Share

Bab 6

Wajah Angel menjadi semakin panas. Angel juga tidak tahu sifat aneh apa yang dimiliki setiap ada petir pasti mau memeluk orang.

Jelas-jelas Angel adalah korban, sekarang dia malah menjadi pelakunya.

"Aku ... aku buatkan makanan untukmu, ya."

Angel tidak berani menatap mata Aldo, dia menahan rasa malu untuk memakai baju dan pergi keluar.

Angel yang sedang sibuk di dapur mendengar suara Aldo dari ruang tamu.

"Nanti ada bulu babi dari Negara Armelia datang. Kamu ambil dan antar ke tempat Nona Meri. Dia suka makanan ini."

Angel langsung tercengang.

Selanjutnya, dia pun malas memasak lagi.

Setengah jam kemudian, Angel meletakkan sebuah roti yang masih dalam bungkusan dan susu di atas meja.

"Makanlah, Pak Aldo. Setelah makan ingat ke KUA," ujar Angel dan langsung naik ke atas.

Makanan ini terlihat jelas baru dari kulkas, bahkan terasa dingin saat disentuh.

Angel membiarkannya begitu saja.

Hal yang membuat Aldo merasa tidak senang tetap saja satu kata itu.

'Cerai, cerai dan cerai. Apa nggak ada lagi isi lain di otaknya?'

Angel membawa kopernya turun hingga terdengar suara roda yang menyentuh lantai. Aldo langsung menoleh dan menanyakan, "Kenapa kamu mau cerai denganku?"

"Apa hanya karena satu kata meniru?" Aldo sangat marah.

Angel menjawab, "Sudah terlalu banyak. Aku nggak bisa menjelaskannya."

Angel terlihat sangat tenang, dia hanya menatap Aldo dengan mata cantiknya.

Aldo menjawab dengan emosi, "Oke, kalau begitu kukabulkan!"

Aldo langsung mengambil kunci mobil tanpa sarapan lagi.

Ketika Angel keluar dari Vila Taliwang, Milan tiba-tiba meneleponnya dan memintanya untuk memilih latar dinding ruang tamu. Angel pun langsung mengiakannya.

Angel segera menghubungi Aldo lagi.

Aldo dengan kesal berkata, "Jangan desak lagi! Aku sudah mau sampai."

Angel terdiam.

Dia berkata dengan sungkan, "Maaf, Pak Aldo. Aku tiba-tiba ada urusan, jadi hari ini ditunda dulu. Mohon besok Pak Aldo datang lagi."

Aldo sangat marah hingga cemberut! 'Pak Aldo? Statusku berubah cepat sekali? Kemarin malam bahkan masih memohonku sebagai suaminya.'

Aldo mengakhiri panggilan dengan tidak senang, kemudian meminum seteguk kopi yang diberikan sekretarisnya.

Dia langsung membanting gelas kopi itu, sambil berkata, "Apa kamu ingin membuatku kepanasan?"

Sekretarisnya berkata, "Itu ... nggak panas."

Tadi sekretarisnya sudah mencoba suhu kopi itu.

'Kenapa beberapa hari ini Bos sangat sensitif?'

"Keluar!" bentak Aldo.

Sekretarisnya langsung kabur.

Hati Aldo seperti dipenuhi dengan sebuah api yang membara sejak pertama kali Angel bilang mau cerai. Hari ini, api itu malah menjadi semakin besar.

Nolan sering mendapat pelampiasan dari Aldo.

Aldo jam sebelas menghubungi Kefas, "Ayo minum!"

...

Angel menemani Milan menuju sebuah toko bahan bangunan impor. Latar dinding yang dipilih diimpor dari Negara Ronta dengan harga sepuluh miliar dan akan tiba setelah setengah bulan.

Siang hari, Milan mengajak Angel untuk makan bersama.

Sungguh kebetulan! Angel melihat Aldo dan Kefas di restoran itu.

Ekspresi Aldo sangat menakutkan, bahkan auranya juga sangat dingin.

Kefas berkata dengan terkejut, "Dengar kabar kamu menerbangkan satu kotak bulu babi untuk Meri? Sepertinya kakak iparku nggak pernah diperlakukan seperti ini."

"Dia nggak pantas!"

Aldo berkata tanpa memikirkannya.

'Aku tanya alasan cerai, dia malah bilang nggak bisa dijelaskan karena terlalu banyak?!'

'Gayanya seakan-akan banyak penderitaan! Emang aku seburuk apa?!'

Kefas tidak mengatakan apa pun.

'Lihat saja kapan kamu menyadari kesalahanmu.'

