“Ibu angkatmu?” tanya Xenovia, tidak mengerti dengan yang baru saja diucapkan Kelvin. “Kekuatan cahaya kehidupan?”(Sepertinya pemuda itu ingin mengajak Master untuk menggabungkannya kekuatan Sistem Cahaya dengan Kekuatan Sistem Kehidupan.)Ketika Kelvin hendak membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Xenovia, tiba-tiba gadis itu langsung berkata, “Apakah kau ingin menggabungkan kekuatan Sistem Cahaya dan Sistem Kehidupan?”Kelvin tidak terkejut dengan perkataan Xenovia, karena dia bisa menerka kalau gadis itu pasti baru saja diberitahu oleh Sistem Cahaya. Dia hanya merespon ucapannya dengan berkata, “Benar, aku ingin menghidupkan kembali Dewi Lily. Dia adalah ibu angkatku yang telah dibunuh oleh ayahmu.”“Dewi Lily? Dibunuh oleh ayahku?” ulang Xenovia. Dia penasaran denga sosok ‘Dewi Lily’ yang baru saja dikatakan Kelvin, tetapi dia juga merasa bersalah, ketika ayahnyalah yang membunuh ibu angkat pemuda itu. Dia tidak bisa membayangkan betapa sakitnya perasaan Kelvin setelah kehilanga
Di dalam ruangan ini, Jaka melihat cahaya dari luar yang masuk melewati sela-sela pintu masuk yang ditutup. Dia mengernyitkan dahi. Karena penasaran, dia pun beranjak berdiri dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju ke arah pintu untuk mengecek, ada apakah di luar?Ketika dia sampai di dekat pintu dan tangannya hendak meraih tuas pintu tersebut, dia mendengar suara Xenovia dan Kelvin sedang berbicara di luar.Mendengar suara Kelvin yang berkata akan membangun Suku Ndiwek menjadi Kota, membangun istana, serta ingin menjadikan dia dan istrinya menjadi raja dan ratu, Jaka merasa terharu dan langsung membuka pintu tersebut sembari berkata, “Kau tidak perlu melakukan itu, Nak. Melihat kalian pulang dengan selamat saja aku sudah sangat bersyukur.” Pria itu kemudian mendekat ke arah mereka, lalu memeluk Kelvin dan Dewi Lily.“Tanpa bantuan Xenovia, kami tidak akan selamat, Ayah,” kata Kelvin, dia dan Dewi Lily membalas pelukan Jaka.“Tidak!” kata Xenovia. “Aku tidak melakukan apa pun. Sis
Terlihat di sebuah gang sepi, seorang remaja laki-laki berpakaian seragam sekolah sedang disiksa oleh tiga siswa lain yang juga berpakaian osis seperti dirinya. Dari ketiga siswa itu, dua orang mencengkram lengan kanan dan kirinya dengan sangat kuat agar dia tidak bisa kabur, sementara yang satunya meninju perutnya dengan sekuat tenaga.Remaja tersebut bernama Kelvin Stewart. Di saat pulang sekolah dia memang sudah sering dihajar oleh tiga siswa ini, tetapi ini adalah yang paling kejam dari hari-hari sebelumnya. Mungkin karena mereka sudah muak karena Kelvin adalah siswa berprestasi yang selalu dibela oleh guru sekolahnya.“Kumohon, hentikan, Zico! Aku sudah tidak kuat lagi!” Kelvin memohon dengan suara lemas di saat perutnya terus ditinju oleh siswa yang dia sebut 'Zico' itu. Bahkan, dia sampai memuntahkan seteguk darah segar akibat disiksa seperti itu. Zico menghentikan pukulannya, lalu dia memerintahkan kedua anak buahnya untuk memaksa Kelvin sujud di depan kakinya. Kedua anak bua
Setelah berbincang-bincang dengan sistem, Kelvin Stewart diberi reward pengenalan senilai $210. Dia lalu bergegas menuju tempat tinggal ibunya di bawah jembatan. Namun, saat tiba di sana, dia terdiam kaget, terpaku memandang reruntuhan jembatan yang runtuh. “I–ibu!” Tanpa ragu, dia berlari mendekati reruntuhan, menggeser puing-puing untuk mencari ibunya. Akhirnya, dia menemukan tubuh ibunya yang terluka parah dan sudah tak bernyawa. Kelvin memeluk kepala ibunya, memangku tubuhnya dengan gemetar. Dengan penuh kepanikan, dia menepuk-nepuk pipi ibunya sambil berteriak, “Ibu! Bangunlah, Ibu! Jangan tinggalkan aku! Aku tidak punya siapa-siapa lagi selain Ibu!” Air mata Kelvin mengalir deras, jatuh ke wajah ibunya yang sudah tak bernyawa. Dia merangkul tubuh ibunya dengan penuh keputusasaan. Baru saja dia merasa bahagia setelah mendapatkan sistem, tetapi sekarang ibunya malah pergi meninggalkannya. “Sistem, tolong hidupkan ibuku kembali!” Kelvin sangat berharap sekali kalau sistem itu b
