Share

Sebuah Perjudian

“Aku paham!” ujar sang tabib. “Baiklah. Apa yang kau inginkan sebagai pertukarannya?”

“Rawat gadis kecil itu sampai sembuh,” jawab Antaguna. “Dan izinkan si Kapuyuak tinggal di sini.”

“Hie, hei—”

“Dia akan lebih tenang jika berada di dekat adiknya. Kuharap Anda bisa memahami hal ini.”

“Argh … kau si sialan!” maki sang tabib. “Baiklah, baiklah. Berengsek! Entah mengapa juga aku menyetujui tawaran meragukan ini!”

Antaguna melirik Puti Bungo Satangkai, tersenyum, dan mengedipkan sebelah matanya.

Sang gadis hanya menghela napas dalam-dalam. Untuk sekarang, dia menyimpan saja satu dua hal yang hendak ia pastikan pada Antaguna.

“Berapa lama?”

“Entahlah,” jawab Antaguna dengan mengendikkan bahunya. “Siapa yang bisa tahu? Tapi yang pasti, kami berdua tentu tidak akan betah berlama-lama berada di sana.”

Kembali pria tinggi besar melirik pada sang gadis seolah meminta persetujuan darinya.

Sang tabib mendesah panjang. “Entah kalian akan berhasil—dengan apa pun tujuan kalian mendatangi si Ambisar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status