“Mati?” Kelvin bertanya dengan nada meremehkan. Nada bicaranya seperti seakan tidak takut sama sekali dengan ancaman Zico. Dia kemudian memejamkan matanya sembari berkata dengan tenang. “Mungkin kalian yang akan mati!”
Mendengar itu, Zico langsung merespon dengan berkata, “Apa? Apakah aku tidak salah dengar?” Setelah berkata demikian dia tertawa meremehkan. “Orang lemah sepertimu tidak mungkin bisa menang melawan kami bertiga, hahahaha!” “Mati sajalah!” Zico langsung melompat dari motornya sembari menyiapkan tendangan ke arah Kelvin yang dengan santainya duduk di atas moto matic-nya. Melihat itu, Kelvin langsung menangkap kaki Zico kemudian melemparkan tubuh Zico ke arah Jengki dan Fredy yang masih duduk menyaksikan di motor. “Kuat sekali!” pekik Zico saat tubuhnya terlempar. Karena kecepatan lemparan Kelvin sangat cepat, kuat, dan akurat, tubuh Zico yang dilemparnya itu langsung menabrak kedua anak buahnya sendiri, membuat mereka jatuh dari motornya dan mengalami luka yang cukup parah. “Sakit, Bos!” kata Fredy yang kakinya tertimpa motornya sendiri, Zico kepalanya berdarah akibat terbentur aspal, sementara Jengki masih berusaha menyingkirkan motor yang menjepit kaki kanannya. Kelvin mendekati mereka dengan motor-nya. Dia berkata dengan tenang namun nada bicaranya terdengar seperti sedang meremehkan mereka. “Sekarang siapa yang lemah? Aku atau kalian?” Setelah itu, Kelvin pergi meninggalkan mereka. Dia melanjutkan perjalanannya untuk pulang menuju ke tempat penginapannya. Sebenarnya dia ingin sekali membunuh mereka, tetapi mengingat Zico adalah adiknya Xenovia, Kelvin mengurungkan niatnya, karena dia tidak ingin Xenovia membenci dirinya karena tahu kalau Zico dibunuh olehnya. Akan tetapi, jika suatu saat nanti Zico mengaku sendiri kalau dialah yang membunuh ibunya dan hal itu didengar secara langsung oleh Xenovia, maka Kelvin tidak akan ragu lagi untuk membalaskan dendam atas kematian ibunya. Setelah 20 menit kemudian, akhirnya pun dia sampai di penginapan yang sekarang dia tempati. Jika wanita pemilik penginapan itu berada di rumah tersebut, dia berniat untuk segera membeli penginapan ini karena dia telah memiliki cukup uang untuk membayarnya. Dia berjalan ke arah pintu rumah penginapan itu, setelah berada di depan pintu masuk, dia berkata dengan sistem dalam hati. “Sistem, aku ingin mencairkan uang $10.000. Tolong kirimkan ke tas-ku!” [Baiklah, Master. Pencairan uang senilai $10.000 akan segera diproses.] Mencairkan uang untuk Master... Memproses... 0% 1% 3% 5% 7% 10% 21% 39% 59% 77% 81% 99% 100% Selesai. [Selamat, uang Master berhasil dicairkan!] Setelah mendengar suara sistem yang memberitahukan kalau uang telah berhasil dicairkan, Kelvin langsung membuka pintu masuk penginapan tersebut. Dia masuk ke dalam dan ternyata rumah ini sepi. Dia mengira, mungkin wanita pemilik penginapan itu sedang bekerja di luar. Tanpa memikirkan apa pun lagi, dia segera bergegas untuk pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua melewati tangga. Setelah sampai di kamarnya, Kelvin langsung mengantungkan tas-nya di gantungan sebelah kiri lemari, lalu mengganti bajunya dengan pakaian yang kemarin dia beli di Toko Ajisaka, karena di toko itu kemarin dia tidak hanya membeli seragam dan perlengkapan sekolah saja, tetapi dia juga membeli beberapa pakaian ganti. Sekarang Kelvin telah berganti penampilan. Dia memakai kemeja berwarna merah dan memakai celana jins berwarna hitam. Mengetahui udara di luar cukup dingin karena cuaca mendung, Kelvin memutuskan untuk memakai jaket juga, karena dia berencana pergi ke luar untuk membeli ponsel android. Kini dia memakai jaket berwarna hitam. Dia mengambil uang $10.200 yang berada di tas-nya. Sebenarnya harga ponsel android mungkin hanya