Share

Setelah Cerai, Mantan Suami Minta Anak!
Setelah Cerai, Mantan Suami Minta Anak!
Author: Cheria

Bab 1

Batu besar dari atas gunung tiba-tiba longsor hingga menabrak dua mobil sedan dan bus yang ditumpangi Angel Soedarso. Mobil sedan kecil itu langsung tertimpa, bus tersebut pun bergoyang hingga berguling ke belakang.

"Decky! Kami mengalami tanah longsor! Aku sudah mau mati!" teriak seorang wanita dengan keras sambil menangis.

Angel juga mengeluarkan ponsel dengan tangan gemetaran dan mengetikkan pesan, "Aldo, aku sangat ketakutan. Apa kamu boleh datang menjemputku?"

Rintihan tangisannya juga terdengar dengan jelas.

Namun, tidak ada jawaban apa pun.

Posisi duduk Angel berada di samping jendela. Ketika bus terbalik, kepala Angel terbanting ke kaca jendela, anak perempuan yang duduk di sampingnya menimpa di atas badan Angel. Ketika bus berhenti, Angel menyadari kalau sebelah lengannya sudah tidak bisa bergerak.

Sebuah ruangan kecil sempit yang bercampuran dengan rasa sakit, kekacauan, kepengapan, ketakutan dan kepasrahan membuat Angel merasa menderita.

'Aldo, apa kamu akan menyelamatkanku?' pikir Angel dengan penuh harapan.

Sayangnya, orang itu tidak muncul sama sekali.

Dari tragedi tanah longsor hingga operasi lengan patah memakan waktu tiga jam. Selama itu, hati Angel pun mulai kehilangan harapan.

'Sebodoh apa aku hingga mengirimkan pesan kepadanya? Siapa yang nggak tahu kalau di mata Aldo Wijaya sang pimpinan Grup Stera serta pemuda paling tampan dan kaya di Kota Dopena, selain pekerjaan, hanya ada Meri Riana.'

Malam hari, Angel baru tiba di Vila Taliwang.

Sebuah bayangan tinggi dan tegak terlihat berada di ruang tamu.

Aura kemuliaan dari pria berambut hitam pekat, rambut pelipis yang tajam dan lekuk wajah sempurna tidak bisa ditutup oleh kegelapan di malam hari.

Aldo sepertinya baru kembali ke rumah, dia membuka kancing lengan baju sambil berkata, "Apa yang terjadi? Maaf, aku baru baca pesanmu."

Aldo sangat lembut dan sopan.

Sepertinya Aldo sama sekali tidak tahu berita kejadian tanah longsor tadi sore yang memakan korban 5 orang dan 30 lebih orang terluka, yang menggemparkan internet dan seluruh kota.

Aldo juga tidak tahu dengan apa yang terjadi pada istrinya.

"Sudah berlalu," ujar Angel sambil menatapnya.

Sudah lima jam berlalu sejak kejadian tanah longsor. Kalau sekarang Angel sudah mati, mungkin saja jasadnya juga sudah busuk.

Angel tidak mengungkit kejadian tanah longsor tadi.

Angel memegang lengan yang terluka dan membalikkan badannya untuk masuk ke dapur, tapi dia malah berhenti dan menoleh ke belakang.

Aldo menanyakan, "Ada apa?"

Angel dengan santai berkata, "Kalau aku mati, apa kamu akan sedih?"

Kepucatan di wajah Angel tertutup oleh kegelapan di malam hari. Angel yang berdiri di depan Aldo sangat tinggi dan kurus, dia sepertinya sama seperti dulu, tapi juga ada yang berbeda.

Aldo langsung tersenyum lebar saat menatapnya. Dia duduk di sofa, lalu melipat kakinya dan menanyakan, "Katakanlah, apa yang kamu mau?"

Tiga bulan lalu, seseorang mengambil foto Aldo dan Meri keluar dari Vila Sentura, bahkan mengatakannya menyimpan wanita. Untuk menutup mulutnya Angel, Aldo pun memberikannya sebuah rumah elite baru di bagian selatan kota dengan luas 200 meter persegi yang bernilai 20 miliaran.

Sejak saat itu, Aldo merasa semua yang dikatakan Angel adalah pemerasan.

Angel menunduk menutupi kesedihan di matanya, dia berkata, "Vila di Madenia lumayan bagus."

Setelah mengatakannya, Angel pun berjalan ke arah dapur.

Tidak ada yang tahu kalau yang diinginkan Angel hanyalah sebuah cinta.

Aldo memandang bayangan belakangnya, lalu mengeluarkan ponsel untuk menghubungi asistennya, "Sisakan satu unit vila di Madenia."

