Share

Petunjuk Tak Terduga

Benar dugaanku, pikir Puti Bungo Satangkai.

“Kau—” Antaguna tidak dapat meneruskan kata-katanya.

Banyak hal yang kini bermunculan di dalam kepalanya demi mendengar penuturan si Kapuyuak.

Sementara, satu per satu air mata menitik jatuh ke lantai. Si Kapuyuak tidak dapat lagi menahan-nahan kesedihan yang selama ini ia tanggung di dalam tubuhnya yang kurus kerempeng itu.

“M-Maafkan aku …”

Bungo bangkit dari duduknya, lalu mendekati si Kapuyuak, duduk di dipan yang sama, di samping kanannya, merangkulnya dengan kasih sayang yang ia miliki.

“Hei,” panggil Antaguna. “Apa yang terjadi?”

Sang remaja menggeleng lemah. “A-Aku hanya tahu bahwa ibu kami mengikuti kekasihnya. A-Ayah kami sudah lama tiada.”

“Jangan bilang pria itu mengajak ibumu untuk memasuki aliran sesat itu?”

Dengan menahan kesedihan yang begitu besar, si Kapuyuak mengangguk.

Bungo mengelus punggung sang remaja dengan lembut, mencoba memberikan ketenangan baginya.

“Ta-Tapi,” ujarnya dengan terisak, lalu menghela napas lebih bany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status