sekitar $100-$200 saja. Namun, karena dia berpikir kalau sepulang dari toko ponsel wanita pemilik penginapan itu sudah pulang, dia bisa langsung menyerahkannya. Oleh karena itulah, dia membawa semua uang yang ada di tas-nya. Kelvin keluar dari kamar, dan pergi ke lantai bawah melewati tangga. Namun, saat dia akan keluar dari penginapan ini, tiba-tiba saja wanita pemilik penginapan ini pulang. “Eh, ternyata Anda sudah pulang sekolah. Lalu, Anda mau pergi ke mana lagi?” Wanita itu bertanya sembari menutup pintu yang baru saja dia buka. “Saya sebenarnya mau pergi ke Toko Posnsel. Karena kebetulan Anda sudah pulang, saya ingin membeli penginapan ini karena saya sudah memiliki uang yang cukup untuk membayarnya.” Kevin mengambil uang $10.000 yang dia simpan di saku jaketnya, kemudian menyerahkan uang itu kepada wanita itu. “Ini uangnya.” Wanita itu melebarkan matanya sembari membuka mulut, kemudian dia bertanya dengan nada seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Bagaimana Anda bisa mendapatkan uang sebanyak itu?” Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Kelvin memikirkan jawaban seperti apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut, karena tidak mungkin juga dia berkata dengan jujur kalau uang yang dia dapatkan itu berasal dari sistem. Karena Kelvin belum juga menjawab pertanyaannya, wanita pemilik penginapan itu berkata, “Tidak perlu dijawab kalau itu suatu hal pribadi. Maaf jika pertanyaan ini menyinggung Anda.” Kelvin menghembuskan napas lega. Ternyata wanita itu sangat ramah dan peduli dengan kebingungannya dalam menjawab pertanyaan ini. Dia pun kemudian mengulungkan uang $10.000 itu kepada wanita tersebut sembari berkata, “Kalau begitu, saya jadi ingin membeli rumah ini.” Wanita itu menerima uang penginapan itu sembari berkata, “Terima kasih. Saya akan menyiapkan sertifikat rumah ini untuk Anda.” “Mohon tunggu sebentar!” sambung wanita itu dan Kelvin mengangguk sebagai respon. Kemudian wanita itu pergi menuju ke kamarnya untuk mengambil sertifikat rumah penginapan ini. “Akhirnya, sekarang aku punya rumah sendiri,” gumam Kelvin sembari tersenyum senang. Beberapa menit kemudian, wanita itu kembali dengan membawa sertifikat rumah penginapan ini. Dia menyerahkan sertifikat dan kuci rumah tersebut kepada Kelvin. “Ini sertifikat dan kunci rumahnya, silakan ditandatangani!” Kelvin menerimanya sembari berkata, “Baik, terima kasih.” Kemudian dia menandatangani sertifikat rumah tersebut. “Terima kasih kembali,” kata wanita itu. “Kalau begitu, saya akan mengemas barang-barang saya dulu. Setelah ini saya akan mudik. Dan mulai sekarang, rumah ini sudah menjadi hak milik Anda.” “Anda tidak perlu buru-buru untuk pergi dari rumah ini. Jika Anda tetap ingin tinggal di sini juga tidak apa-apa, saya tidak keberatan meskipun rumah ini sudah menjadi hak saya,” kata Kelvin. “Oh, baiklah, terima kasih. Anda sangat baik. Kalau begitu, saya akan mudik besok,” kata wanita itu merespon ucapan Kelvin. Dalam hati Kelvin membatin, “Cara bicara wanita ini sangat sopan kepadaku. Padahal, usiaku masih 15 tahun dan aku baru kelas 3 SMP.” “Ya sudah. Kalau begitu, saya ingin pergi dulu,” kata Kelvin, dan direspon dengan anggukkan oleh wanita tersebut. Kelvin pergi keluar rumah tersebut. Dia langsung bergegas menaiki motor matic-nya dan pergi menuju ke counter handphone untuk membeli smartphone android. Sekitar 15 menit kemudian, dia sampai di Counter Pringapus. “Mbak, saya ingin beli handphone yang harganya $100 sampai $150. Kira-kira yang bagus apa, ya? ” Kelvin bertanya kepada wanita yang berada di counter tersebut. Wanita itu adalah penjualnya. Penjual wanita itu menjawab, “Ini, Mas, Poco M3. Ini $135 saja.” Tiba-tiba saja suara sistem terngiang di indera pendengaran