Sementara itu, di hotel tempat resepsi yang dituju oleh Radhis dan Rachel, beberapa orang sedang membicarakan persiapan acara pertunangan siang ini.
"Bagaimana persiapannya?" Xion Wish seorang wanita tua yang berusia sekitar 84 tahun bertanya pada Marot Wish; anak tertuanya; kakak dari ayah mertua Radhis. Xion Wish, dalam acara pertunangan ini tentu saja menggantikan posisi suami Xion Wish setelah suaminya meninggal untuk menjadi kepala keluarga Wish.
“Aku mau acara hari ini berjalan dengan lancar, jangan membuat keluarga kita malu!” Lanjutnya kemudian “Mana keluarga adikmu? Apa mereka belum datang?”
“Belum, bu.”Jawab Marot.
“Mereka selalu saja membuat ku marah,” tambah nenek Xion kemudian.
Bersamaan dengan itu, sebuah mobil mazda 3 neo datang dan lanjut parkir di ikuti beberapa orang yang keluar dari dalamnya.
“Ibu maaf kami terlambat, mohon jangan tersinggung.” Dere dengan membungkuk meyakinkan nyonya Wish, lalu menyapa kakak tertuanya Marot.
“Kakak pertama, apa kabar?”
“Hmm.” Marot hanya mengangguk sedikit sekenannya.
“Kenapa pecundang ini kau ajak kesini?” Ucap Marot sambil memandang hina terhadap Radhis lalu melirik ke Dere.
“Maaf kak, bagaimanapun juga aku butuh dia untuk mengemudi kesini karena aku tak mau lelah agar tetap terlihat segar di acara pertunangan Sea ini,” jawab Dere yang tak kalah menghina pandangannya ke arah Radhis.
Sea adalah anak dari Marot Wish.
Radhis hanya diam dan menunduk karena dia sendiri sebenarnya adalah orang yang sangat bersahaja, sabar dan tekun, karena itulah dulu kakek Wish sangat menghargai Radhis dan begitu mempercayainya.
“Aku berharap menantumu tidak membuatku malu nanti, Dere”, ucap nyonya Wish.
“Iya Bu, aku yang akan menjamin, aku akan mengawasi pecundang ini, kalau perlu akan ku usir dia dari pesta pertunangan Sea ini kalau sampai dia membuat malu” ucap Dere sambil membungkuk di depan ibunya, dan itu membuat nyonya Wish tersenyum.
“Bagus.” Ucap nenek Xion seraya berbalik badan, berjalan ke dalam dan di ikuti oleh anak dan cucunya.
Mereka semua kini berkumpul di suatu ruangan aula hotel dengan beberapa meja bundar dan semua para tamu undangan juga sudah berkumpul disana.
Keluarga Wish adalah salah satu keluarga menengah keatas dengan pendapatan perusahaan hampir 28,3 juta dolar per tahun.
Sebenarnya itu tak ada seperseratus dari pendapatan keluarga tingkat atas di wilayah pusat seperti di Motherland, tempat para raksasa bisnis berkumpul. Namun hanya ada dua keluarga yang paling kuat yaitu Keluarga Zond dan Keluarga Esfor.
Dibandingkan dengan Esfor, keluarga Zond jauh lebih kuat, dengan penghasilan hampir ratusan triliun dolar penghasilan setiap tahunnya. Sesuatu yang tak mungkin dihitung oleh orang kelas menengah apalagi orang kelas bawah. Hampir seluruh wilayah di Motherland berada dibawah kekuasaan Keluarga Zond apalagi untuk Auckland yang lebih kecil..
Bagi orang Auckland, untuk menjadi pembantu keluarga di Motherland itu hanyal;ah sebuah mimpi yang hampir tidak mungkin terwujud, apalagi menjadi bagian dari keluarga Zond. Bayangkan! untuk untuk menjadi kepala asisten rumah tangga saja, keluarga Zond memberikan 30.000 dolar per bulan. itu adalah 10x lipat dari angak pendapatan karyawan tingkat bawah di Auckland ini menunjukan betapa besar dan kaya nya keluarga Zond dari Moland tapi tentu saja, kriteria yang mereka minta adalah SDM yang benar benar diatas rata-rata.
Keluarga Wish termasuk keluarga Tingkat menengah atas di Auckland, maka dari itu pada hari ini banyak keluarga keluarga se-kasta lain yang ikut hadir untuk memberikan selamat kepada nyonya Xion Wish.
Di salah satu meja, Rachel, Dere, Tania nampak duduk, sedangkan Radhis berdiri di samping mereka sudah seperti seorang pesuruh.
“Radhis duduklah!” Pinta Rachel.
Namun, permintaan Rachel langsung di sela oleh Ibunya, "Sudah, biarkan saja dia berdiri!”
