Share

Hati Batu

“Tapi tidakkah Ayah hendak membalaskan dendam kakakku?” Lunaya bersikeras terhadap sang ayah meskipun dia tahu sang ayah tidak begitu peduli pada putranya itu. Tidak sekarang, tidak pula dulu. “Ludaya darah dagingmu, Ayah. Kita harus membalaskan kematiannya.”

“Naya!”

Sang gadis tergagap, lalu tertunduk. Bentakan keras sang ayah membuatnya menekan segala amarah dan kekesalan di dalam dadanya. Dan itu ditandai dengan bahunya yang bergetar hebat.

“Kenapa kau keras kepala sekali, hah? Apa kau akan mengikuti jejak abangmu itu?”

Si Gagak Api membanting tangannya dengan makian kasar yang lebih keras karena sangat kesal. Kesal sebab dia harus naik ke puncak Kerinci demi mengadakan ritual itu, dan kesal sebab dia juga harus memikirkan kematian putranya, terlebih lagi, dengan putrinya yang sekarang terlihat bersedih sekaligus murka kepadanya.

“Kemarilah!” Pada akhirnya dialah yang harus mengalah terhadap putrinya.

Tapi Lunaya tetap diam mematung di tempatnya. Si Gagak Api mendekatinya, lalu men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status