Kelvin. [Master, sistem menyarankan handphone Asus ROG saja. Master bisa mencairkan $1000 lagi untuk membeli smartphone itu, karena harga Asus ROG cukup mahal.] “Kenapa kau merekomendasikan smartphone itu, Sistem?” Kelvin bertanya kepada sistem dalam hati [Karena nanti Master akan mendapatkan misi dari bermain game online, dan hadiah yang akan diberikan dari bermain game cukup besar.] “Ooh, baiklah kalau begitu. Aku akan memilih Asus ROG saja,” jawab Kelvin dalam hati. “Mbak, kalau Asus ROG harganya berapa?” Kelvin bertanya kepada wanita penjaga counter tersebut. “Kalau itu, saya menyarankan Asus ROG Phone 6 Pro. Harganya $1325,” saran wanita penjaga counter itu. Mendengar itu, Kelvin langsung berkata pada sistem dalam hati. “Sistem, aku ingin mencairkan uang $2000. Kirimkan ke saku jaketku!” [Baiklah, Master. Pencairan uang $2000 akan segera diproses.] Mencairkan uang untuk Master... Memproses... 0% 1% 5% 7% 10% 39% 77% 99% 100% Selesai. [Selamat, uang Master berhasil dicairkan!] Seperti biasa, Kelvin merasakan kalau saku jaketnya menjadi semakin tebal, dan dia tahu kalau itu adalah uang yang telah dicairkan oleh sistem. Dengan cekatan, dia langsung merogoh saku-nya, mengambil $1325 dan menyerahkannya kepada Wanita penjaga counter tersebut sembari berkata, “Ini uangnya.” Wanita penjaga counter tersebut sempat sedikit terkejut ketika melihat uang yang Kelvin pegang. Dia menerima uang itu sembari berkata, “Oh, iya. Terima kasih. Sebentar, saya ambilkan Asus ROG-nya, ya.” Wanita itu berjalan ke bagian kumpulan handphone seri Asus. Dia mengambil Asus ROG Phone 6 Pro, kemudian menyerahkan phonsel itu kepada Kelvin. Phonsel tersebut masih dalam wadah yang berbentuk segi enam dengan tiga sisi pendek dan tiga sisi lain yang lebih panjang. Kelvin menerima phonsel tersebut sembari berkata, “Wah, bentuk wadahnya aja udah keren, ya!” “Apakah Anda sebelumnya belum pernah melihat handphone ini?” tanya penjaga counter tersebut kepada Kelvin. Dengan alasan pintar Kelvin menjawab, “Tidak. Saya tidak pernah melihatnya, tetapi pernah dengar dari orang-orang kalau Asus ROG itu bagus untuk bermain game online.” Padahal, dia tahu kalau handphone tersebut bagus untuk main game online karena sistem yang memberitahunya. “Oh, jadi seperti itu, ya? Baiklah kalau begitu. Apakah Anda butuh bantuan untuk penggunaan handphone tersebut?” tanya wanita itu menawarkan. “Kalau Anda memang belum berpengalaman menggunakan Asus ROG, saya akan mengajarinya.” [Tidak perlu, Master. Sistem bisa mengajari Master.] Mendengar sistem berkata demikian, Kelvin menjawab, “Tidak perlu. Saya sedang terburu-buru. Terima kasih.” “Ya sudah kalau begitu,” kata wanita penjaga counter tersebut. Kelvin langsung bergegas menaiki motor matic-nya. Dia langsung tancap gas untuk pergi ke rumah penginapan yang telah dibeli-nya. Tak lama kemudian, dia sampai di depan rumahnya. Dari kejauhan, Zico, Fredy, dan Jengki sedang mengintai Kelvin yang akan masuk ke rumah dengan teleskop. “Itu Kelvin. Ayo tembak sekarang, sebelum dia masuk ke dalam rumah!” perintah Zico kepada Jengki yang kini sedang memegang senjata sniper. “Oke, Bos!” Jengki menargetkan kepala Kelvin, kemudian dia menarik pelatuknya sembari menyeringai sadis. “Mati kau, Kelvin!” DOR!!16.35 Kelvin telah sampai di rumahnya. Dia mencopot helmnya, kemudian turun dari motornya. Pada saat itu juga, suara sistem terngiang di telinganya. [Master, sekitar 200 meter di belakang Master, ada Zico dan kedua anak buahnya sedang bersembunyi di balik atap rumah. Mereka ingin menembak Master dengan senjata sniper. Berhati-hatilah Master!] Mata Kelvin melebar mendengar pemberitahuan dari sistem. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk menghindari sniper tersebut. Oleh karena itulah, dia memutuskan untuk bertanya, “Lalu apa yang harus aku lakukan?” [Sistem akan memanipulasi waktu untuk sementara. Master ikuti saja aba-aba sistem, di saat sistem menghitung, dan pada saat hitungan terakhir, Master langsung menunduk. Apakah Master sudah paham?] “Memanipulasi waktu?” Kelvin mengerutkan keningnya. Dia sungguh tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh sistem. [Memanipulasi waktu sama saja dengan memperlambat waktu. Master akan merasa seolah semua yang ada di dunia ini be
