PROLOG
Seorang anak tuna wisma yang ditinggal orang tuanya meninggal waktu berusia enam tahun karena peristiwa kebakaran kini sudah tumbuh menjadi sosok pria yang rupawan.
Sejak kebakaran itu terjadi dia dirawat oleh seorang wanita paruh baya dengan kehidupan sederhana dan juga tetangga tetangga yang begitu peduli padanya.
Ada juga yang mengajarinya berbagai hal, mulai dari bekerja dan beladiri untuk menjaga dirinya sendiri mengingat dia hanya dirawat oleh seorang wanita tua. Dia benar-benar tak ingat siapa jati dirinya dan dari mana asal usulnya, sampai saat wanita yang merawatnya meninggal dan dia diharuskan melanjutkan hidupnya sendiri, kepandaian yang dia miliki membuatnya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya sampai dia lulus kuliah.
Tanpa ia sadari, prestasinya di bidang akademik telah mengundang perhatian seorang laki-laki tua. Setelah Laki-laki tua itu melihat kepribadiannya, sang laki-laki tua semakin yakin kalau pria muda ini adalah seseorang yang selama ini dia cari.
Sampai akhirnya pada saat Laki-laki tua mulai sakit-sakitan dia meminta untuk pria muda itu menjaga cucu wanita kesayangannya.
Dengan berat hati, akhirnya si pria menikahi gadis muda yang teramat cantik itu, dan si gadis pun juga menyetujui nya, karena sebenarnya dia juga menyimpan sepercik kekaguman pada sifat si pria muda.
Berbagai penolakan dari seluruh anggota keluarga tak menghalangi pernikahan mereka.
Namun, si gadis berpesan pada si pria agar memberi waktu pada masing-masing untuk bisa saling menerima satu sama lain, karena si gadir belum siap sepenuhnya atas pernikahan mereka yang mendadak dan perkenalan mereka yang singkat.
***
Bab 1.
“Radhis!” Bentak seorang Wanita berusia sekitar 43 tahun terhadapnya: “Cepat siapkan semua, aku tak mau kita terlambat ke acara pertunangan sepupu Rachel.”
Diikuti oleh suara suaminya, “Jangan sampai kita menjadi bulan-bulanan keluarga hanya karena terlambat!”
Mereka adalah Tania Happ dan Dere Wish, Mertua dari Radhis Zond; seorang laki laki yang hanya membantu urusan rumah tangga, sementara istrinya Rachel Wish bekerja di perusahaan keluarga Wish. Keluarga Wish merupakan salah satu keluarga dengan tingkat ekonomi menengah di Auckland.
Saat ini, Radhis dan Rachel sudah menikah sudah hampir dua tahun lamanya.
“Radhis kamu dipanggil oleh Ayah dan Ibu cepatlah, nanti mereka marah,”Rachel mengingatkan Suaminya.
Meskipun mereka menikah tanpa dilandasi rasa cinta. namun Rachel selalu bersikap sopan terhadap Radhis, semata-mata karena dia menghormati penilaian Kakeknya dulu terhadap Radhis.
“Iya, maaf aku tadi masih memilih setelan untuk aku pakai,” Radhis menjawab sembari mengancingkan kancing lengan baju yang dia pakai.
Sebelum menikah Radhis tinggal dan dirawat oleh seorang wanita tua di daerah dekat pasar di Auckland dari usia 6 tahun. Usia yang terlalu muda untuk seorang anak mengerti dan menghadapi badai kehidupan seorang diri.
Yang dia ingat waktu itu hanya perkataan Ibu Acent, ibu yang mengasuh dia waktu itu, “Radhis, sekarang, ini adalah tempat tinggalmu, anggap aku sebagai ibumu, dan aku berjanji akan menjagamu dengan segenap jiwa ragaku.”
Sampai akhirnya Ibu Acent meninggal saat Radhis berusia 19 tahun, kemudian dia bekerja seadanya sekaligus belajar untuk mencari beasiswa guna menyelesaikan studinya hingga akhirnya pada usia 21 tahun Radhis dijemput oleh kepala keluarga Wish, yaitu Kakeknya Rachel, untuk dijadikan asisten dan tanpa Radhis duga, dia akhirnya diberi mandat untuk menjadi suami Rachel, cucunya dari anak laki-laki kedu Kakek tua itu; Dere Wish.
