Share

Bab 5

Nolan tiba-tiba sok pintar berkata, "Pak Aldo pasti bertengkar dengan Nyonya, 'kan? Kalau wanita sedang marah, pria harus mengalah untuk menghiburnya. Status dan kedudukan sama sekali nggak lebih penting dari istri."

Nolan akhirnya mengerti, 'Ternyata Nyonya bilang menunggu Pak Aldo di KUA untuk melakukan perceraian dengannya.'

'Kemudian, Pak Aldo menggunakan alasan perjalanan bisnis untuk kabur.'

"Hmm?"

Sebuah tatapan tajam tiba-tiba menerawang ke arah Nolan hingga langsung terdiam.

'Nyonya Angel dinikahkan oleh senior Keluarga Wijaya, semua orang tahu kalau hanya ada Meri di hati Aldo. Untuk apa dia sibuk di sini?'

Aldo kembali menarik penutup matanya. Dia terlihat mau istirahat, sebenarnya dia tidak bisa tidur.

Dia tidak menyangka kalau Angel akan begitu tegas untuk cerai dengannya. 'Bukankah hanya satu kata meniru?'

'Aku hanya emosi sesaat karena merasa dia sedikit meniru Meri, tapi dia malah langsung meledak.'

'Sungguh tak masuk akal!'

Aldo pergi untuk perjalanan bisnis, Angel terpaksa melupakan masalah perceraian dulu dan fokus untuk bekerja.

Setelah bekerja dan lembur selama semingguan lebih, Angel mengajak beberapa rekan kerja makan malam di Restoran Mulia.

Ketika Angel mau melakukan pembayaran, dia nggak sengaja disenggol oleh seorang pria.

Angel tersenggol hingga terjatuh di kursi samping.

Pria dengan bau alkohol yang memenuhi tubuhnya langsung tertawa saat melihat kecantikan Angel.

"Wah! Cantik sekali!"

"Mari kucium!"

"Aku akan memberimu uang."

Pria itu mengeluarkan segepok uang dan memukulkan di badan Angel sambil mengelus wajahnya.

"Apa yang kamu lakukan?"

Mengikuti suara tersebut, tangan seorang pria langsung menahan dan menarik kerah pria yang mabuk. Saat pria mabuk itu menoleh ke belakang, wajah tampan sosok pria yang masam pun muncul.

Sebelum pria itu menyadari apa yang terjadi, sebuah tamparan kuat langsung menampar wajahnya.

Pria itu pun langsung terjatuh hingga mimisan.

"Beraninya kamu menyentuh wanitaku! Apa kamu sudah bosan hidup!"

Aldo melipat lengan bajunya dengan santai, lalu berjongkok dan mengangkat kerah pria itu.

Bam! Dia ditumbuk lagi!

Hidung pria itu langsung hancur, lalu terbaring di lantai hingga tidak bisa bangun lagi.

Sepertinya batang hidungnya sudah patah.

Angel melihat dengan sangat tercengang, setelah itu tatapannya pun tertuju ke arah pria tinggi yang tampan itu.

Ternyata dia sudah kembali.

Sebuah kalimat terus bergema di sampingnya, "Beraninya kamu menyentuh wanitaku!"

Hati Angel pun bergetar.

Ini pertama kalinya Aldo mengumumkan hubungan mereka berdua di depan umum. Mulut Angel bergetar, matanya pun mulai berkaca-kaca.

Perasaan itu tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

Ketika Aldo berdiri, dia tiba-tiba menjadi tegang setelah teringat sesuatu.

Dia menolehkan kepalanya hingga dan dengan tatapan Angel yang terlihat kacau.

Aldo pun tercengang.

"Siapa yang berani menindas kakak iparku?!" Kefas Sugiarto dengan panik mendatanginya, kemudian menendang pria mabuk itu lagi.

Kefas menanyakan, "Kakak ipar, apakah kamu baik-baik saja?"

Angel menggelengkan kepala tanpa mengatakan apa pun, dia hanya membalikkan badannya dengan mata berkaca-kaca.

Kefas menatap Aldo dengan tatapan kebingungan.

Ponsel Aldo tiba-tiba muncul notifikasi pesan. Dia pun membuka pesan itu.

Angel menulis, "Jangan lupa besok pagi ke KUA."

Aldo tiba-tiba merasa kesal. 'Ternyata dia masih ingat setelah beberapa hari berlalu.'

Angel keluar dari Restoran Mulia, lalu mengirimkan uang empat juta kepada Ibnu untuk membayar makanan hari ini, kemudian dia sendiri pulang ke Vila Taliwang.

Dengan perasaan yang kacau, Angel berjongkok di lantai sambil melamun melihat koper yang sudah diisi setengah.