Sebelum Tinju Godam Maut yang dilancarkan oleh hero Mo Xie Jue yang kendalikan oleh Zico itu mengenai Qing Yuan, Kelvin langsung menekan tombol ultimate, membuat karakter hero Qing Yuan-nya mengeluarkan skill yang tidak kalah hebat dengan skill ultimate Mo Xie Jue.Sepasang Pedang Batu Bintang Merah Qing Yuan secara tiba-tiba mengeluarkan gelombang api yang sangat kuat, ini adalah skill ultimatenya, 'Serangan Api Phoenix'. Serangan Api Phoenix dan Tinju Godam Maut saling bertabrakan, menciptakan ledakan yang cukup besar hingga membuat kedua karakter hero yang beradu skill dan hero lain yang berada di dekat area itu terpental. Masing-masing dari mereka kehilangan banyak poin HP/ Health Point yang menjadi daya hidup karakter hero dalam game tersebut. Jika poin HP hero habis, maka hero tersebut akan mati.Melihat karakter Qing Yuan yang dia kendalikan itu kehilangan sekitar 50% poin HP, kali ini Kelvin berniat akan bermian dengan lebih hati-hati lagi. Namun, saat melihat archer di piha
Mendapatkan misi seperti itu, Kelvin mengambil napas perlahan-lahan, kemudian dia mengepalkan tangan kanannya sembari tersenyum dan berkata, “Semangat untuk menjadi orang kaya! Meskipun sepertinya misi ini cukup berbahaya, tetapi sekarang aku memiliki kekuatan yang lebih kuat, jika dibandingkan dengan manusia biasa.”Kelvin kemudian membuka Status Karakter-nya dengan isyarat jari yang menggambarkan huruf 'CS' di udara kosong, setelah itu muncul layar hologram di hadapannya.________________________________________Nama: Kelvin StewartUsia: 15 tahunLevel: 6Poin Skill: 5Kekuatan: 7 [ + ]Kecerdasan: 3 [ + ]Inventory: -Toko Sistem: Terbuka pada level 7Poin sistem: 56Saldo: $26.750 [Tarik][Close]________________________________________Kelvin menekan ikon [ + ] beberapa kali pada menu atribut kekuatan. Dia menggunakan poin untuk menambahkan atribut kekuatannya, karena untuk menjalankan misi yang mengharuskan dia berurusan dengan binatang buas, dia harus menjadi lebih kuat lagi.
Kedua tangan Xenovia Xenovia mencengkram pergelangan tangan Zico yang kini sedang mencekiknya, tetapi dia tak memiliki cukup kekuatan untuk melakukan itu. Cengkeraman tangan Zico pada lehernya itu sangat kuat dan menyakitkan, nyaris membuat dia kesulitan untuk bernapas. Mulutnya terbuka, ingin berteriak agar sang ibu datang untuk menyelamatkannya, tetapi dia tak mampu untuk mengatakan sepatah katapun.Sembari mencekiknya, kedua bola mata Zico melotot tajam ke arah gadis itu. Otot-otot yang berbentuk seperti akar terukir di dahinya, seolah dia hendak membunuh adiknya sendiri.“Apa Yang Sedang Kamu Lakukan, Zico!” Tiba-tiba saja terdengar suara wanita dari arah belakang, membuat Zico yang sedang mencekik adiknya itu terkejut dan langsung melepaskan cengkeraman tangannya pada leher adiknya. Xenovia merasa lega karena Zico melepaskan cengkraman tangannya yang mencekik lehernya. Dengan cekatan, dia langsung berlari ke arah sang ibu dan bersembunyi di belakangnya. “Tolong aku ibu! Kakak s