Karena pernikahan Rachel dan Radhis dianggap hanya karena penilaian kakek Rachel terhadap Radhis secara sepihak, juga Radhis yang sebelumnya dianggap berasal dari kalangan bawah, membuat dia sering direndahkan oleh mertuanya, juga oleh keluarga besar Rachel sedari awal mereka menikah sampai kini saat kakek Rachel sudah tiada.
“Bisakah kau menyetir sedikit lebih cepat?” Suara Tania menginterupsi Radhis.
“Awas saja kalau kami harus menanggung malu karena kau lagi!” sekarang giliran sang Suami yang mengancam.
“Ibu, Ayah bisakah kalian diam? Kasihan Radhis, dia sudah mengemudikan mobil secepat mungkin, ini demi keselamatan kita juga.” Radhis sedikit menghembuskan nafas lega saat Istrinya sedikit membelanya dan membuatnya tenang, bagaimanapun juga menyetir butuh ketenangan dan konsentrasi agar selamat.
“Rachel! kenapa kau terus membela pecundang ini? Selama ini, kamu juga tidak mau menurut apa kata Orang Tuamu, sekarang Kakekmu sudah tiada, kapan kamu mau menceraikannya dan mencari lelaki yang lebih pintar dan mapan ketimbang pecundang ini?”
Tentu kata-kata Tania ini bukan pertama kali keluar dari mulutnya, sudah sering kali dia mencoba untuk meyakinkan Rachel agar dia bercerai dari Radhis.
“Ibu, aku sudah sering kukatakan kepadamu, aku tidak ingin membahas masalah ini lagi.” Jawab Rachel dilanjutkan memutar lagu di mobil yang mereka naiki dengan sedikit keras.
Sebenarnya Rachel tak ada niatan untuk membela Radhis. Namun dia hanya tidak suka jika Ayah dan Ibunya menjadi penindas orang lain. itu yang membuat Rachel terkesan membela Radhis.
***
Hello Reader semua!
Terkait dengan komentar-komentar yang ditulis bahwa Author plagiat atau semacamnya, disini Author ingin sedikit menjelaskan bahwa, awal mula novel ini "Sang Penguasa Tak Terjamah" dibuat adalah karena saya, sebagai Author, suka dengan tema novel "Charlie Wade". Namun, Saya tidak begitu suka dengan alur ceritanya. Jadi bisa dikatakan novel ini memang terinspirasi dari novel Charlie Wade, sama sekali tak ada niatan meniru, apalagi plagiat.
Tapi saya bisa pastikan, isi dari Novel ini berbeda dari Charlie Wade. Kalau kalian semua tidak percaya, silahkan ikuti kisahnya hingga Bab penghujung.
Author juga masih pemula, masih membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak, apalagi komentar yang membangun dari pembaca semua, jadi mohon dukungan dan pengertiannya agar Author bisa kembali bersemangat untuk melanjutkan karya ini, tentunya dengan alur dan konflik yang lebih seru lagi, bahkan kalau bisa lebih seru dari novel yang menginspirasi author sendiri ya! Terima kasih atas dukungan semuanya!
