Terjerat Hasrat Cinta Atasanku

Terjerat Hasrat Cinta Atasanku

Oleh:  Dewi  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
124Bab
2.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Seorang wanita belia yang baru lulus kuliah bernama Sintia, dia ada panggilan interview kerja di sebuah perusahan besar. Dia wanita yang periang namun pecicilan. Suatu hari dia mengalami kejadian yang tak mengenakan sebelum berangkat interview, dia di hina oleh orang kaya yang tak lain adalah bos perusahaan tersebut. Ketika Sintia Samapi kantor, dia terkejut karena orang yang menghinanya adalah pemegang perusahaan. Tapi untungnya meskipun dia ada masalah dengan pemilik perusahaan itu, dia masih di terima kerja di perusahan tersebut. Sintia bekerja tidaklah semudah itu, dia bekerja di bawah tekanan bosnya yang bernama Arseno. seiring berjalannya waktu, dengan kesabaran penuh Sintia meskipun kerap emosi membuat bosnya bernama Arseno menjadi jatuh hati kepada Sintia. Arseno berusaha mengambil hati Sintia dengan caranya sendiri. cara yang tak seperti umumnya seorang laki-laki biasa.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Agus
Iyah ni ceritanya menarik
2024-10-24 01:27:10
0
user avatar
Eilla Jamaludin
menarik jugak cerita nya ya...
2024-01-02 23:34:49
1
124 Bab

Bab 1

"Hey bisa gak berhenti klakson berisik tau." teriak Sintia di atas motor."Saya lagi terburu-buru," jawab Arseno dari dalam mobil.Sintia merasa kesal dengan suara tersebut lalu memutuskan untuk turun dari sepedah."Kesempatan nih sudah lama aku gak marah-marah,udah pikiran banyak di tambah lagi suara bising lengkap sudah." gumamnya dalam hati jengkel.Sintia pun melangkahkan kakinya ke arah mobil Arseno dengan nafas naik turun.Mobil sedan dengan warna hitam dengan nomor plat yang cantik, menandakan sang pemiliknya bukan orang sembarangan."Keluar kamu, kamu kira hanya kamu saja yang terburu-buru?" tanya Sintia sambil mengetuk kaca mobil .Sintia mengeluarkan sumpah serapah kepada Arseno sang pengendara mobil.Arseno pun membuka kaca mobilnya,Melihat Sintia yang marah-marah di jalan, menjadinya pusat perhatian para pengguna jalan lainnya yang tengah terjebak kemacetan.Jalanan lagi macet di karena ada sebuah kecelakaan lalu lintas di tengah jam sibuk. Kecelakan tersebut membuat kema
Baca selengkapnya

Bab 2

Sintia yang tengah duduk di kursi meja kerja pak Yandi hanya bisa terdiam mendengar hinaan yang terlontar dari mulut laki-laki paruh baya itu."Silahkan duduk pak," sahut pak Yandi yang mempersilahkan Arseno.Arseno pun enggan untuk duduk, " Tidak pak, tolong ke ruang saya secepatnya ada hal yang ingin aku sampaikan." ujar Arseno sambil melangkah keluar ruangan pak Yandi sambil matanya melirik Sintia yang tengah duduk.Arseno pun pergi dari ruangan pak Yandi, Pak Yandi pun meneruskan pembicaraan dengan sintia yang sempat terhenti karena kedatangan Arseno."Ya selamat ya kamu diterima kerja di sini, kamu akan di training selama 3 bulan dulu, nanti kalau kerjamu bagus kamu akan diperpanjang."ujar pak Yandi.Pak Yandi yang sedari tadi berbicara tentang masalah pekerjaan, kali ini dia bertanya perihal atasannya yang tiba-tiba menghinanya.Sinta yang mendengar pertanyaan pak Yandi, dia mendengus kesal. "Dia itu pak yang mau menabrak ku di jalan, dan dia juga yang menabrak ku di lobby."Ja
Baca selengkapnya

Bab 3

Bu Asri hanya terdiam tak menjawab sepatah kata pun dengan apa yang ditanyakan Sintia.Dia hanya berdiri di depan pintu sambil menyilang kedua tangannya.Sintia terus memohon dan bersujud di kaki ibu Asri, tapi Bu asri tetap tak bergeming. "Sekarang kamu secepatnya enyah dari sini, aku sudah muak dengan wajah mu." ujar Bu asri kesal.Sintia menangis, "Bu jawab pertanyaan ku kenapa ibu mengusirku?" tanya kembali Sintia yang tak puas dengan apa yang di ucapkan oleh ibu tirinya itu.Bu asri menjelaskan jika dirinya sudah muak dengan sikap Sintia yang tak pernah membantu ekonominya selama ini, "Jadi buat apa aku harus merawatmu, kamu sama sekali tidak menghasilkan apa pun." jawab ketus Bu Asri.Bu Asri semakin kesal dengan wajah Sintia yang mengis memohon di depannya, lalu Bu asri mendorong Sintia sampai jatuh ke tanah dan Bu asri membalikan badannya dan melangkah masuk ke dalam rumah, Bu Asri mengunci rumah dari dalam supaya Sintia tidak bisa lagi masuk rumahnya.Sintia yang sedang terj
Baca selengkapnya