Perumahan itu dikembangkan oleh Grup Stera, jadi menyisakan satu unit adalah hal yang gampang.

Mendengar suara Aldo, Angel dalam hati mencibir, 'Siapa yang pernah bilang kalau nggak sanggup memberi cinta, maka akan memberi uang?'

'Ini sepertinya sangat cocok.'

Angel menghabiskan 30 menit untuk membuat sup seafood.

Mi buatan tangan, ditambah dengan udang, kerang dan sedikit daging suwir adalah makanan favorit Aldo.

Bisa dikatakan selama tiga tahun pernikahan, Angel memasukkan seluruh cintanya terhadap Aldo ke dalam sup ini.

Selain itu, melayani Aldo juga sudah menjadi kebiasaan baginya

Namun, karena hari ini dia terluka, bahkan terkejut karena kejadian tadi sore, jadi dia menggunakan mi telur sebagai ganti mi buatan tangan.

Ketika Angel membawa sup dari dapur, bayangan Aldo sedang menelepon terpantul dari ruang tamu.

"Ya, tadi sore aku di rumah sakit. Meri terluka, jadi aku menemaninya ...."

Angel merasa sangat sakit hati ketika mendengar suaranya Aldo. 'Ternyata dia nggak lihat ponsel karena menemani Meri.'

Di saat Aldo menemani Meri, di detik itu Angel juga merasakan penderitaan yang luar biasa. Angel yang merasa tidak senang pun langsung meletakkan sup tersebut di atas meja, kemudian naik ke atas.

Selesai Aldo menelepon, dia langsung menyimpan ponselnya ketika melihat sup di atas meja.

Aldo minum beberapa teguk sup, ini pertama kalinya dia makan sup yang sangat manis, bahkan mi-nya juga kurang kenyal.

Mi ini tidak seperti buatan tangan.

Aldo berteriak ke arah atas, "Angel!"

Angel sedang mandi, dia sedang tenggelam dalam suasana hati yang sedih, maka itu dia tidak mendengar teriakan Aldo dari bawah, bahkan tidak menyadari kalau dirinya salah memasukkan gula sebagai garam ke dalam sup.

Di saat Aldo membuka pintu kamar mandi, Angel langsung merasa dingin di bagian punggungnya. Dia menoleh ke belakang melihat Aldo berdiri di pintu dengan tidak senang.

Angel tanpa sadar memeluk dirinya sendiri.

Aldo menelan air liur, lalu berjalan masuk.

"Kita mandi bersama!"

Aldo yang sebenarnya datang untuk menegurnya malah muncul nafsu ketika melihat badan Angel yang seksi.

Aldo melepaskan bajunya hingga otot tubuhnya yang kekar terpampang.

Selama ini, Aldo-lah yang memutuskan di mana dan gaya apa untuk berhubungan badan, Angel tidak pernah membantah.

Akan tetapi, hari ini Angel tidak ingin melakukannya.

Angel memiringkan kepala menghindari ciuman dari Aldo, dia kemudian mengangkat lututnya untuk menahan Aldo. "Aldo, hari ini aku sedang sakit. Kamu cari Meri saja."

Aldo langsung berhenti sambil menyipitkan matanya.

Kata-kata Angel hanya seperti ancaman bagi Aldo.

Melihat sepasang mata Angel yang berkaca-kaca dan tegas, Aldo bertanya, "Kamu yakin?"

"Ya! Aku sangat yakin!" jawab Angel tanpa berpikir.

Kata-kata Angel secara tidak langsung menyinggung Aldo.

Aldo mengernyit dengan tampak menakutkan! Dia langsung menahan pinggangnya, lalu membalikkan Angel sambil berkata, "Selesaikan ini dulu."

...

Aldo selalu lebih kejam dari sebelumnya. Dalam satu jam itu, Angel bahkan merasa dirinya sudah mau meninggal di dalam bak mandi.

Angel yang lemas seluruh tubuh digendong ke kamar, kemudian Aldo melemparkan serantai kunci di sampingnya. Angel sekilas melihat logo Madenia di kunci itu.

Sesaat kemudian, Angel langsung pingsan.

Angel baru bangun lagi di jam sembilan pagi, tapi Aldo sudah pergi. Kini, Angel merasa seluruh tubuhnya pegal, bahkan pinggangnya sudah hampir patah.

'Entah dari mana energi si Aldo! Sebentar bersamaku, sebentar bersama Meri. Apa dia nggak takut gagal ginjal?'

Angel mengutuk Aldo mati-matian, lalu menahan rasa pegal untuk mandi, kemudian pergi ke Vila Astra di Daerah Sentura.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status