Radhis melihat jam tangan nya dan sudah pukul 11 siang ini tandanya dia harus pulang supaya tak di marahi oleh mertuanya
“Baik kek, kalau sudah aku mau pulang biar besok aku coba berkunjung ke Geneve”,“Baik” kakeknya mengangguk namun kemudian seperti teringat sesuatu
“Tunggu!, ini adalah semua fasilitasmu” kakek memberikan sebuah dompet kecil,itu adalah dompet yang biasa di jadikan tempat kartu kartu penting seperti kartu identitas ATMdan lain lain,
Benar saja dompet itu berisi satu ATM warnah emas, dan satu lagi ATM warnah hitam dengan tulisan “Amethys” dan juga beberapa kartu ke anggotaan berwarna emas menyalah.
“Itu semua adalah uang sakumu, yang gold itu ada 1 milyar dolar didalamnya yang hitam ada 15 milyar,itu harusnya cukup untuk satu tahu , namun jika kau rasa kurang hubungi kakek, atau kau bisa menarik dari dana yang sudah dihasil kan oleh persahaan kita di Auckland, bagaimanapun juga pendapatan dari Geneve sendiri lebih 231 Milyar dan kartu kartu yang lain adalah kartu akses kelas VVIP utama ke semua tempat di Auckland ini tanpa terkecuali tempat tempat kelas satu dan perusahaan di seluruh Auckland jadi kau harus mulai terbiasa dengan ini”. Pungkas kakek Zond
“Iya kek ini sudah lebih dari cukup,dan aku ijin mohon pamit,kakek hati hati saat perjalan ke Moland” kakeknya menganggk saat Radhis molai berbalik
“Oh iya aku ingin kau menyimpan ini disini dulu biar besok aku kita urus sesuai intruksiku tadi ”perintah Radhis terhadap Ed perihal koper tadi.
“Siap tuan,apa perlu saya antar pulang tuan?” tanya Ed ke Radhis, namun dengan melambaikan tangannya radis berkata
“Tak perlu aku ingin kau memastikan koper ini aman dan kakek ku pulang dengan selamat”
“Baik tuan,” jawab Ed dengan membungkuk
kakeknya masih saja tersenyum melihat seberapa tegas dan cakapnya cucunya
“Akhirnya aku bisa tenang” ucap kakek Zond dalam hati dan mereka sama sama meninggalkan Emperor-Lux untuk saat ini.
***
Radhis mengendarai mopednya sampai dia tibah dirumah di segera membuat makan siang untuk keluarga nya, dan dia masuk kekamar dan masih juga kepikiran,setelah melepas bajunya sambil berbaring untuk istirahat dia bergumam “akan aku apakan uang sebanyak ini?”Dan lagi andai mertuanya tau mereka akan meminta hal hal yang macam macam, akirnya Radhis memutuskan untuk tak memberi tahu mereka, dan lagian mereka selama ini tak menganggap Radhis sebagai menantunya.
“Tok tok tok” ketukan pintu membangunkan dia,
Radhis terbangun dan segera membuka pintu kamarnya, seketika dia melihat ada seorang wanita cantik di hadapannya,
“Oh istriku, ada apa? Apa ada yang bisa aku lakukan?”seketika Radhis tersadar dan segera bertanya,
“Emm itu,” Rachel dengan muka yang sedikit merah padam, seolah lupa apa yang mau di bicarakan sambil menatap ke arah Radhis.
