Share

Bab 3

Tentu saja pesan ini tidak mungkin ada kelanjutannya.

Keesokan harinya, Angel menuju ke vila Pak Milan dengan lingkar mata yang sangat hitam. Ketika dia sedang bekerja, Ivana tiba-tiba datang mencarinya.

Ivana naik sebuah mobil Porsche merah keren dan memakai baju yang modis untuk mengajak Angel menonton film.

Angel terpaksa mengikutinya karena tidak bisa menolaknya.

Selesai menonton film, Ivana mengajak Angel untuk makan makanan barat. Angel menanyakan, "Apa ada kabar kakakmu?"

Ivana langsung tertawa berkata, "Kalau kamu sangat merindukan kakakku, kamu tanyakan sendiri saja."

Ivana mengatakan sambil mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Aldo, lalu memberikan kepada Angel.

"Angel, katakan sendiri."

Angel hanya khawatir Aldo diculik, dia bukan mau menanyakan apa pun. Setelah diberikan ponselnya, dia pun tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

"Halo?" Terdengar suara Aldo dari ponsel.

Angel sangat terkejut hingga hampir menjatuhkan ponselnya.

Di saat bersamaan, seseorang muncul dari meja lain.

Pria berpakaian kaus abu dan celana panjang meletakkan ponsel di telinganya.

Angel langsung terkejut saat mendongakkan kepalanya.

Aldo juga langsung mengernyit ketika melihat Angel.

"Kak Aldo, terima kasih sudah kembali untuk menemaniku merayakan ulang tahun."

Setelah itu, suara lembut seorang wanita yang cantik dengan terusan putih panjang pun muncul di meja itu, dia bahkan merangkul lengan Aldo dengan sangat manja.

Meri memakai sebuah kalung berlian yang bersinar di lehernya.

Hati Angel mulai terasa sakit saat melihat mereka berdua. Ternyata orang yang selalu dikhawatirkannya beberapa hari ini sedang menemani wanita lain merayakan ulang tahun.

'Dia sudah kembali, tapi aku malah masih mengkhawatirkannya hingga nggak bisa tidur.'

"Kamu lagi! Apa kamu nggak malu setiap hari bersama suami orang?" ujar Ivana dengan sangat kesal hingga ingin memukul Meri.

Aldo dengan serius berteriak, "Ivana!"

Ivana masih ingin melawannya, tapi Angel langsung menariknya, "Sudahlah, Ivana."

Angel mengembalikan ponselnya kepada Ivana, kemudian langsung berjalan ke luar.

Ivana pun dengan kesal berlari ke luar dengan membawa ponselnya, kemudian mengejar Angel.

Aldo berkata kepada Meri, "Jangan masukkan ke hati, ya."

Mata Meri langsung berkaca-kaca seakan mau menangis. "Dia memang benar. Aku nggak seharusnya mengganggumu karena kamu sudah menikah."

Setelah mengatakannya, Meri berlari ke luar dengan sangat sedih.

Aldo awalnya hanya mengernyit, pada akhirnya dia juga mengejar Meri.

Angel naik ke dalam mobil dengan rasa kesedihan yang mendalam. Dia tidak bisa melupakan gambaran Meri yang merangkul Aldo lebih terlihat seperti pasangan suami istri, melainkan dirinyalah yang menjadi perusak.

Jelas-jelas tiga tahun lalu Aldo yang menyetujui pernikahan ini.

"Kak Angel, jangan sedih, ya. Kami semuanya menyukaimu," ujar Ivana yang menyadari kesedihan Angel.

Angel menggelengkan kepalanya, 'Apa gunanya kalian sekeluarga menyukaiku? Dia tetap saja nggak menyukaiku.'

Sekarang Angel hanya ingin kembali ke tiga tahun lalu dan memberi tahu dirinya yang sangat ingin menikah dengan Aldo, "Jangan menikah dengannya!"

Kamu selamanya nggak bisa menggantikan wanita yang dicintainya.

"Ivana, antar aku pulang saja."

Angel merasa menderita dan hanya ingin pulang untuk menyendiri.

Ivana mengantarnya ke Vila Taliwang.

Aldo tidak kembali malam itu.

Meri mengunggah sebuah postingan, "Selama kamu tetap di sini, aku tidak akan pernah pergi!"

Di pagi hari, Meri mengunggah sebuah foto dua porsi makanan barat dengan dua set alat makan.

Foto itu terdapat sebuah tulisan, "Selamat pagi, sayangku."

Orang bodoh juga bisa menyadari kalau Aldo tidur di tempat dia.

Angel melamun lama saat melihat foto itu.

Sore hari, Hana, ibunya Aldo menghubungi Angel untuk datang ke rumah mengambil hadiah.

"Angel, apa kamu suka ini?" Ketika Nyonya Hana melihat Angel, dia langsung mengeluarkan sebuah kalung berlian dan memakaikan di lehernya.