“Itu kan ... Zico!” Ketika melihat Zico dan kedua anak buahnya di dalam Toko Ajisaka, Kelvin langsung bersembunyi di balik lemari panjang yang berada di dalam toko ini sambil berjongkok dan mengintip mereka bertiga. “Jangan sampai mereka tahu kalau aku di sini!”Meskipun demikian, indera pendengarannya masih dapat menangkap percakapan antara Zico dan dua anak buahnya.“Bos, bagaimana nasib ibu dan anak itu, ya?” tanya anak buah Zico yang berada di sebelah kanannya.Anak buah Zico yang berada di sebelah kirinya menyahut, “Pasti dia sudah—”Zico langsung membungkam mulut anak buahnya itu sambil mendelik. “Jangan keras-keras, bodoh!”“Ma–maaf, Bos. Keceplosan, hehe,” kata anak buah Zico sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Mendengar itu, Kelvin langsung mengatupkan rahangnya dan mengepalkan tangannya sembari berkata dalam hati. “Jadi mereka yang membunuh ibuku?”[Benar, Master. Sistem mendeteksi bahwa merekalah yang telah menghancurkan jembatan yang ditempati ibu Master.]Menden
Biasanya, setelah selesai menyelesaikan misi, sistem langsung memberitahu Kelvin kalau misi telah selesai. Namun, anehnya sekarang ini Kelvin belum diberitahu kalau misi sudah selesai. Kelvin tidak menghiraukan itu dan dia tetap melanjutkan membersihkan tiga kamar yang lain. Bukan hanya itu saja, teras pun juga dia bersihkan, karena dia merasa yakin, tidak lama lagi rumah ini akan menjadi miliknya.Setelah semuanya selesai, baru kemudian sistem memberitahukan.[Selamat, Master telah berhasil menyelesaikan misi!][Selamat, Master naik level!][Selamat, Master mendapatkan 4 poin!][Karena Master membersihkan 4 kamar sekaligus ditambah membersihkan teras juga, maka sistem akan memberikan bonus sebesar $5000.][Saldo senilai $6000 telah ditambahkan ke akun Master!][Setelah menyelesaikan dua misi, apakah Master ingin mengecek status lagi?][Iya/Tidak.]Kelvin langsung menekan panel yang bertuliskan 'Iya', setelah itu muncul sebuah layar hologram di depannya.______________________________
Kelvin berjalan menuju kantin tersebut dengan perasaan marah melihat Zico dan kedua anak buahnya berada di sana. Ingin sekali rasanya melupakan amarahnya untuk menghajar mereka. Namun, melihat banyak para siswa-siswi lainnya di sana, dia mengurungkan niatnya. Kedua tangannya yang tadinya mengepal, dia lemaskan. Sementara wajahnya yang tadinya memasang ekspresi marah, kembali ke expresi biasa.Sesampainya di kantin tersebut, dia memesan nasi goreng dengan lauk ayam panggang dan jus jeruk kepada pegawai kantin. Setelah itu, dia duduk di sebuah kursi yang berada di sebelah meja berbentuk bundar. Para siswa dan siswi yang berada di situ menjadi heran melihat Kelvin bisa membeli makanan di kantin. Dalam hati mereka bertanya-tanya, “Tumben sekali anak miskin itu bisa membeli makanan enak? Dari mana anak pemulung itu punya uang untuk beli makanan enak di sini? Jangan-jangan dia mencuri!” Pegawai kantin itu kemudian membawakan sarapan Kelvin ke tempat meja duduknya. Kemudian, Kelvin memberi
“Pak Guru!” Kelvin berdiri sembari mengangkat tangan kanannya, membuat Guru Matematika itu menoleh ke arahnya.“Ada apa, Kelvin?” tanya Guru Matematika itu sembari menatap Kelvin yang kini sedang berjalan ke arahnya.Sesampainya di depan guru itu, Kelvin berkata, “Pak, saya ingin menjelaskan, bahwa sebenarnya Xenovia tidak bersalah. Yang pertama memicu keributan tadi adalah Zico. Dia tadi mengataiku dengan sebutan 'Anak Sampah', Pak. Sementara Xenovia hanya ingin membelaku.”Mendengar Kelvin berkata seperti itu, Zico mengatupkan rahangnya sembari mendelik menatap Kelvin dengan sorot wajah yang merah padam. Dia langsung menyergah, “Itu tidak benar, Pak. Dia bohong!”Meskipun Zico berkata bohong, Guru Matematika itu tidak mudah mempercayai perkataannya begitu saja. Guru itu berpikir sejenak sembari menatap wajah Zico dan Kelvin, mencoba membaca pikiran mereka melewati ekspresi wajah mereka. Setelah itu, Guru Matematika tersebut berkata, “Kamu bohong, Zico! Dilihat dari raut wajahmu yang