Share

Bab 33

Aku heran dengan Mas Dimas, kenapa dia masih saja mengurusi kehidupanku? Apa sebenarnya ada rasa cemburu di hatinya? Munafik memang, biasanya pria yang doyan jajan lebih mengutamakan nafsu dan kepuasan diri. Dia tidak bisa mengenal apa artinya cinta.

"Mas, sudah dapat panggilan mediasi? Artinya kamu paham, kan, kalau pernikahan kita sudah di ambang perceraian? Untuk apa kamu urus lagi urusanku?" Kali ini aku bicara dengan nada tinggi, daguku juga mendongak ketika mengatakan itu.

"Berani sekarang ya? Karena sudah dekat dengan orang kaya. Tapi lihatlah nanti, kamu akan tahu bagaimana rasanya menikah dengan orang kaya!" sahut Mas Dimas.

"Hah, aku nggak salah dengar? Bukankah kamu juga menginginkan menikah dengan orang kaya?" Aku balik bertanya.

"Beda. Jangan samakan aku dengan kamu. Level kita beda, kamu bakal diperlakukan jadi pembantu oleh Pak Pram!" kecam Mas Dimas.

"Hentikan, Dimas! Mentang-mentang sudah saya pecat, seenaknya aja kamu berkoar. Ini masih lingkungan rumah saya. Sekaran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status