Selama Aldo beberapa hari tidak di rumah, Angel tidak bisa melakukan apa pun. Maka itu, Angel pun tidak buru-buru membereskan barangnya.

Sebuah suara yang keras tiba-tiba muncul dari luar seperti suara tabrakan. Angel dengan terkejut langsung berlari keluar untuk memeriksa.

Terlihat bayangan Aldo di ruang tamu. Vas bunga yang terjatuh di lantai pasti ditendang oleh Aldo.

Angel mengernyit dan tanpa sadar pergi membantunya.

Siapa sangka, tubuh Aldo langsung menimpanya dengan tidak terkendali. Badan dengan tinggi hampir 190 cm pun menimpa Angel di pegangan tangga.

Aldo menatapnya dengan napas yang dipenuhi dengan bau alkohol.

"Apa kamu buru-buru ingin cerai denganku karena ingin bersama mantanmu lagi?"

Angel ditimpa hingga sedikit kesusahan napas, dia mengernyit berkata, "Apa yang kamu lakukan?!"

'Aku sejak 15 tahun sudah mencintaimu! Mantan mana lagi yang kupunya?'

Aldo hanya mendengus, kemudian melepaskannya dan naik ke atas.

Kamar mandi di atas pun menjadi tempat pelampiasannya.

Suara keras itu berasal dari sampo dan sikat gigi yang terjatuh di lantai.

Ketika Angel naik ke atas, dia melihat Aldo yang menjadikan sabun pencuci muka sebagai odol.

Angel langsung menahannya dan berkata, "Kamu salah ambil!"

Angel membungkukkan badan mengambil odol yang terjatuh di lantai dan berpikir untuk membantunya menyiapkan.

Gayanya kebetulan menampakkan pinggangnya yang putih dan bokong yang montok. Pinggang Angel sangat ramping, bokongnya sangat lebar dan montok seperti buah persik. Postur ini membuat Aldo teringat dengan malam yang tidak terkendali itu.

Badannya tiba-tiba menjadi panas.

Angel berdiri setelah mengambil odolnya, kemudian dia pun bertatapan dengan Aldo yang terlihat bernafsu.

Angel sangat tercengang.

Sesaat kemudian, tubuh Angel langsung melayang karena pinggangnya ditarik oleh Aldo, kemudian digendong ke atas wastafel. Angel berteriak dengan terkejut, dia langsung dicium sebelum dia sempat melawannya.

Angel sangat marah dan kesal. 'Kalau tahu ini yang terjadi, lebih baik kubiarkan kamu menjadikan sabun pencuci muka sebagai odol.'

'Dasar orang gila yang bernafsu di sembarang tempat!'

Angel berusaha melawannya, tapi dia hanyalah seperti seekor semut di depan pria yang tinggi dan kekar ini.

Dalam sesaat, Aldo pun menjadi pengendali semuanya.

Angel yang lemas menjadi seperti bayi yang digendong Aldo ke atas kasur. Angel langsung ketiduran saat menyentuh kasur. Aldo sama sekali tidak terlihat mabuk, tadi dia hanya berpura-pura mabuk untuk menghindari Angel membahas perceraian lagi.

Aldo merokok dengan bersandar di dinding balkon.

Suara petir muncul terus-menerus dari kejauhan.

Aldo seakan-akan teringat sesuatu, dia langsung mematikan rokoknya dan berjalan ke dalam kamar.

Di bawah sinar bulan, Angel tidur dengan posisi bagaimana Aldo meletakkannya tadi.

'Bukankah dia juga nggak akan sadar kalau kujual?'

Kekhawatiran Aldo menghilang dan dia hendak berjalan ke balkon.

Suara petir yang kuat muncul dari luar.

Angel yang tadinya masih tidur dengan pulas langsung berteriak dan bangun.

Aldo langsung menghampirinya dan memeluk Angel yang ketakutan dan mau menangis. "Jangan takut. Aku ada di sini."

Angel takut terhadap petir sudah lama sejak mereka berkenalan.

...

Saat Angel bangun, dia sudah seperti gurita yang berbaring di tubuh Aldo. Tangan Aldo menempel di bagian belakang badannya, yang lebih pentingnya adalah mereka berdua sama sekali tidak berpakaian.

Angel langsung malu hingga merasa kepanasan. Dia berhati-hati bangun dari tubuh Aldo.

Saat dia bergerak, Aldo langsung bangun dan melihat dengan jelas.

"Nyonya Angel tidur dengan menimpa badanku semalaman, membuat badanku mati rasa, lalu mau pergi begitu saja?"

Suara Aldo terdengar dengan sangat jelas dan lembut di pagi ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status