Selama tiga tahun menikah, Hana sering memberikan hadiah untuk Angel, misalkan perhiasan, pakaian, sepatu dan topi hingga lemarinya penuh.

Angel sejak kecil jarang berkumpul dengan ibunya, jadi dia sangat menghargai hubungannya dengan Nyonya Hana.

"Ibu, jangan beli lagi. Aku masih punya banyak perhiasan di lemari yang belum sempat dipakai," ujar Angel karena merasa sayang terhadap uangnya.

Hana tertawa berkata, "Kalau begitu jual untuk tukar jadi uang saja."

Angel hanya terdiam.

Hana memilih hadiah untuk diberikan oleh Angel, bagaimana mungkin Angel rela menjualnya.

Ketika mereka sedang berbicara, seseorang masuk dari pintu.

Aldo ganti sebuah setelan jas, bahkan gaya rambutnya juga sedikit berubah hingga terlihat keren.

Saat melihatnya, Angel teringat dengan postingan Meri yang membuatnya kesal.

Tiga tahun lalu, sebuah kecelakaan lalu lintas yang parah menimpa Aldo. Di saat itu, dia membutuhkan transfusi darah yang banyak dan hanya golongan darah Meri yang sama dengannya dari seluruh aspek. Namun, di saat yang penting, Meri malah melarikan diri.

Saat itu, Aldo hampir kehilangan nyawa.

Nyonya Hana langsung menikahkan Angel dengan Aldo hingga semua berjalan dengan tenang selama tiga tahun.

Kini, Meri kembali.

Aldo kembali bersama cinta lamanya.

Keberadaan Angel menjadi sebuah keberadaan yang aneh.

"Ibu, aku ke kamar mandi sebentar," ujar Angel karena tidak ingin bertemu dengan Aldo.

Hana berkata, "Pergilah."

Angel pun langsung pergi.

Aldo mengernyit ketika pandangannya tertuju ke bagian leher Angel.

Ketika Hana menatap Aldo, tatapannya berubah menjadi dingin dan berkata, "Mari ikut denganku."

Hana langsung berjalan ke atas setelah mengatakannya.

Aldo mengernyit lagi, sebuah pikiran terlintas di kepalanya. Dia mengikuti Hana naik ke ruangan bunga.

Hana membalikkan kepalanya dengan ekspresi yang dipenuhi dengan kemarahan. Emosi yang sudah ditahan seharian akhirnya meledak lagi, "Aku benar-benar menyesal menikahkan Angel padamu! Aku merasa sangat bersalah terhadap teman baikku!"

Ibunya Angel adalah teman dekat Hana.

Aldo menyipitkan matanya lalu berkata, "Apa yang dikatakan Angel padamu?"

Hana mencibir, "Dia nggak mengatakan apa pun padaku. Nggak mungkin nggak ada yang tahu hubunganmu dengan Meri. Kamu balik dari Negara Minara tapi nggak langsung pulang ke sini, malah menemani Meri merayakan ulang tahun. Apa kamu masih menganggap Angel?!"

"Lalu, apa maksud dari kejadian di Vila Sentura?!"

Tatapan Aldo langsung menjadi tegas, dia berkata, "Kamu tahu lumayan banyak juga."

Hana dengan dingin berkata, "Kalau nggak mau ada yang tahu, maka jangan lakukan!"

"Kamu bukannya nggak tahu bagaimana sikap Meri terhadapmu. Kalau kamu masih ingin menikah dengannya, kita putus hubungan keluarga saja."

Hana mengamuk hingga wajahnya menjadi sangat pucat. Dia mengangkat tangannya dan mematahkan semua daun anggrek yang berharga itu.

Ekspresi Aldo sangat masam, dadanya bahkan naik turun dengan kencang dan langsung pergi begitu saja.

Angel sedang bermain catur dengan kakek Aldo, Pak Harme. Pak Harme sudah berusia 80 tahun lebih, semua rambutnya sudah memutih, tapi pendengaran dan penglihatannya masih sangat jelas. Dia berbicara dengan Angel sambil diam-diam bermain curang.

Terkadang catur yang sudah diletakkan juga akan diam-diam berpindah tempat.

Setelah itu, dia dengan bangga berkata, "Angel, kenapa kemampuan caturmu nggak berkembang sama sekali?"

Angel hanya terdiam.

"Halo, Tuan Muda!"

Suara pengurus rumah yang sopan muncul dari belakang, setelah itu sebuah bayangan yang tinggi dengan aura yang menakutkan langsung melewatinya.

Pak Harme berkata, "Sifat anak ini benar-benar sangat buruk! Siapa lagi yang menyinggungnya?!"

"Aldo berengsek! Istrimu masih di sini! Kenapa kamu pergi sendirian! Sifatmu begitu buruk, apa kamu nggak takut istrimu direbut orang lain?!"

Teriak Pak Harme dengan penuh tenaga.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status