleh hero Mo Xie Jue yang kendalikan oleh Zico itu mengenai Qing Yuan, Kelvin langsung menekan tombol ultimate, membuat karakter hero Qing Yuan-nya mengeluarkan skill yang tidak kalah hebat dengan skill ultimate Mo Xie Jue.Sepasang Pedang Batu Bintang Merah Qing Yuan secara tiba-tiba mengeluarkan gelombang api yang sangat kuat, ini adalah skill ultimatenya, 'Serangan Api Phoenix'. Serangan Api Phoenix dan Tinju Godam Maut saling bertabrakan, menciptakan ledakan yang cukup besar hingga membuat kedua karakter hero yang beradu skill dan hero lain yang berada di dekat area itu terpental. Masing-masing dari mereka kehilangan banyak poin HP/ Health Point yang menjadi daya hidup karakter hero dalam game tersebut. Jika poin HP hero habis, maka hero tersebut akan mati.Melihat karakter Qing Yuan yang dia kendalikan itu kehilangan sekitar 50% poin HP, kali ini Kelvin berniat akan bermian dengan lebih hati-hati lagi. Namun, saat melihat archer di piha
Mendapatkan misi seperti itu, Kelvin mengambil napas perlahan-lahan, kemudian dia mengepalkan tangan kanannya sembari tersenyum dan berkata, “Semangat untuk menjadi orang kaya! Meskipun sepertinya misi ini cukup berbahaya, tetapi sekarang aku memiliki kekuatan yang lebih kuat, jika dibandingkan dengan manusia biasa.”Kelvin kemudian membuka Status Karakter-nya dengan isyarat jari yang menggambarkan huruf 'CS' di udara kosong, setelah itu muncul layar hologram di hadapannya.________________________________________Nama: Kelvin StewartUsia: 15 tahunLevel: 6Poin Skill: 5Kekuatan: 7 [ + ]Kecerdasan: 3 [ + ]Inventory: -Toko Sistem: Terbuka pada level 7Poin sistem: 56Saldo: $26.750 [Tarik][Close]________________________________________Kelvin menekan ikon [ + ] beberapa kali pada menu atribut kekuatan. Dia menggunakan poin untuk menambahkan atribut kekuatannya, karena untuk menjalankan misi yang mengharuskan dia berurusan dengan binatang buas, dia harus menjadi lebih kuat lagi.
Kedua tangan Xenovia Xenovia mencengkram pergelangan tangan Zico yang kini sedang mencekiknya, tetapi dia tak memiliki cukup kekuatan untuk melakukan itu. Cengkeraman tangan Zico pada lehernya itu sangat kuat dan menyakitkan, nyaris membuat dia kesulitan untuk bernapas. Mulutnya terbuka, ingin berteriak agar sang ibu datang untuk menyelamatkannya, tetapi dia tak mampu untuk mengatakan sepatah katapun.Sembari mencekiknya, kedua bola mata Zico melotot tajam ke arah gadis itu. Otot-otot yang berbentuk seperti akar terukir di dahinya, seolah dia hendak membunuh adiknya sendiri.“Apa Yang Sedang Kamu Lakukan, Zico!” Tiba-tiba saja terdengar suara wanita dari arah belakang, membuat Zico yang sedang mencekik adiknya itu terkejut dan langsung melepaskan cengkeraman tangannya pada leher adiknya. Xenovia merasa lega karena Zico melepaskan cengkraman tangannya yang mencekik lehernya. Dengan cekatan, dia langsung berlari ke arah sang ibu dan bersembunyi di belakangnya. “Tolong aku ibu! Kakak s
“Maaf, sebenarnya aku tidak ingin berbohong padamu, tetapi aku tidak bisa mengatakannya,” katanya santai. Nada bicaranya tidak gugup sedikit pun, seolah dirinya memang tidak ingin menyembunyikan rahasia apa pun dari gadis yang selama ini selalu berbuat baik kepadanya itu. Di sisi lain perasaannya mengatakan 'iya', tetapi di sisi lain lagi perasaannya mengatakan 'tidak'.Xenovia tahu betul bagaimana sifat Kelvin. Dia sudah mengenalnya sejak lama, dan dia juga tidak ingin mendesak Kelvin dengan berbagai pertanyaan yang menyuruhnya untuk membuka rahasianya. Jadi, dia memilih untuk merespon jawaban temannya itu dengan berkata, “Tidak apa-apa, Kelvin. Aku mengerti. Kau tidak perlu memberitahukan padaku sekarang.”“Jika tiba waktunya nanti ....” Kelvin menjeda kalimatnya, mengambil napas perlahan-lahan dan menghembuskannya kembali, lalu dia melanjutkan dengan berkata, “Aku akan memberitahukannya padamu, Xenovia.”“Baiklah.” Xenovia mengulas senyum tulus. Pandangannya menatap Kelvin dengan s
Di sekolah, terlihat Kelvin dan Xenovia tengah berjalan bersama menuruni tangga. Karena Xenovia masih trauma dengan kejadian semalam di rumahnya, dia memlih menerima tawaran Kelvin yang mengajaknya untuk mampir ke rumahnya.Keadaan sekolah sudah lumayan sepi, karena sebagian besar siswa-siswi lain sudah pulang ke rumah masing-masing. Kelvin berjalan di depan, sementara Xenovia mengikutinya dibelakang. Langkah kaki keduanya membawa mereka sampai di tempat pemarkiran motor yang biasa Kelvin gunakan untuk memarkirkan motornya.Di tempat pemarkiran motor yang memiliki panjang 25 meter dan lebar 10 meter persegi ini, hanya tersisa beberapa motor guru dan motor Kelvin.Kelvin berhenti di samping motornya, lalu menoleh ke arah Xenovia yang berdiri di belakangnya, kemudian dia berkata, “Kau tidak punya motor?”Xenovia menjawab, “Sebenarnya punya, tapi aku belum bisa mengendarai motor. Biasanya aku berangkat dan pulang sekolah bersama kakakku, itu pun jika kami sedang berdamai. Kalau sedang t