Sementara itu, di hotel tempat resepsi yang dituju oleh Radhis dan Rachel, beberapa orang sedang membicarakan persiapan acara pertunangan siang ini. "Bagaimana persiapannya?" Xion Wish seorang wanita tua yang berusia sekitar 84 tahun bertanya pada Marot Wish; anak tertuanya; kakak dari ayah mertua Radhis. Xion Wish, dalam acara pertunangan ini tentu saja menggantikan posisi suami Xion Wish setelah suaminya meninggal untuk menjadi kepala keluarga Wish. “Aku mau acara hari ini berjalan dengan lancar, jangan membuat keluarga kita malu!” Lanjutnya kemudian “Mana keluarga adikmu? Apa mereka belum datang?” “Belum, bu.”Jawab Marot. “Mereka selalu saja membuat ku marah,” tambah nenek Xion kemudian. Bersamaan dengan itu, sebuah mobil mazda 3 neo datang dan lanjut parkir di ikuti beberapa orang yang keluar dari dalamnya. “Ibu maaf kami terlambat, mohon jangan tersinggung.” Dere dengan membungkuk meyakinkan nyonya Wish, lalu menyapa kakak tertuanya Marot. “Kakak pertama, apa kabar?” “Hm
Bagaimanapun juga meskipun Radhis sabar dia berpikir bahwa lebih baik diam di luar daripada di dalam acara ini karena dia sadar bagi mereka dia bukanlah siapa-siapa dimata mereka. Kini Radhis duduk di sebuah trotoar parkir di samping mobil kantor istrinya. Sampai seorang pria berbadan tinggi tegap dengan jas yang nampak begitu mewah menghampiri dia,“Maaf tuan ada seseorang yang ingin berbicara dengan anda”, laki-laki itu berkata sambil membungkuk. “Saya?”,tanya Radhis pada laki-laki itu. “Iya Tuan silahkan Tuan ikut saya, beliau menunggu tuan di dalam mobil”, Sejenak dia berpikir dan keudian dia berdiri lanjut berjalan mengikuti orang tadi ke arah sebuah mobil Rolls Royce. Jendelah di buka sedikit tanpa Radhis tau siapa yang ada di dalam mobil itu hanya ada perkataan yang dia dengar dari seorang laki-laki tua di dalam mobil itu, “Aku ingin kau datang besok ke hotel Emperor-Lux, dan jika ada yang menghambatmu sebutkan namamu
“Tak perlu bersikap se formal itu Tante, panggil saja aku Jolly, dan ijinkan aku memngaggil Tante dan Om dengan nama depan kalian,” ucap Jolly. Tentu saja Tania kegirangan dan menjawab, “Tentu saja Jolly, bahkan kau bisa menganggap kami sebagai orang tuamu, benarkan sayang?” ucap Tania dengan menghadap ke arah Dere suaminya di seberang. “Tentu saja suatu kehormatan bagi kami bila bisa di anggap sebagai orang tua oleh kamu Jolly”,Ucap Dere tanpa ada rasa malu sama sekali, karena bagaimanapun juga di anggap orang tua berarti dia harus menikahkan Jolly dengan Rachel sementara semua tau bahwa Rachel masih memiliki suami Radhis. Bagaikan sama-sama tak memiliki malu Jolly bertanya kepada kedua orang itu, “Dengar dengar Rachel dan Radhis tidak pernah tidur dalam satu kamar tante semenjak mereka menikah?”. “Tentu saja, bagaimana-pun juga sebernya semua tak ada yang setuju jika mereka menikah kecuali kakek mereka yang sudah menjodohka
“Wah memang Jolly sangat hebat karena aku dengar untuk membuka kartu keanggotanaan brass saja di Pashe-De Lier butuh uang sekitar seratur ribu dolar itu hampir 10x lipat dari harga mobil yang kami gunakan apalagi silver seperti punya nak Jolly” sanjung Dere “Kalau begitu segerah pesan saja nak jolly dan tanggal nya kapan nanti nak jolly bisa langsung menghubungi Rachel, biar setelah ini kami memberimu kontak Rachel” jawab Tania dengan senyum licik di bibirnya. “Ibu apa-apa an ibu ini?” sedikit kagetRachel dengar perkataan ibunya. “Rachel sayang anak ibu percaya sama ibu ya, dan lagi siapatau di masa depan dia bisa menjadi rekan bisnis keluarga kita? Atau bahkan mungkin menjadi menant-,” “Ibu cukup,hentikan” potong Rachel akan perkataan ibunya dilanjut kemudian sambil menghembuskan nafas “Ok akan aku berikan kontak ku” lanjut Rachel dengan menyodorkan barcode kontak untuk di scan oleh Jolly karena dia tau tak ada gunanya berdebat deng