Angel kebetulan mendengar semua yang dikatakannya, napasnya pun tiba-tiba menjadi sedikit sesak.

Dadanya terasa sakit.

Dia menarik napas panjang untuk menahan perasaan itu, kemudian berjalan bersama dengan Milan menuju tempat yang sudah dipesan.

Milan memberikan sebuah bulu babi kepadanya sambil berkata, "Cobalah bulu babi dari Negara Armelia ini. Rasanya lumayan enak."

Angel sedikit tercengang.

Sebenarnya dia tidak terlalu menyukai makanan laut, entah kenapa dia malah tertawa dan berkata, "Oke."

Aldo yang baru kembali dari kamar mandi melihat kejadian barusan.

Dia langsung mengerutkan keningnya.

Ekspresinya malah menjadi lebih masam.

Dia mengangkat tangannya memanggil karyawan dan memesan sesuatu.

Sesaat kemudian, seorang karyawan membawakan tahu tumis daun bawang kepada Angel.

"Nona, ini adalah pesanan dari Tuan Aldo. Dia bilang Nona nggak suka makan makanan laut, jadi dia memesankan makanan ini."

Angel terkejut ketika melihat tahu tumis daun bawang itu, kemudian dia pun tertawa.

'Tuan Aldo adalah Aldo.'

Tahu tumis daun bawang memberikan arti seharusnya aku jaga jarak dengan Milan.'

'Kenapa dia begitu percaya diri?'

Angel tersenyum menghina, lalu berkata kepada karyawan, "Sampaikan terima kasih kepada tuan itu. Beri tahu dia, makanan yang disuka tetap saja akan terasa bosan kalau makan terlalu banyak. Apalagi setelah dimakan baru tahu rasanya biasa saja."

Setelah Angel mengatakannya, dia pun mengambil bulu babi itu dan mengunyahnya.

Di ruang VIP lain.

Karyawan itu menyampaikan kata-kata Angel kepada Aldo.

Aldo belum sempat bereaksi, Kefas malah duluan tertawa!

'Pria yang lebih baik terhadap selingkuhan daripada istri memang pantas dilawan balik.'

Aldo memegang segelas bir dengan ekspresi penuh kebencian.

Wajahnya pun tidak terlihat baik-baik saja.

Kata-kata Angel sedang memberitahunya kalau, "Hal yang terlihat bagus setelah disentuh ternyata biasa saja."

Dengan kata lain hanya cangkang kosong saja.

"Aku nggak mau makan lagi!" Aldo sangat marah dan langsung pergi.

Di tempat duduk restoran.

Milan menatap Angel dengan tersenyum, kemudian bersandar berkata, "Apakah itu penggemar Nona Angel?"

Angel menggelengkan kepala berkata, "Aku nggak punya penggemar."

Angel berkata sambil mencoba bulu babi. Dia dulu tidak suka makanan ini, setelah dicoba ternyata rasanya lumayan lezat.

Ini membuktikan kalau keputusannya cerai dengan Aldo memang benar. Dia pasti akan menemukan orang yang mencintainya dengan tulus.

Sebuah keganjalan di hati Milan tiba-tiba menghilang. Dia mengangkat bir dan berkata, "Mari bersulang."

Angel bersulang dengannya sambil berkata, "Aku baru tahu rasanya bulu babi lumayan lezat. Mungkin hari ini Pak Milan akan menghabiskan banyak uang!"

Milan tertawa berkata, "Nggak masalah."

...

Angel pulang naik mobilnya Milan kembali ke apartemen. Milan tidak turun dari mobil, dia pergi setelah melihat Angel naik.

Angel langsung ketiduran karena kemarin malam tidak istirahat dengan baik. Kebalikannya, Aldo malah berkeliling di luar dengan kesal.

Dia menghubungi Nolan, "Cari tahu Angel tinggal di mana sekarang!"

Nolan langsung mengirimkan sebuah alamat, "Ini adalah properti pribadi Nyonya Angel. Dia seharusnya tinggal di sini kalau dia nggak ada di Vila Taliwang."

Aldo langsung menuju alamat itu. Sebenarnya dia ingin menahan Angel di depan pintu untuk menanyakan apa yang kurang darinya, apa yang dimaksud bosan kalau makan terlalu banyak.

'Apa dia sudah bosan denganku?'

Siapa sangka barusan Aldo sampai, mobil Milan kebetulan berjalan ke luar.

Mereka adalah orang tinggi di dunia bisnis, jadi Aldo tentu saja kenal Milan.

Ekspresinya langsung menjadi semakin masam.

'Sudah mulai masuk ke rumah?'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status