Share

Bab 36

"Maksud kamu apa? Nyumpahin aku bangkrut?" Safitri ikut berkomentar.

"Nggak begitu, lihat saja dengan apa yang terjadi ke depannya, semua pasti ada balasannya," timpalku kemudian pergi.

Aku melanjutkan kuliah seperti yang diungkapkan Pak Satria tempo hari. Bukan demi orang lain, tapi diri sendiri yang tidak mau dinilai bodoh. Pendidikan memang penting untuk menyeimbangkan pasangan. Aku masih ingin belajar, meskipun sudah dijamin menjadi istri Pak Pram. Namun, aku tidak ingin mempermalukan dirinya ketika teman atau rekannya menguji kepintaranku.

***

Tiap pagi aku bekerja di kantor Pak Pram, itu sudah menjadi hal biasa aku lakukan sekarang, justru saat ini aku sangat menikmati hal ini. Sebab, setelah aku menguasai bidang marketing ini, justru karyawan lebih menghormati. Itu tandanya bahwa manusia akan dihormati jika memiliki adab dan ilmu.

Aku sadar dengan kebodohanku dulu, makanya aku anggap itu suatu pelajaran berharga yang wajib dipetik dan dijadikan pelajaran.

Hari ini tepatnya sida
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status