Bab 4

Mendengar cerita Sintia oma Ratih pun menangis sesegukan, oma Ratih merasakan beban yang diderita Sintia ya begitu berat."Ya sudah sebagai rasa terimakasih oma karena kamu telah menyelamatkan oma, kamu harus bersedia tinggal di rumah oma sementara waktu, nanti kalau kamu kerja sudah punya uang kamu bisa menyewa rumah,"Sintia pun terkejut dengan apa yang oma Ratih ucapkan.Sintia pun tak bisa menahan air matanya,"Terimakasih nek, nenek sudah bersedia menolongku,"Sintia berpelukan dengan oma Ratih sambil menangis, Sintia kehilangan cinta seorang ibu, namun dengan pelukan hangat itu menjadikan Sintia seperti menemukan sosok ibu yang telah lama meninggalkannya."Oh ya sebentar lagi ada anak oma kesini mau menjenguk mu dan oma pulang dulu ya kaki oma rasanya sakit, untuk sementara waktu kamu malam ini ditemani anak oma ya?"Sintia menganggukan kepalanya, dan oma mengusap wajah Sintia dengan tisu basah supaya terasa lebih segar dan membubuhkan bedak tipis-tipis."Sintia kamu cantik yaa,
Baca selengkapnya

Bab 5

Setelah menekan tombol tak lama 2 perawat dan seorang dokter datang dan memeriksa Sintia secara seksama.Sedangkan Arseno berdiri dengan cemas di samping ranjang pasien."Tolong, jangan membuat pasien berpikir terlalu keras karena kondisinya belum stabil, dan saya sudah memberi obat pereda panas,"Dokter itu memeriksa mata Sintia dan menyuntikan obat di infusnya."Terimakasih dok,"Dokter paruh baya itu tersenyum mengangguk, Arseno pun mengantar dokter keluar ruangan dengan ramah.Setelah dokter keluar dari kamar rawat Sintia, seraya Arseno berjalan dekat ranjang Sintia dan menyentuh telapak tangannya."Ohh iya panas," gumam Arseno yang sekarang hatinya mulai percaya jika wanita yang bernama Sintia itu tidaklah seperti yang di pikirkan.Arseno pun segera memperbaiki selimut Sintia. Dan Arseno kembali duduk, Arseno tidak bisa memejamkan matanya padahal ini malam sudah larut.Setelah selesai Arseno duduk di sofa yang berada tak jauh di ranjang tempat tidur rumah sakit. "Jika mama tau bi
Baca selengkapnya

Keluarga Arseno

Arseno adalah seorang pengusaha yang mewarisi usaha milik keluarganya dia juga ikut menyumbang atas kejayaan perusahaannya sampai menuju puncak kesuksesan sampai saat ini.Perusahan yang bergerak di bidang pangan itu telah mengeluarkan banyak produk yang menguasai pasar.Arseno sudah berani membuat sebuah keputusan untuk menekan harga di pasar supaya bisa lebih terjangkau di semua kalangan terutama kalangan menengah kebawah.Perusahan milik keluarga Arseno adalah perusahan terbesar di seantero negeri.Perusahannya juga ikut andil dalam bakti sosial untuk negeri ini, terbukti dia sering memberi bantuan jika terjadi sebuah bencana di negeri ini dengan mengirim produknya kepada mereka yang membutuhkan, di samping membantu itu juga adalah sebuah trik marketing yang di gagasannya.Perusahan milik Arseno juga memberi beasiswa kepada para pelajar yang berprestasi sebagai baktinya kepada anak negeri.Namun sayang di karirnya yang melesat tinggi dia tak kunjung menikah, padahal banyak wanita y
Baca selengkapnya

