Share

Dikejar Anak Buah Om Rudi

“Ya, aku yakin, Paman. Aku ke sana ‘kan tidak sendiri. Tapi datang bersama gebetan Bianca, jadi ... mereka pasti tidak akan mencurigaiku.”

“Gebetan? Gebetan gadis itu? Maksudku Bianca, anaknya Rudi?” tanyanya.

“Ya.” Aku mengangguk.

Paman kemudian mengerutkan kening. Entah, apa yang dipikirkannya? Terkejut dan membaca sesuatu atau malah tidak tahu sama sekali tentang istilah gebetan.

“Gebetan? Kamu ke sana dengan seorang pria?”

“Ya.” Aku kembali mengangguk. “Ap –apa yang salah?” Baru saja aku tersadar, bahwa wujudku di kampus adalah seorang Junia. Masa iya dekat dengan pria?

“Ehm, jadi ... aku dan gebetannya itu ceritanya dekat, Paman.”

“Sedekat apa kalian sampai dia mau membawamu ke tempat Bianca?” Pria itu memelototiku. “Sepertinya dia juga bukan orang miskin, sampai bisa bergaul dengan anak Rudi yang kaya raya. Ada yang tidak beres di sini, Jun.” Pria itu kemudian menatap ke arah laptop dengan merk apel berlubang. Sesuatu yang jelas –jelas sangat mahal. Tentu saja membuat Paman Hamz
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status