Share

Bab 17

Di depan wastafel toilet.

Florence mencuci wajah, kemudian menatap pantulan dirinya di cermin.

Hampir saja dia melakukannya dengan Alaric.

Walaupun hal itu tidak terjadi, entah kenapa dia masih bisa merasakan sentuhan Alaric pada tubuhnya.

Napas berat pria itu seolah masih menggelitik telinganya.

Florence menggigit bibirnya sambil menarik napas dalam-dalam. Dia tidak ingin lagi memikirkan pemandangan memalukan itu.

Dia mengeluarkan ponsel, kemudian membuka foto profil WhatsApp Bryan.

Pesan terakhir yang Bryan kirim untuknya adalah dua bulan lalu.

Dia mengatakan bahwa dia ada urusan mendesak yang mengharuskannya untuk pulang. Setelah kembali, dia akan membawa Florence bertemu dengan orang tuanya untuk membahas tanggal pernikahan.

Akan tetapi, sejak hari itu Bryan menghilang tanpa jejak.

Florence memandang ruang obrolan mereka dengan tatapan rumit. Bryan, di mana kamu sebenarnya?

"Bip ... bip ...."

Ponselnya tiba-tiba berdering.

Florence tersadar. Melihat nomor yang tertera di layar, binar mata Florence kembali meredup.

Florence mengangkat teleponnya, lalu terdengar suara Silvia yang menuduh dengan marah, "Florence, kenapa kamu nggak mengangkat teleponku? Apakah kamu sengaja menghindariku? Nggak mau membantuku?"

"Penyakit Phoebe nggak bisa diulur! Kamu nggak boleh membiarkannya mati di dalam penjara, Florence! Kamu harus menolongnya!"

Silvia berkata dengan menggebu-gebu.

Beban moral menekan Florence hingga dia merasa lelah. "Bu Silvia, tadi aku sedang rapat. Aku akan berusaha untuk menolong Nona Phoebe."

"Kamu harus menyuruh Alaric menolong putriku, Florence! Kamu harus menolongnya!"

...

Florence tidak mungkin menjual diri untuk menolong Phoebe.

Setelah berpikir dengan kepala dingin, Florence pun memutuskan untuk pergi ke penjara.

Sorenya, Florence tiba di penjara. Dia menjelaskan tujuan kedatangannya kepada petugas di penjara. Namun, jawaban yang dia dapat sama seperti kata Silvia.

Phoebe tidak boleh dibebaskan.

"Phoebe mengidap penyakit jantung yang parah. Kondisinya mengizinkannya untuk berobat. Kenapa dia nggak boleh dibebaskan?"

"Siapa suruh Keluarga Etta menyinggung seseorang? Anggota Keluarga Etta nggak boleh dibebaskan maupun dijenguk. Cepat pergi. Kalau kamu mengganggu pekerjaan kami lagi, kamu juga akan dikurung selama beberapa hari."

Florence hanya bisa mengalah. Dia meminta untuk bertemu dengan Phoebe, alhasil permintaannya ditolak juga. Akhirnya dia hanya bisa pergi.

Keluarga Etta menyinggung seseorang. Bila menggunakan cara normal tidak mungkin bisa membebaskan Phoebe.

Florence kepikiran untuk mencari pengacara.

Dia pergi ke beberapa firma hukum, tetapi saat mendengar bahwa kasusnya terkait Keluarga Etta, semua pengacara tidak mau menerima kasus ini.

Ada yang bahkan memperingatkan Florence untuk tidak ikut campur dalam masalah ini.

Dengan kata lain, orang yang membuat Keluarga Etta dipenjara memiliki latar belakang yang kuat. Orang biasa tidak mampu menyinggungnya. Para pengacara saja tidak mau mengambil risiko.

Setelah sibuk selama dua hari, masalahnya sama sekali tidak mengalami kemajuan. Florence sangatlah cemas.

Ella berkata, "Menurutku, sebaiknya kamu jangan mengurus masalah Keluarga Etta lagi. Bu Silvia saja nggak bisa menyelamatkan putrinya, kenapa dia memaksamu?"

Florence tersenyum masam. "Apa daya, aku berutang pada Keluarga Etta."

"Tapi kamu nggak bisa menolong Nona Phoebe itu. Dia nggak bisa memaksamu, bukan?" sahut Ella dengan kesal.

Florence menghela napas. "Ella, aku lelah sekali. Aku ingin tidur sebentar."

"Kalau begitu kamu istirahat sebentar. Aku akan memanaskan sup agar kamu bisa makan setelah bangun. Belakangan ini kamu menjadi lebih kurus."

"Terima kasih, Ella."

"Jangan bersikap sungkan kepadaku, bodoh."

Ella menyelimuti Florence, kemudian Florence memejamkan mata dengan lelah.

Tiba-tiba, ponsel Florence berdering.

Panggilan telepon dari sebuah nomor asing.

Florence mengangkatnya. "Halo, dari siapa ini?"

"Ini dari Rumah Sakit Merson. Apakah kamu keluarganya Silvia? Dia bunuh diri, cepat kemari!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status