Suasana di ruang kantor kembali menjadi sangat hening.Susi terdiam di tempat, dia butuh waktu yang lama untuk menyadarkan dirinya."Oke, aku sudah mengerti. Kamu keluar saja dulu, aku ingin menenangkan diriku," ujar Susi sambil memijat kening dan melambaikan tangannya.Vincent meliriknya dengan prihatin, dia bahkan terus menoleh ke belakang ketika berjalan keluar.Susi tersenyum padanya dan berlagak santai berkata, "Tenanglah, aku baik-baik saja. Ini sudah bukan pertama kalinya."Vincent pun benar-benar lega setelah mendengar kata-kata Susi, lalu dia meninggalkan kantornya Susi.Vincent pun benar-benar lega setelah mendengar kata-kata Susi, lalu dia meninggalkan kantornya Susi.Susi mengeluarkan ponselnya kemudian menghubungi Billy.Respons dari panggilan itu adalah suara mesin wanita yang mengatakan kalau ponselnya sudah dinonaktifkan.Susi marah hingga tidak bisa mengendalikan dirinya, dia bahkan langsung melemparkan gelas kaca di meja kerja."Klang!" Suara pecah yang nyaring disert
"Susi, ini adalah ikan asam manis favoritmu." Gerby mengambilkan makanan untuknya, dia menyadari kalau Susi tidak makan sama sekali, bahkan terlihat melamun. Gerby langsung memanggilnya, "Susi! Susi!""Hmmm?" Susi baru sadar kembali. Saat melihat ke arah sana, Nefan sudah tidak ada di sana lagi."Apa yang terjadi padamu? Apa yang sedang kamu lihat? Kenapa kamu tiba-tiba diam? Kamu sangat aneh, deh." Gerby melihat ke arah pandangannya Susi, tapi Gerby menjadi bingung ketika dia tidak melihat apa pun.Susi menggelengkan kepala dengan rasa bersalah, "Nggak, tadi aku sepertinya melihat kenalanku. Mungkin aku salah lihat.""Cepat makan kalau memang salah kenal orang. Makanlah selagi hangat, kamu jangan pikir terlalu banyak." Gerby lanjut memberikan makanan kepadanya. Dia bahkan mengalihkan topik dan mencari topik yang menyenangkan karena khawatir Susi masih memikirkan masalah foto itu.Mereka berdua makan sambil bicara selama satu jam lebih.Setelah selesai makan, Gerby pergi ke kamar mandi
Melihat Susi begitu bersikeras, kasir itu terpaksa menggunakan uang Nefan untuk membayar makanan mereka sendiri, kemudian menerima uang dari Susi.Setelah selesai membayar, saat Susi membalikkan badannya, entah sejak kapan Nefan sudah berdiri di belakangnya.Melihat Nefan yang tinggi berdiri di depannya, bahkan memancarkan aura yang menakutkan. Dia hanya menutup mulutnya dengan rapat tanpa mengatakan apa pun.Susi hanya meliriknya sekilas, dia pun langsung pergi karena tidak ingin berbicara lama-lama dengannya.Siapa sangka Nefan tidak membiarkan Susi pergi begitu saja? Saat Susi melewati sampingnya dan menganggapnya seperti orang asing, Nefan tiba-tiba menggenggam pergelangan tangannya.Kehangatan Nefan melekat di pergelangan Susi. Susi langsung mengernyit dan melepaskan tangannya.Nefan tidak lanjut menahannya di tempat umum, tapi wajahnya yang tampan itu terlihat sangat menakutkan.Ketika Susi hendak pergi, Nefan berkata dengan nada yang seksi, "Apa perlu begitu?"Susi tidak jelas m
Sekarang mereka sudah menikah dan memiliki keluarga masing-masing, maka utang Susi terhadapnya mungkin sudah tidak bisa dilunasi di kehidupan kali ini.Itulah sebabnya Susi tidak ingin berutang terlalu banyak padanya.Malam hari di sebuah ruang VIP klub hiburan elite.Tiga pria dengan pakaian cerah duduk di sofa sambil minum sebotol alkohol impor senilai ratusan juta.Pintu ruang VIP terbuka, seorang pria dengan kaus warna merah muda berjalan masuk bersama beberapa wanita cantik dengan pakaian yang indah.Pria berkaus merah muda sepertinya sangat akrab dengan ketiga pria itu. Barusan buka pintu, dia langsung menyapa dan duduk di samping mereka.Keempat pria ini adalah "Empat Tuan Muda Kota Samator". Pria berkaus merah muda yang terakhir masuk adalah Henry Liodra, pemilik klub elite yang menghabiskan puluh miliaran dalam membangunnya. Pria yang duduk di tengah adalah William Tupang pewaris hotel bintang lima di Kota Samator. Di sampingnya adalah Dhanin Kosasi, anak dari seorang pejabat