Arseno menolak perjodohan

"Sudahlah jangan di teruskan lagi, aku tak ingin di jodohkan. Aku bisa mencari sendiri." jawab Arseno kepada Tiara.Tiara pun tertawa mendengar apa yang di katakan Arseno. "Emang wanita seperti apa yang kamu cari, hey Arseno kamu sudah tua saatnya kamu menikah. Lihatlah mama yang usianya sudah menginjak 60 tahun dia butuh cucu dari kamu." ujar Tiara sambil mendekati Arseno.Arseno tak menghiraukan apa yang di katakan kakak tirinya itu, dia berdiri sambil menatap jam tangannya yang terpasang di tangan kanannya. "Ya sudah aku mau berangkat dulu." seru Arseno.Arseno pun pergi meninggalkan Tiara dan mamanya, dia sudah tak peduli dengan apa yang di katakan kakak perempuannya itu, bagi dirinya yang terpenting sekarang adalah bekerja. "Hey Arseno, aku belum selesai bicara." teriak Tiara kepada Arseno.Arseno pun tak menghiraukan Tiara, dia tetap melangkahkan kakinya untuk segera berangkat bekerja."Jika memang aku masih ada jodoh, suatu saat akan datang kepada ku dengan sendirinya tanpa di
Baca selengkapnya

pegawai baru

"Apa yang terjadi?" tanya Arseno dengan membulatkan matanya.Asistentnya bercerita jika perusahan di gugat karena di tuduh plagiat oleh perusahan pangan lainnya,"Nama perusahannya apa?" tanya Arseno kembali yang ingin mengetahui siapakah gerangan yang ingin mengajaknya perang.Asisten Arseno menceritakan bahwa yang menggugat perusahannya adalah foodgood.perusahan pangan yang baru berdiri di negeri ini dan umurnya masih terbilang sangat muda. Perusahan itu didirikan oleh seorang penghianat yang merebut kekuasaan orang lain."Oh dia," ujarnya lirih di balik telepon.Arseno mengangguk-nganggukan kepalanya dan menyuruh asistentnya untuk segera menemui dirinya di ruangannya."Siap pak." jawab sang asistent dengan sigap.Arseno pun menutup panggilan teleponnya dan meletakkannya kembali di tempatnya .Arseno menghembuskan nafas panjangnya dan dia tersenyum di sudut bibirnya, "Benar-benar gila orang itu." ucapnya sambil tersenyum tipis dan sinis.Arseno masih tak percaya dengan yang di deng
Baca selengkapnya

Tugas Pertama

Mendengar apa yang di katakan oleh Arseno, seorang laki-laki yang berumur menginjak 40 tahun itu membuat Sintia tersenyum kecut.Bagaimana mungkin dirinya di remehkan oleh pemilik perusahan tempatnya akan memulai bekerja.Sintia hanya tersenyum mengangguk di hadapan Arseno meskipun hatinya sangat kesal dengan sikapnya."Baik pak, saya akan berusaha semaksimal mungkin." jawab Sintia.Mendengar jawaban Sintia membuat Arseno tertawa lagi, kali ini dia tertawa sampai terbatuk-batuk.Lalu Arseno menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa membuat Sintia yang melihatnya sedikit bingung."Jawabanmu itu adalah sebuah jawaban klasik para karyawan di perusahan saya." ujar Arseno kepada sintia.Arseno mengatakan kepada Sintia kalau dirinya belum menemukan hal spesifik di dalam dirinya yang membuat Arseno belum percaya akan kemampuannya dalam bekerja apalagi Sintia terbilang baru saja lulus dunia pendidikan pasti pengalamanya hanya secuil bagi Arseno.Arseno pun menggebrak meja, "Terserah lah
Baca selengkapnya

Memulai Bekerja

Sanggup tak sanggup Sintia pun harus sanggup karena tak mudah untuk mencari sebuah pekerjaan di era ini.Semua pekerjaan tak mudah untuk didapatkannya jika tak memiliki relasi yang tepat yang bisa menghubungkannya, meski itu tak semua pekerjaan seperti itu tapi inilah kenyataan yang banyak terjadi di negeri ini."Iya saya siap pak." jawab Sintia.selang tak beberapa staf yang dipanggilnya oleh Arseno datang dan menghadap dirinya yang tengah duduk berhadapan dengan Sintia.staff yang dipanggil Arseno itu melihat sebuah wanita muda yang sedang di ruangan bosnya membuatnya terkejut, jarang-jarang bosnya mau berhadapan dengan seorang wanita apalagi wanita muda seperti di hadapannya itu.Dia tersenyum dan menyapa Sintia yang tengah duduk dengan mata yang sedikit menggodanya.Namun seketika itu dia tersadar jika sedang berada di sebuah ruangan milik seekor macan jika dia marah bisa di gigit sampai mati."Ehm," dehem Arseno sambil menatap layar komputernya.staf Arseno yang sedang berdiri p
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status