“Tapi Bu,” ucap Rachel yang kemudian tak dilanjutkan karena ibunya sudah memelototinya.
“Radhis, sepertinya lebih baik kamu tunggu di luar saja!” Ucap Ayah Rachel menginterupsi Radhis agar dia mau menurut dan keluar dari acara.
“Baik Ayah, aku akan keluar.” jawab R****h dengan sedikit membungkukan badan.
(*) Moland: sebutan dari Motherland adalah daerah terbesar di seberang pulau Auckland
Bagaimanapun juga meskipun Radhis sabar dia berpikir bahwa lebih baik diam di luar daripada di dalam acara ini karena dia sadar bagi mereka dia bukanlah siapa-siapa dimata mereka. Kini Radhis duduk di sebuah trotoar parkir di samping mobil kantor istrinya. Sampai seorang pria berbadan tinggi tegap dengan jas yang nampak begitu mewah menghampiri dia,“Maaf tuan ada seseorang yang ingin berbicara dengan anda”, laki-laki itu berkata sambil membungkuk. “Saya?”,tanya Radhis pada laki-laki itu. “Iya Tuan silahkan Tuan ikut saya, beliau menunggu tuan di dalam mobil”, Sejenak dia berpikir dan keudian dia berdiri lanjut berjalan mengikuti orang tadi ke arah sebuah mobil Rolls Royce. Jendelah di buka sedikit tanpa Radhis tau siapa yang ada di dalam mobil itu hanya ada perkataan yang dia dengar dari seorang laki-laki tua di dalam mobil itu, “Aku ingin kau datang besok ke hotel Emperor-Lux, dan jika ada yang menghambatmu sebutkan namamu
“Tak perlu bersikap se formal itu Tante, panggil saja aku Jolly, dan ijinkan aku memngaggil Tante dan Om dengan nama depan kalian,” ucap Jolly. Tentu saja Tania kegirangan dan menjawab, “Tentu saja Jolly, bahkan kau bisa menganggap kami sebagai orang tuamu, benarkan sayang?” ucap Tania dengan menghadap ke arah Dere suaminya di seberang. “Tentu saja suatu kehormatan bagi kami bila bisa di anggap sebagai orang tua oleh kamu Jolly”,Ucap Dere tanpa ada rasa malu sama sekali, karena bagaimanapun juga di anggap orang tua berarti dia harus menikahkan Jolly dengan Rachel sementara semua tau bahwa Rachel masih memiliki suami Radhis. Bagaikan sama-sama tak memiliki malu Jolly bertanya kepada kedua orang itu, “Dengar dengar Rachel dan Radhis tidak pernah tidur dalam satu kamar tante semenjak mereka menikah?”. “Tentu saja, bagaimana-pun juga sebernya semua tak ada yang setuju jika mereka menikah kecuali kakek mereka yang sudah menjodohka
“Wah memang Jolly sangat hebat karena aku dengar untuk membuka kartu keanggotanaan brass saja di Pashe-De Lier butuh uang sekitar seratur ribu dolar itu hampir 10x lipat dari harga mobil yang kami gunakan apalagi silver seperti punya nak Jolly” sanjung Dere “Kalau begitu segerah pesan saja nak jolly dan tanggal nya kapan nanti nak jolly bisa langsung menghubungi Rachel, biar setelah ini kami memberimu kontak Rachel” jawab Tania dengan senyum licik di bibirnya. “Ibu apa-apa an ibu ini?” sedikit kagetRachel dengar perkataan ibunya. “Rachel sayang anak ibu percaya sama ibu ya, dan lagi siapatau di masa depan dia bisa menjadi rekan bisnis keluarga kita? Atau bahkan mungkin menjadi menant-,” “Ibu cukup,hentikan” potong Rachel akan perkataan ibunya dilanjut kemudian sambil menghembuskan nafas “Ok akan aku berikan kontak ku” lanjut Rachel dengan menyodorkan barcode kontak untuk di scan oleh Jolly karena dia tau tak ada gunanya berdebat deng
Sesampainya di depan Emperor Lux dia memarkir mopednya yang penuh dengan kantong belanjaan di bawa kemudinya. Setelah itu Radhis langsung menuju ke arah hotel namun dia di hentikan oleh seseorang berbaju hitam dengan badan tinggi besar yang ternyata dia adalah petugas keamanan disini, “Maaf tuan ada yang bisa saya bantu?” kata petugas keamanan itu melihat Radhis yang hanya memakai tshirt dan nampak seperti orang yang sangat tidak mampu, namun karena dia bekerja di hotel mewah nomor satu di Auckland itu membuat dia di tuntut untuk selalu bersikap sopan terhadap siapapun yang ada di sekitar hotel selama orang itu tidak berbuat macam macam, itu adalah permintaan dari Ed-Ackerley pemilik utama dan orang yang sangat berkuasa di Auckland karena dia adalah orang kepercayaan keluarga Zond dari Moland. “Iya tuan” jawab Radhis yang kemudian dia lanjutkan, “Nama saya Radhis Zond, saya ada perlu dengan...” Para petugas itu seketika membungkukkan b
