Share

Malam Bulan Terang

“Hei!” Antaguna mendekati sang gadis. “Kurasa lebih baik kita sembunyikan mereka terlebih dahulu sebelum naik lebih jauh.”

Puti Bungo Satangkai mengangguk saja. Lagi pula, itu sebuah gagasan yang baik. Bila tidak, mungkin orang-orang itu akan ditemukan oleh yang lainnya, yang berarti pula akan sedikit menghalangi langkah keduanya nanti.

Tapi Antaguna tak hendak membiarkan sang gadis menyeret-nyeret keenam orang tersebut, dua di antaranya telah menjadi mayat. Jadi, dia sendiri saja yang melakukan semua itu. Menyeret mereka semua ke balik sebuah batu besar, lalu menutupi mereka dengan rumput-rumput kering, juga ranting-ranting dan dedaunan.

“Ayo!” Antaguna mengajak sang gadis untuk meneruskan langkah mereka menuju ke lereng timur Gunung Kerinci.

Mereka berkelabat laksana hantu di malam hari. Sekejap saja, keduanya telah menghilang ditelan kegelapan. Seakan-akan, tidak pernah terjadi sesuatu di titik yang barusan itu.

Sementara di sisi timur lereng Gunung Kerinci, suasana di sekitar
Minang KW

Mohon maaf pada para pembaca yang budiman, sebulan terakhir saya hampir tidak pernah update cerita ini, disebabkan saya sedang mengikuti kompetisi di PF tetangga F***O. Kompetisi itu mengharuskan update sebanyak-banyaknya setiap hari, sehingga saya harus fokus sebulan itu untuk mencapai target. Dan sekarang, kompetisi telah berakhir, saya bisa fokus lagi melanjutkan cerita ini. Sekali lagi, maaf atas ketidaknyamanan Anda semua. Salam.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Budi Rahmadani
Jan lamo lamo
goodnovel comment avatar
Minang KW
Iya, Kak ^^ terima kasih.
goodnovel comment avatar
Lilly Nor Laili
hai selamat semuanya ya..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status