Share

Bab 91. KISAH PRANATA

Berpuluh-puluh tahun yang silam.

Pranata menangis di sisi sebuah pusara. Laki-laki cilik itu baru saja kehilangan bapaknya yang tewas di tangan seorang perampok. Kakaknya--Suwita berdiri mematung melihatnya. Rasa marah dan dendam menguasai hati Pranata, tapi tubuh kecilnya tidak mampu berbuat apa-apa.

“Ayah, aku bersumpah untuk menjadi perampok yang paling hebat di jagat raya ini!” seru Pranata sambil berdiri. Bocah kecil itu mengusap ingusnya yang berleleran, matanya garang melihat langit. Tekadnya sudah bulat untuk membalas dendam kematian bapaknya dengan cara menjadi kepala perampok hebat.

“Pranata!” teriak Suwita kaget. “Tarik kembali ucapanmu itu!” perintahnya kepada sang adik.

Pemuda tanggung itu sangat terkejut mendengar perkataan Adiwangsa. Tidak menyangka sedikit pun ucapan itu keluar dari mulut bocah yang masih berusia sepuluh tahun.

“Kita tidak boleh seperti itu, mana boleh balas dendam, Dek!” serunya panik. Suwita mencoba memberi pemahaman kepada Pranata.

“Kakang, aku aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status