*** Setelah cerita yang begitu panjang,- “Jadi seperti itu yang terjadi sebenarnya” kakek tua itu selesai bercerita, Radhis hanya terdiam mencoba untuk mengerti semua, “Jadi aku.. memang cucumu?” tanya Radhis dilanjutkan “Yang telah lama hilang setelah rumahku terbakar yang mengakibatkan kedua orang tuaku meninggal?” Radhis mencoba untuk percaya. “Aku di adopsi oleh bu Acent kalian tau?” pertanyaan Radhis hanya di jawab dengan anggukan oleh kakeknya, “Kenapa waktu itu kalian tak coba mengambilku?”tanya Radhis bingung, Kakenya seketika menjawab, “kami bukan tak mau,” “Lantas?” Radhis penasaran, “Kami belum bisa” ungkap kakeknya, “karena waktu itu usiamu masih belia, dan kematian orang tuamu dan kebakaran rumah itu masih cukup janggal,” jelas kakeknya dengan sedikit menghembusakan nafas panjang, Setelah berhenti sejenak lanjut kakeknya berbicara “tapi pasti kau kenal paman Hall?”
Radhis melihat jam tangan nya dan sudah pukul 11 siang ini tandanya dia harus pulang supaya tak di marahi oleh mertuanya “Baik kek, kalau sudah aku mau pulang biar besok aku coba berkunjung ke Geneve”,“Baik” kakeknya mengangguk namun kemudian seperti teringat sesuatu “Tunggu!, ini adalah semua fasilitasmu” kakek memberikan sebuah dompet kecil,itu adalah dompet yang biasa di jadikan tempat kartu kartu penting seperti kartu identitas ATMdan lain lain,Benar saja dompet itu berisi satu ATM warnah emas, dan satu lagi ATM warnah hitam dengan tulisan “Amethys” dan juga beberapa kartu ke anggotaan berwarna emas menyalah.“Itu semua adalah uang sakumu, yang gold itu ada 1 milyar dolar didalamnya yang hitam ada 15 milyar,itu harusnya cukup untuk satu tahu , namun jika kau rasa kurang hubungi kakek, atau kau bisa menarik dari dana yang sudah dihasil kan oleh persahaan kita di Auckland, bagaimanapun juga
Seperti yang di ketahui bahwa meskipun mereka suami istri namun Rachel dan Radhis belum pernah tinggal dalam satu kamar, itu di karenakan oleh orang tua Rachel yang melarang dan masih berharap suatu saat nanti Rachel dapat menikah dengan seseorang yang lebih kaya dari mereka,“Tapii....” Radhis menjawab seketika dengan menolehkan kepalanya ke arah kamar seolah untuk menunjukan kamar yang dia tempati tak lebih dari tempat berukuran sangat kecil.Rachel diam sejenak dan dia langsung berkata“Oh aku mengerti, kalau begitu kenapa tidak kamu yang,..”dengan menunduk menahan mau Rachel berkata lagi “ikut aku ke kamarku”,“cantik” seketika mulut Radhis tak terasa berucap saat melihat ekspresi malu yang di tunjukan oleh rachel,“Hehm!!” seketika Rachel berbalik dan mencengkeram baju bawahan yang ia pakai dengan kedua tanganya dengan muka yang merah menyalah menahan malu .“
***Mereka bertiga tibah di rumah sakit, AHC (Auckland Health Center) rumah sakit terbesar di Auckland,“ Dokter!!! Cepat tangani ini,.”Tania berteriak teriak sampai di anggap mengganggu pasien lain,.“Maaf ibu ini rumah sakit dimohon untuk sedikit tenang dan tak teriak-teriak” tegur salah satu suster disana,Sampai kemudian di sahut perkataan,“OHH,. Nyonya Happ,. Apa kabar? Apa ada yang bisa aku bantu?” tiba tiba satu dokter datang dari belakang suster tadi,“oh dokter maaf, nyonya ini tadi datang langsung teriak teriak,” suster itu coba menjelaskan,“sudah kamu diam! , apa kamu tak tau siapa nyonya Happ??!” dokter itu sedikit memarahi suster tadi,“Nyonya Happ ini adalah menantu dari keluarga wish, dia sering kesini untuk perawatan kecantikan, mari nyonya Happ ikuti saya,” lanjut dokter itu.Tak disangka Tania