Share

Aroma Manis

“Dia ...?” Bianca menunjuk ragu ke arahku. Tampaknya gadis itu baru sadar bahwa ada orang lain antara dirinya dan pria idamannya.

“Ah, ya, ini temanku. Dia sangat ingin ikut.”

“O ya?” Bianca menyahut pelan. Sangat pelan. Menatapku begitu lama. Seolah mengenaliku.

“Hai,” sapaku. Kusodorkan tangan untuk basa –basi menyalaminya. “Andrea,” ucapku menyebut nama belakang dari Junia. Saat menatap sesaat ke arah Hasan, pemuda itu tersenyum. Seolah sedang memuji betapa cerdasnya aku. Memperkenalkan diri dengan nama lain tanpa berbohong.

“Kenapa kamu mirip seseorang?” gumamnya. Bianca meraih dan menyalami tanganku dengan malas.

“Hem, sebaiknya kita lekas melanjutkan rencana kita.” Hasan berdiri lebih dekat pada Bianca dan jadi penghalang antara kami.

Gadis itu pun manggut –manggut setuju. Dia pasti tidak mau membuang waktu untuk membahas hal tak penting, sementara pria yang disukai ada di rumahnya.

“Ayo kita ke kamarku saja!” ajaknya.

Kami pun mengekornya ketika ia berjalan lebih dulu menuju a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status