Share

Keangkuhan Setinggi Langit

Si wanita muda menggeram dan dengan cepat menghunus pedangnya. Tapi seorang rekannya yang pria langsung menahan gerakan tangannya.

“Hentikan!” ujar pria muda tersebut. “Datuak Ambisar tidak menginginkan dia mati. Kau ingat?”

“Cih!” wanita muda dengan sorot mata yang dingin itu kembali menyarungkan pedangnya. “Kalau bukan karena Datuak menghargai keterampilanmu, aku pasti sudah menebas batang lehermu, tabib busuk!”

Sang tabib terkekeh. Lalu bangkit dan duduk berselonjor begitu saja, seolah-olah dia sedang duduk di tepi pantai. Lalu meludah lagi dan menggerak-gerakkan kipasnya dengan acuh tak acuh.

“Kau pikir aku orang yang takut mati, begitukah?”

Sang tabib tertawa-tawa lagi sementara wanita muda itu semakin menggeram, begitu juga dengan teman-temannya.

“Kalian,” ujarnya seraya menunjuk-nunjuk keenam orang tersebut dengan kipas daun pandannya. “Baru berumur setahun jagung, dan lantas merasa telah memiliki kekuasaan hanya lantaran kalian bergabung dengan aliran sesat itu? Menyedihkan!”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status