Share

Bab 38

"Sabar dulu, Safitri, ada apa ini?" tanyaku penasaran.

Dikarenakan Pak Pram kenal dengan wanita itu. Jadi aku putuskan untuk mengaktifkan speakernya. Ini supaya dia tahu bahwa rekannya bicara kasar padaku.

"Gara-gara kamu, Inggit, papaku koma!" Aku terkejut mendengarnya.

"Kenapa jadi aku yang harus disalahkan?" tanyaku.

"Seandainya tadi kamu tidak bicara macam-macam tentang kami, pasti papaku nggak akan seperti ini. Sialan kamu, Inggit!" Dia berteriak lagi dan mencaciku berkali-kali.

Sehina itu kah aku? Sampai orang lain saja menghujat seperti itu. Aku tidak kenal dengan Safitri, tapi dia tetap mengatakan hal yang tidak baik terhadapku.

Pak Pram mematikan sambungan teleponnya. Lalu menyuruhku memasukkan ponsel ke dalam tas.

"Udah, nggak usah didengarkan celotehan Safitri," ucap Pak Pram. "Pak Adam koma katanya? Berati aku harus jenguk ke rumah sakit," tambahnya.

"Ya, Pak. Aku boleh ikut?" tanyaku padanya.

"Jangan, nanti malah jadi runyam, aku menghormati Pak Adam, papanya Safitri, jadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status