Ruang VIP yang luas dalam seketika menjadi hening, bahkan penyanyinya juga berhenti menyanyi."Eh, Pak Nefan, ada apa denganmu? Untuk apa mengamuk? Kalau nggak suka, aku panggilkan yang lain untukmu. Tempatku punya wanita dewasa, kakak yang lebih tua, perempuan yang lebih muda, bahkan ada wanita berseragam. Kita boleh memanggil lebih banyak kemari."Orang yang berbicara adalah Dhanin, di sisi kanan dan kirinya ada dua wanita, satu menuangkan minuman untuknya, satu lagi merangkul lehernya sambil menciumnya. Dhanin sangat menikmati momen seperti ini, jadi dia sangat tidak paham alasan Nefan tiba-tiba mengamuk.Henry segera menepuk tangan, ruang VIP pun dengan cepat muncul empat wanita cantik dengan tipe berbeda.Nefan tetap saja mengernyit, bahkan menunjukkan tatapan yang tidak sabar. Dia merasakan kejijikan terhadap wanita-wanita seperti ini.Pikiran Nefan tiba-tiba muncul bayangan Susi.Teringat dulu dirinya bertamasya dengan Susi, angin sepoi-sepoi yang meniup rambutnya, Susi bahkan m
Hari ini setelah selesai kerja, teringat kejadian pagi ini dengan Rubi dan Jehian yang menggodanya, Susi pun tidak kembali ke Kediaman Martin lagi, melainkan langsung menyetir ke vila yang dibelinya bersama Billy setelah menikah.Vila yang mereka beli berada di pinggiran kota karena memikirkan status Billy sebagai artis. Lingkungan di sini sangat tenang, mendekati alam jadi udaranya sangat segar.Daerah vila ini dilengkapi dengan sistem keamanan 24 jam, mesin pengenal wajah hingga tidak bisa didatangi oleh orang luar.Susi adalah pemilik vila ini dan ini adalah hadiah pernikahan yang diberikan Billy kepadanya. Mereka selalu tinggal di tempat ini sejak menikah, tapi kebanyakan waktu hanya Susi yang tinggal di sini, karena Billy hanya bisa tinggal bersamanya saat liburan kerja.Vila empat tingkat dengan gaya taman memiliki lahan tanah hijau dengan luas hampir ribuan hektare di depan vila. Ketika Billy membeli vila ini, dia juga membeli lahan di depannya, lalu menyuruh tukang untuk menana
Tatapan Susi menjadi sangat tegang.Kata-kata Bibi Meri mengingatkannya kalau waktu syuting Billy kali ini memang lebih lama dari biasanya.Dulu walaupun Billy syuting di luar negeri, dia tetap meluangkan waktu untuk pulang bertemu dengan Susi setidaknya tiga bulan sekali, bahkan juga sering menghubunginya.Namun, kali ini Billy sudah hampir setengah tahun tidak pulang, bahkan selama ini Susi yang lebih sering menghubunginya. Akhir-akhir ini, Nefan bahkan menggunakan alasan sibuk syuting untuk tidak menghubungi Susi lagi.Teringat dengan berita skandal Billy dan Jessica, bahkan foto tidur yang disebarkan oleh Jessica sendiri membuat Susi menyadari kalau dirinya memang tidak tenang.Susi tidak ingin bermain dengan anjingnya lagi, dia pun berdiri dan naik ke atas ganti baju santai.Susi sekaligus menghubungi Billy, tapi ponselnya masih dalam keadaan tidak aktif.'Sialan!'Kasus foto tidur Jessica sudah menjadi berita menggemparkan, Billy malah masih tidak bisa dihubungi di saat ini, bahk
"Keluar!"Melihat tidak ada respons apa pun dari Susi, Nefan sekali lagi memerintahnya dengan tegas.Susi sudah mendengar dengan jelas kalau itu adalah suaranya Nefan.Dia pun sangat bingung melihat Nefan yang tiba-tiba menghubunginya larut malam."Nefan, apa kamu salah sambung?" tanya Susi dengan kebingungan."Keluar, Susi Sunardi!" Nefan langsung memanggil nama lengkapnya dan nada yang tegas.Ternyata Nefan memang menghubunginya? Bahkan menyuruhnya keluar?Jangan-jangan Nefan sudah mabuk, lalu teringat pengkhianatan dari Susi, jadi sekarang mau membalasnya?Susi berdeham, lalu pura-pura tenang saat mencari alasan, "Aku sekarang tinggal di rumahku, aku nggak tinggal di Kediaman Martin."Dengan arti lainnya meskipun sekarang kamu mengamuk, kamu juga tidak bisa melakukan apa pun padaku."Aku sekarang di depan pintu vilamu. Cepat keluar!" Nefan lanjut memerintah dengan nada yang tidak bisa dibantah."Ke ... kenapa kamu ada di depan rumahku? Apa yang ingin kamu lakukan di malam hari?" tan