Share

Yang Tertutup

“A-Aku …” si Kapuyuak atau Armen hanya bisa tertunduk di dipan bambu satu-satunya.

Antaguna dan Puti Bungo Satangkai saling lirik, mereka menempati kursi rotan yang sama seperti sebelumnya.

“Uda!” ujarnya tiba-tiba sembari menatap dengan penuh harap pada Antaguna. Lalu beralih pada Bungo. “Be-Benarkah Uni dan Uda akan pergi ke tempat Datuak Ambisar itu?”

Antaguna mengernyit. Tunggu dulu, pikirnya. Sepertinya ada yang dirahasiakan remaja yang satu ini dari mereka berdua.

Dia melirik pada sang gadis, dan sang gadis juga merasakan hal yang sama.

“Armen,” ujar Antaguna. “Apa yang sesungguhnya hendak kau katakan pada kami? Kau menyembunyikan sesuatu dari kami?”

“Tu-Tujuan Uda,” Armen menjadi gugup sekaligus gelisah. “A-Apakah betul, Uda dan Uni hendak bergabung dengan aliran sesat itu?”

Antaguna terkekeh sembari menggeleng-geleng ringan. “Kau tahu,” ujarnya, “untuk takaran anak sesusiamu, kau lebih berani daripada orang-orang yang aku temui pagi tadi.”

Sepertinya untuk menyebut aliran yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status