Share

Bab 43

"Hm ... ah ...."

David membelalakkan mata dengan menderita. Pengawal menuangkan sepiring demi sepiring makanan ke dalam perutnya.

Tubuh David segera penuh dengan makanan yang tak sempat dia telan. Perutnya membesar. Dia tumbang di lantai, tak sanggup berteriak lagi.

Semua orang memandang adegan ini dengan napas tertahan. Tidak ada yang berani bernapas. Mereka merasa punggungnya dingin.

Alaric memandang David dengan tatapan rendah. "Lain kali bersikap lebih cerdas. Memangnya kamu pantas mentraktir wanitaku makan?"

David tampak ketakutan. Dia tidak bisa berbicara lagi seolah sudah mati.

"Sudah, seret bajingan ini keluar. Jangan mengotori tempat ini." Anthony memberi gerakan isyarat, kemudian beberapa anak buahnya menyeret David pergi.

"Sudah malam. Kak Al, ayo kita makan. Bagaimana denganmu, Dik?"

Anthony tersenyum pada Florence.

Florence menutup mulutnya. Melihat makanan di lantai, Florence hanya merasa jijik dan ingin muntah. Dia tidak nafsu makan. "Aku nggak ingin makan. Kalian makan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status