Share

Bab 32

Kemudian aku mengangkat sambungan telepon. Ternyata dari pihak pengadilan agama yang meminta kedatanganku untuk mediasi. Itu artinya Mas Dimas pun sudah mendapatkan telepon dari pihak pengadilan.

Setelah bicara sebentar, aku kembali kumpul bersama Pak Pram dan yang lainnya.

"Sudah ada panggilan mediasi? Kalau nggak datang bisa langsung proses sidang," ucap Pak Satria.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. Namun tiba-tiba Jingga menarik pergelangan tanganku.

"Tante, di sini aja ya," pinta Jingga.

Aku menoleh ke arah Pak Pram. Kemudian, dia yang berusaha menjelaskan pada Jingga.

"Hari ini Tante Inggit kerja dulu ya, sore ini ke sini lagi. Kan ada Eyang Uti," jawab Pak Pram.

"Ah Papa nggak seru," protes Jingga.

Aku tersenyum sambil melepaskan tangan yang digenggam olehnya.

"Tante kerja dulu, Jingga sama Eyang ya, Tante yakin Eyang pingin main berdua dengan Jingga, kan sudah jauh-jauh datang dari Kalimantan," rayuku pada Jingga.

"Hm, iya, Eyang temani kamu dulu, biarin Tante sama Papa ja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status