Seketika Radhis sadar bahwa dia hanya mengenakan boxer ketat di bagian bawah,
“Oh maaf sebentar”
dan seketika Radhis menutup pintu untuk mengenakan celana dan kaos longgar,Bagaimanapun ini pertama kalinya Rachel meihat tubuh Radhis, dia tertegun dengan tubuh Radhis yang ternyata teramat seksi,
“Apa sih yang aku pikirkan” Rachel tanpa sadar membayangkan dia berada dalam satu kamar dengan suaminya yang ternyata teramat seksi itu,
“Maaf menunggu” Radhis membuka kamarnya dan seketika mengagetkan Rachel dari lamunannya,
“Ehh iya” jawab Rachel menahan malu yang membuat wajahnya menjadi sedikit memerah,
“Aku mau minta tolong kepadamu” lanjut lagi rachel dengan nada lembut,
“Bisa kah aku masuk ?” ucap Rachel dengan sedikit memiringkan kepalanya meloloskan pandangan ke dalam kamar Radhis,
Seperti yang di ketahui bahwa meskipun mereka suami istri namun Rachel dan Radhis belum pernah tinggal dalam satu kamar, itu di karenakan oleh orang tua Rachel yang melarang dan masih berharap suatu saat nanti Rachel dapat menikah dengan seseorang yang lebih kaya dari mereka,“Tapii....” Radhis menjawab seketika dengan menolehkan kepalanya ke arah kamar seolah untuk menunjukan kamar yang dia tempati tak lebih dari tempat berukuran sangat kecil.Rachel diam sejenak dan dia langsung berkata“Oh aku mengerti, kalau begitu kenapa tidak kamu yang,..”dengan menunduk menahan mau Rachel berkata lagi “ikut aku ke kamarku”,“cantik” seketika mulut Radhis tak terasa berucap saat melihat ekspresi malu yang di tunjukan oleh rachel,“Hehm!!” seketika Rachel berbalik dan mencengkeram baju bawahan yang ia pakai dengan kedua tanganya dengan muka yang merah menyalah menahan malu .“
***Mereka bertiga tibah di rumah sakit, AHC (Auckland Health Center) rumah sakit terbesar di Auckland,“ Dokter!!! Cepat tangani ini,.”Tania berteriak teriak sampai di anggap mengganggu pasien lain,.“Maaf ibu ini rumah sakit dimohon untuk sedikit tenang dan tak teriak-teriak” tegur salah satu suster disana,Sampai kemudian di sahut perkataan,“OHH,. Nyonya Happ,. Apa kabar? Apa ada yang bisa aku bantu?” tiba tiba satu dokter datang dari belakang suster tadi,“oh dokter maaf, nyonya ini tadi datang langsung teriak teriak,” suster itu coba menjelaskan,“sudah kamu diam! , apa kamu tak tau siapa nyonya Happ??!” dokter itu sedikit memarahi suster tadi,“Nyonya Happ ini adalah menantu dari keluarga wish, dia sering kesini untuk perawatan kecantikan, mari nyonya Happ ikuti saya,” lanjut dokter itu.Tak disangka Tania
Setelah Rachel meninggalkan Radhis dan suster itu dia segera pergi ke ibunya untuk meliahat keadaan tangan ibunya.Sementara itu Radhis tiba tiba mengeluarkan smartphone nya dan menelepon seseorang,“Halo tuan muda, apa yang bisa saya bantu,” ternyata Radhis menelepon Ed,“Aku ingin tau informasi tentang AHC dan Dokter bernama Boby,” jawab Radhis singkat.“AHC atau Auckland Health Center adalah rumah sakit terbaik dan terbesar di Auckland tuan, Saham disana 80% adalah milik tuan, Karena pemilik rumah sakit meminta ke Geneve untuk menyediakan peralatan medis dari Moland dan Geneve memberikan mereka secara Cuma Cuma dan bahkan pemekaran bangungan juga di biayai oleh Geneve, dan pemilik rumah sakit tiba tiba memberikan 80% dari saham mereka ke Geneve meskipun Geneve tak pernah menarik dana dari AHC sampai sekarang.”“Hmm iya aku paham” Radhis mengangguk sendiri mendengar penjelasan dari Ed,Kemudi
Tak lama kemudian ***Sebuah mobil Rolls-Royce datang dan seseorang dengan pawakan besar tinggi turun dan langsung masuk ke AHC tanpa ada yang menghambat, Radhis sudah berada di ruangan dokter Boby untuk melihat perkembangan ibu mertuanya, dan Radhis tadi juga menyuruh suster junny untuk kembali merawat pasien pasien disana tanpa harus memikirkan dia akan dipecat atau dipindahkan, dan itu membuatnya bahagia, bagaimanapun pasien pasien disini sudah seperti keluarga bagi suster Junny, hal ini sangat berefek besar sepertinya suster junny menyimpan rasa kagum atau bahkan rasa suka ke Radhis,“Bagaiaman keadaan ibu?” tanya Radhis,“Dari mana saja kau?” tanya Tania sambil teriak ke arah Radhis,“Oh jadi ini menantu pecundang nyonya Happ, yang nyonya bilang tadi?” tanya sang dokter, dan perkataan dokter itu membuat Radhis makin yakin dengan keputusannya tadi,Dengan tersenyum Radhis hanya berka