Sesampainya di depan Emperor Lux dia memarkir mopednya yang penuh dengan kantong belanjaan di bawa kemudinya. Setelah itu Radhis langsung menuju ke arah hotel namun dia di hentikan oleh seseorang berbaju hitam dengan badan tinggi besar yang ternyata dia adalah petugas keamanan disini, “Maaf tuan ada yang bisa saya bantu?” kata petugas keamanan itu melihat Radhis yang hanya memakai tshirt dan nampak seperti orang yang sangat tidak mampu, namun karena dia bekerja di hotel mewah nomor satu di Auckland itu membuat dia di tuntut untuk selalu bersikap sopan terhadap siapapun yang ada di sekitar hotel selama orang itu tidak berbuat macam macam, itu adalah permintaan dari Ed-Ackerley pemilik utama dan orang yang sangat berkuasa di Auckland karena dia adalah orang kepercayaan keluarga Zond dari Moland. “Iya tuan” jawab Radhis yang kemudian dia lanjutkan, “Nama saya Radhis Zond, saya ada perlu dengan...” Para petugas itu seketika membungkukkan b
*** Setelah cerita yang begitu panjang,- “Jadi seperti itu yang terjadi sebenarnya” kakek tua itu selesai bercerita, Radhis hanya terdiam mencoba untuk mengerti semua, “Jadi aku.. memang cucumu?” tanya Radhis dilanjutkan “Yang telah lama hilang setelah rumahku terbakar yang mengakibatkan kedua orang tuaku meninggal?” Radhis mencoba untuk percaya. “Aku di adopsi oleh bu Acent kalian tau?” pertanyaan Radhis hanya di jawab dengan anggukan oleh kakeknya, “Kenapa waktu itu kalian tak coba mengambilku?”tanya Radhis bingung, Kakenya seketika menjawab, “kami bukan tak mau,” “Lantas?” Radhis penasaran, “Kami belum bisa” ungkap kakeknya, “karena waktu itu usiamu masih belia, dan kematian orang tuamu dan kebakaran rumah itu masih cukup janggal,” jelas kakeknya dengan sedikit menghembusakan nafas panjang, Setelah berhenti sejenak lanjut kakeknya berbicara “tapi pasti kau kenal paman Hall?”
Radhis melihat jam tangan nya dan sudah pukul 11 siang ini tandanya dia harus pulang supaya tak di marahi oleh mertuanya “Baik kek, kalau sudah aku mau pulang biar besok aku coba berkunjung ke Geneve”,“Baik” kakeknya mengangguk namun kemudian seperti teringat sesuatu “Tunggu!, ini adalah semua fasilitasmu” kakek memberikan sebuah dompet kecil,itu adalah dompet yang biasa di jadikan tempat kartu kartu penting seperti kartu identitas ATMdan lain lain,Benar saja dompet itu berisi satu ATM warnah emas, dan satu lagi ATM warnah hitam dengan tulisan “Amethys” dan juga beberapa kartu ke anggotaan berwarna emas menyalah.“Itu semua adalah uang sakumu, yang gold itu ada 1 milyar dolar didalamnya yang hitam ada 15 milyar,itu harusnya cukup untuk satu tahu , namun jika kau rasa kurang hubungi kakek, atau kau bisa menarik dari dana yang sudah dihasil kan oleh persahaan kita di Auckland, bagaimanapun juga
Seperti yang di ketahui bahwa meskipun mereka suami istri namun Rachel dan Radhis belum pernah tinggal dalam satu kamar, itu di karenakan oleh orang tua Rachel yang melarang dan masih berharap suatu saat nanti Rachel dapat menikah dengan seseorang yang lebih kaya dari mereka,“Tapii....” Radhis menjawab seketika dengan menolehkan kepalanya ke arah kamar seolah untuk menunjukan kamar yang dia tempati tak lebih dari tempat berukuran sangat kecil.Rachel diam sejenak dan dia langsung berkata“Oh aku mengerti, kalau begitu kenapa tidak kamu yang,..”dengan menunduk menahan mau Rachel berkata lagi “ikut aku ke kamarku”,“cantik” seketika mulut Radhis tak terasa berucap saat melihat ekspresi malu yang di tunjukan oleh rachel,“Hehm!!” seketika Rachel berbalik dan mencengkeram baju bawahan yang ia pakai dengan kedua tanganya dengan muka yang merah menyalah menahan malu .“