Share

Bab 93. MASA KECIL MARDAWA

Suwita meluruskan tangan karena pegal. Sudah begitu lama dia menggendong bayi, tapi ibunya tak kunjung muncul. Suwita berdiri, berniat untuk kembali ke pondok. Namun karena masih ragu-ragu, akhirnya dia duduk kembali untuk menanti. Siapa tahu ibu bayi ini muncul karena hari sudah mulai malam.

Pemuda itu baru saja ditinggal meninggal oleh gurunya. Tadi mendengar suara berisik ketika sedang bersemedi. Tidak disangka dirinya malah mendapat seorang bayi. Suwita benar-benar bingung, apa yang harus dilakukannya.

“Apakah bayi ini tidak akan dijemput ibunya lagi?” gumam Suwita. Dia mendongak ke langit, hari sudah menjelang malam. Pemuda itu menengok bayi yang tampak mulai gelisah. “Dia kelaparan,” bisiknya sambil menyodorkan jari ke bibir bayi tersebut. Dengan segera bayi itu membuka mulut sambil menjulurkan lidahnya keluar-masuk.

“Baiklah, aku akan membawamu pergi. Hup!” Suwita melompat dan berlari meninggalkan tempat tersebut. Dia merasa ibunya bayi tersebut sudah tak mungkin kembali lagi.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status