Rachel yang penasaran bertanya, “Dokter Boby siapa sebenarnya orang ini?”“Dia adalah Ed Ackerley pemilik hotel Emperor-Lux dan juga orang kepercayaan keluarga Zond dari Moland,jadi dia adalah orang yang paling berpengaruh di Auckland” jelas dokter Boby,Seketika semua orang terkejut kecuali si Radhis, karena bagaimanapun akhirnya mereka untuk pertama kali dapat bertemu orang nomor satu di Auckland, dan itu segera membuat Tania sadar dan membungkuk, “maafkan saya tau Ed saya tidak tau bahwa ini anda,” ucap Tania namun bagi Ed dia bukanlah siapa siapa dan Ed hanya mengabaikannya, sambil berkata,“Boby , kau kemasi barangmu,”Boby tak mengerti dengan yang terjadi difikiran dia Ed menyuruhnya untuk mengemasi barang dan di ajak untuk ikut menajdi dokter pribadi Ed,“Oh tuan, apa saya akan di pekerjakan oleh tuan, saya sangat berterimakasih tuan Ed” boby bangga karena jika ikut Ed d
“Bagaimana mungkin aku menyinggung orang penting itu, padahal tadi yang ada hanya mereka bertiga dan suster itu,”ucap Boby dalam hati nya kemudian dia berpikir lagi,“Ini semua gara gara wanita Happ ini”“Nyonya Happ kau harus membantuku, ini semua dikarenakan aku mmebela mu ??!!” ucap Boby dengan seringai marah di wajahnya,“Apa yang bisa aku lakukan?” Tania berkata kebingungan yang kemudian Ed menyahut“Nyonya, sebaiknya kau jangan ikut campur,.. atau kau memilih aku membuat seluruh keluargamu termasuk keluarga besarmu hancur??”Mendengar itu Rachel mengerti bahwa orang ini tak bercanda, lagipula memang orang itu ada disini karena untuk suatu kebernaran, menyadari itu Rachel segera menarik ibunya mundur, dan ibunya juga mengerti keadaan dan dia menurut kali ini,Dokter itu merasa di abaikan dan itu membuatnya marah pada Tania,“Berengsek kau Tania
Sepertiya Radhis sebelum ini sudah bercerita tentang suster Junny yang sepertinya dia sebelum ini adalah seorang Dokter, namun sulitnya mencari pekerjaan di Auckland membuat nya memutuskan untuk bekerja sebagai suster, dan itu karena suster junny lulusnya hanya dari universitas Auckland, dan itu membuat dia kalah dari dokter lulusan Moland dan karena itu Sertifikasi dokternya belum turun atau bahkan sengaja tidak diturunkan oleh orang orang di pusat. Sekema seperti ini seperti sudah biasa di daerah ini, dimana yang lemah terdiskriminasi oleh orang yang berkuasa, meskipun berkuasa sedikit. Jadi tanpa sepengetahuan dokter Junny Radhis menyuruh Ed untuk mengurus semuamya, dan beberapa saat kemudian dokter Junny di hubungi oleh pihak pusat untuk diminta datang guna mengambil Sertifikat dokter nya, dan di berikan ijin untuk menjadi dokter kepala di AHC. *** “Radhis apa yang sebenarnya terjadi disini?” diperjalanan Rachel bertanya ke Radhis mencoba mengobat
“Besok malam aku,Rachel dan Dere akan makan malam dengan Jolly Gienis di resotarn Maizen, jadi aku ingin agar kau dirumah dan tak ikut, karena aku ingin mendekatkan Rachel dengan Jolly tapi sepertinya aku erubah pikiran barusan Jolly berkata agar aku mengajak mu supaya kau itu tau perbedaan di antara kalian” ucap Tania terang terangan membuat Radhis mengerutkan keningnya. “Ohh jadi sepertiitu bu?” ucap Radhis dengan menghadap ke Rachel “Apa?? Itu bukan aku yang meminta, bahkan aku sendiripun tak mau, tapi mau bagaimana?”ucap Rachel seolah jutek dengan sikap ibunya Radhis tak bertanya lagi namun ia lanjut berbicara, “Maaf kan aku bu, aku besok pagi ada acara,” “Kau?” ucap Tania, “iya sudah asal kau datang sebelum jam 8 ke restoran Maizen di pashe-de lier, karena aku ingin kau tau perbedaan antara kamu dan jolly, itupun kalau kau bisa masuk tanpa kami,” di lanjut Tania sambil tertawa terbahak bahak Radhis hanya diam saja sampai dirumah,
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia