Share

**Bab 10: Kebenaran yang Tersembunyi**

**Bab 10: Kebenaran yang Tersembunyi**

Matahari telah mulai tenggelam di balik bukit ketika Aria akhirnya mencapai rumah Nenek Nyai. Suasana di desa terasa aneh, seolah-olah ada sesuatu yang merayap di balik ketenangan senja. Aria tidak bisa menyingkirkan perasaan bahwa setiap bayangan yang terlihat, setiap angin yang berdesir, membawa pesan dari kegelapan yang semakin dekat.

Nenek Nyai menyambut Aria dengan wajah serius. Tanpa basa-basi, dia segera mempersilakan Aria masuk ke ruangannya yang penuh dengan buku-buku kuno, ramuan, dan benda-benda aneh lainnya. Nenek Nyai tahu ada sesuatu yang mendesak yang harus mereka bicarakan, dan tatapan mata tajamnya mengisyaratkan bahwa dia sudah menunggu kedatangan Aria.

“Anakku, apa yang terjadi sejak terakhir kali kita bertemu?” tanya Nenek Nyai, suaranya lembut tapi tegas.

Aria menggenggam erat batu kristal di sakunya, merasakan getaran aneh setiap kali dia mengingat peristiwa di rumahnya. Dia menceritakan semua yang terjadi—tentang suara-suara dari cermin, tarikan kegelapan yang hampir menyeretnya, dan bagaimana cahaya kristal menyelamatkannya. Selama dia berbicara, Nenek Nyai mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali mengangguk dan menggumamkan sesuatu dalam bahasa yang tidak dimengerti Aria.

Ketika Aria selesai, Nenek Nyai terdiam sejenak, memandang keluar jendela yang menghadap ke hutan. "Cermin itu adalah portal, Aria. Portal yang menghubungkan dunia kita dengan dunia yang seharusnya tidak pernah bersinggungan. Kegelapan yang kau lepaskan bukanlah sesuatu yang bisa dengan mudah dikendalikan."

Aria merasakan hawa dingin menjalari punggungnya. "Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana aku bisa menghentikan mereka?"

Nenek Nyai bangkit dan mengambil sebuah buku tua dari raknya, membukanya pada halaman yang tampak telah sering dibaca. "Kau bukan satu-satunya yang pernah menghadapi kegelapan ini. Generasi-generasi sebelum kita telah berusaha menjaga keseimbangan antara dua dunia ini. Ada ritual kuno yang bisa menutup portal itu, tapi kau harus melakukannya dengan hati-hati."

Aria merasa harapan kecil mulai tumbuh di dalam dirinya. "Ritual apa itu? Apakah aku bisa melakukannya sendiri?"

Nenek Nyai menggeleng pelan. "Tidak, Aria. Ritual ini membutuhkan lebih dari sekadar kekuatan. Ini membutuhkan pengorbanan. Portal itu tidak akan tertutup tanpa harga yang harus dibayar."

Kata-kata Nenek Nyai menggema di pikiran Aria, menimbulkan perasaan takut yang dalam. Dia belum pernah membayangkan bahwa semua ini akan memerlukan pengorbanan sebesar itu. Namun, sebelum dia sempat bertanya lebih lanjut, suara dentuman keras terdengar dari luar rumah, diikuti oleh teriakan yang memecah kesunyian malam.

Aria dan Nenek Nyai segera berlari keluar, dan apa yang mereka lihat membuat jantung Aria hampir berhenti berdetak. Dari arah hutan, bayangan-bayangan hitam meluncur cepat menuju desa, menjerat dan menyeret segala sesuatu yang mereka temui dalam perjalanan mereka. Orang-orang di desa mulai berlari, berusaha menyelamatkan diri dari serangan bayangan-bayangan yang seakan-akan hidup itu.

“Apa yang terjadi?” Aria berteriak, mencoba menahan ketakutannya.

Nenek Nyai segera meraih tangan Aria dan menariknya kembali ke dalam rumah. “Itu adalah roh-roh yang kau lepaskan, Aria. Mereka semakin kuat, dan mereka tidak akan berhenti sampai mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.”

“Lalu apa yang mereka inginkan?” tanya Aria dengan suara bergetar.

Nenek Nyai mengambil sebuah wadah kecil dari meja, membuka tutupnya, dan mengeluarkan bubuk berwarna putih yang dia taburkan di lantai membentuk lingkaran. "Mereka ingin kembali ke dunia mereka, tapi untuk itu, mereka membutuhkan jiwa yang kuat—jiwamu, Aria."

Aria merasakan darahnya membeku. Dia adalah target mereka. Mereka menginginkan hidupnya, jiwanya, untuk bisa kembali ke dunia mereka. Perasaan tak berdaya mulai menguasainya, tapi tatapan Nenek Nyai yang penuh keyakinan memaksanya untuk tetap fokus.

“Ada satu cara untuk menghentikan mereka,” lanjut Nenek Nyai sambil menambahkan ramuan lain ke dalam lingkaran di lantai. “Kau harus melakukan ritual penutupan portal ini. Tapi kau harus melakukannya di tempat yang semuanya bermula—di depan cermin.”

Aria menggigit bibirnya, merasa ketakutan membanjiri dirinya. “Tapi aku nyaris terseret masuk ke dalam cermin tadi malam. Bagaimana kalau kali ini aku tidak bisa melawannya?”

Nenek Nyai menatapnya tajam. “Itu adalah risiko yang harus kau ambil, Aria. Ini adalah satu-satunya cara untuk menghentikan mereka.”

Aria terdiam. Pikiran tentang harus kembali ke depan cermin itu, menghadapi kegelapan yang hampir menguasainya, membuatnya gemetar. Tapi dia tahu bahwa ini bukan hanya tentang dirinya. Ini tentang menyelamatkan desa, orang-orang yang dia cintai, dan mungkin seluruh dunia dari ancaman kegelapan yang lebih besar.

Nenek Nyai melihat keraguan di mata Aria, dan dia mendekatkan tangannya ke bahu Aria dengan lembut. “Aku akan membantumu, Aria. Kau tidak sendirian dalam menghadapi ini.”

Aria mengangguk perlahan, meski rasa takut masih menggantung di hatinya. Dengan napas dalam, dia menyiapkan diri untuk kembali ke rumah, ke tempat di mana semuanya dimulai, dan tempat di mana semuanya harus berakhir.

Dengan Nenek Nyai di sisinya, Aria memutuskan untuk mengambil risiko itu. Mereka tidak punya pilihan lain. Ketika mereka melangkah keluar rumah Nenek Nyai, malam sudah semakin pekat, dan bayangan-bayangan di langit tampak semakin gelap. Mereka berjalan cepat, menyusuri jalanan desa yang sekarang dipenuhi dengan suara-suara gemuruh dan bisikan-bisikan dari kegelapan.

Setiap langkah menuju rumahnya terasa seperti satu langkah mendekat ke takdir yang tak terelakkan. Aria tidak bisa tidak merasa bahwa dia sedang berjalan menuju perangkap, tapi dia juga tahu bahwa jika dia tidak melangkah maju, kegelapan akan menelan segalanya.

Ketika rumahnya mulai tampak di ujung jalan, Aria menarik napas panjang dan menguatkan hatinya. Dia tahu bahwa apa pun yang akan terjadi, dia harus siap. Ritual ini adalah harapannya yang terakhir, dan dia tidak boleh gagal.

---

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status