“Maaf, sebenarnya aku tidak ingin berbohong padamu, tetapi aku tidak bisa mengatakannya,” katanya santai. Nada bicaranya tidak gugup sedikit pun, seolah dirinya memang tidak ingin menyembunyikan rahasia apa pun dari gadis yang selama ini selalu berbuat baik kepadanya itu. Di sisi lain perasaannya mengatakan 'iya', tetapi di sisi lain lagi perasaannya mengatakan 'tidak'.Xenovia tahu betul bagaimana sifat Kelvin. Dia sudah mengenalnya sejak lama, dan dia juga tidak ingin mendesak Kelvin dengan berbagai pertanyaan yang menyuruhnya untuk membuka rahasianya. Jadi, dia memilih untuk merespon jawaban temannya itu dengan berkata, “Tidak apa-apa, Kelvin. Aku mengerti. Kau tidak perlu memberitahukan padaku sekarang.”“Jika tiba waktunya nanti ....” Kelvin menjeda kalimatnya, mengambil napas perlahan-lahan dan menghembuskannya kembali, lalu dia melanjutkan dengan berkata, “Aku akan memberitahukannya padamu, Xenovia.”“Baiklah.” Xenovia mengulas senyum tulus. Pandangannya menatap Kelvin dengan s
Di sekolah, terlihat Kelvin dan Xenovia tengah berjalan bersama menuruni tangga. Karena Xenovia masih trauma dengan kejadian semalam di rumahnya, dia memlih menerima tawaran Kelvin yang mengajaknya untuk mampir ke rumahnya.Keadaan sekolah sudah lumayan sepi, karena sebagian besar siswa-siswi lain sudah pulang ke rumah masing-masing. Kelvin berjalan di depan, sementara Xenovia mengikutinya dibelakang. Langkah kaki keduanya membawa mereka sampai di tempat pemarkiran motor yang biasa Kelvin gunakan untuk memarkirkan motornya.Di tempat pemarkiran motor yang memiliki panjang 25 meter dan lebar 10 meter persegi ini, hanya tersisa beberapa motor guru dan motor Kelvin.Kelvin berhenti di samping motornya, lalu menoleh ke arah Xenovia yang berdiri di belakangnya, kemudian dia berkata, “Kau tidak punya motor?”Xenovia menjawab, “Sebenarnya punya, tapi aku belum bisa mengendarai motor. Biasanya aku berangkat dan pulang sekolah bersama kakakku, itu pun jika kami sedang berdamai. Kalau sedang t
“Mau pulang sekarang?” tanya Kelvin. Dia berpikir kalau Xenovia pasti disuruh pulang oleh ibunya. “Iya,” jawab Xenovia. “Aku juga belum ganti baju. Kata ibuku, kakakku sudah dimasukkan ke rumah sakit jiwa, jadi aku sudah tidak takut lagi untuk pulang.”“Baiklah, akan aku antar.” Kelvin beranjak berdiri, lalu dia menoleh ke arah Xenovia yang juga telah berdiri dan bersiap.“Ayo!” kata Kelvin yang dibalas anggukan oleh Xenovia, lalu dia segera beranjak keluar dari rumah diikuti gadis tersebut.Setelah dia dan gadis itu keluar, Kelvin mengunci pintu rumahnya, lalu beranjak melangkah ke tempat motornya berada. Kelvin memasukkam kunci motornya pada sebuah lubang yang terdapat pada motor tersebut, memutarnya, lalu membelokkan motornya untuk berputar. Setelah itu, dia memberi isyarat kepada Xenovia untuk naik, dan gadis itu langsung mengangguk, kemudian membonceng di belakangnya.Setelah siap, Kelvin menoleh dan bertanya, “Di mana rumahmu?”“Di Kota Terratory,” jawab Xenovia, lalau Kelvin
[Master, sistem akan mengaktifkan skill evasion untuk memperlambat waktu. Sebentar lagi pria itu akan menembak Master dengan pistol yang ada di saku celananya.][Skill Evasion: Memperlambat waktu, aktifkan!]Setelah sistem berkata demikian, tiba-tiba saja Kelvin merasa kalau gerakan mulut bos penjahat yang sedang berbicara itu menjadi sangat lambat ... tidak! Tidak hanya bos penjahat itu saja yang melambat, tetapi memang semuanya menjadi sangat lambat, seluruh waktu di dunia ini menjadi terasa lambat. Namun pada aslinya, tubuh Kelvin-lah yang menjadi semakin cepat.Kelvin merasa kalau bos penjahat itu seperti berkata, “Omong kosong!” Tapi gerakan mulutnya sangat lambat. Meskipun hanya dua patah kata, tetapi rasanya bos penjahat itu butuh waktu dua puluh detik untuk mengatakan dua patah kata tersebut.Kelvin tahu kalau ini adalah skill evasion untuk memperlambat waktu, seperti di saat dia menghindari peluru sniper Jengki. Dia melihat bos penjahat itu merogoh saku-nya sembari mengatakan