Marni, seorang Ibu beranak empat harus mengalami kejadian mengenaskan. Ia diperkosa dan di bunuh secara keji ketika akan berbelanja sayur di pasar. Ia sempat memohon agar tidak di bunuh karena memikirkan nasib ke empat anaknya. Bagaimana nasib keempat anak Marni setelah ibunya pergi untuk selamanya?
View MoreBismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_15#Tamat#by:Ratna Dewi Lestari. "Abang! Abang ...." Brakkkkkk ! Istri Maman ambruk begitu melihat keadaan Maman yang sangat mengenaskan. Para tetangga berdatangan mendengar teriakan. Mereka memandang ngeri jasad Maman. Jasad yang mengenaskan. Mata nya hampir copot, sekujur tubuh penuh lubang, dari telinga, hidung dan mulutnya keluar binatang-binatang kecil berbisa. Kelabang, kalajengking dan lintah merayap keluar bersamaan. Mereka bergidik ngeri melihat Maman yang sudah terbujur kaku dan berlumuran darah. Entah apa dosa Maman sehingga ia bisa mengalami hal yang sangat mengenaskan seperti ini. Para tetangga berbisik dan bertanya-tanya satu sama lain. Istri Maman di bawa ke dalam kamar lain. Setelah sadar mereka lalu segera mengebumikan Maman hari itu juga. Derai airm
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_15#Tamat#by:Ratna Dewi Lestari. "Abang! Abang ...." Brakkkkkk ! Istri Maman ambruk begitu melihat keadaan Maman yang sangat mengenaskan. Para tetangga berdatangan mendengar teriakan. Mereka memandang ngeri jasad Maman. Jasad yang mengenaskan. Mata nya hampir copot, sekujur tubuh penuh lubang, dari telinga, hidung dan mulutnya keluar binatang-binatang kecil berbisa. Kelabang, kalajengking dan lintah merayap keluar bersamaan. Mereka bergidik ngeri melihat Maman yang sudah terbujur kaku dan berlumuran darah. Entah apa dosa Maman sehingga ia bisa mengalami hal yang sangat mengenaskan seperti ini. Para tetangga berbisik dan bertanya-tanya satu sama lain. Istri Maman di bawa ke dalam kamar lain. Setelah sadar mereka lalu segera mengebumikan Maman hari itu juga. Derai airm
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_14#by:Ratna Dewi Lestari Warjo bergegas menuju kantor Polisi. Ia melangkah seorang diri tanpa Maman ataupun istrinya. Hatinya sudah mantap untuk mengakui semua kesalahannya. Ia tak ingin dibayang-bayangi rasa bersalah dan kematian. Ia ingin damai dan tenang. Di kantor Polisi, Warjo mengungkapkan semua dengan lugas. Namun, ia tak membawa Maman dalam kesaksiannya. Ia mengakui semua perbuatan kejinya. Polisi tak menunggu lama untuk membawa Warjo masuk ke dalam sel. Sidang akan segera menyusul. Warjo tak gentar. Ia malah merasa lega. Dalam hati terselip rasa sesal yang teramat. Ia tahu karena perbuatannya, ia telah memisahkan wanita itu dari orang-orang yang di cinta. Ia ingin mengucap maaf. Walau hanya mampu dalam hati ia ucapkan. Dinding dingin dalam sel dan lantai keras semen tak membuat nyali Warj
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_12#by:Ratna Dewi Lestari "Aaaaaaa ....," Mata Warjo terbelalak. Napasnya ngos-ngosan memburu. Keringat dingin mengucur sebesar biji jagung menetes di keningnya yang lebar. Jantungnya berdebar kencang. Tok-tok-tok! "Bang! Bang Warjo! kenapa kamu, Bang!" suara istri Warjo di luar membuat Warjo tersadar dari mimpi buruknya. Ia bergidik ngeri mengingat mimpinya barusan. Dengan gemetar Warjo melangkah mendekati pintu. Membukanya dan ia tampak sangat pucat melihat wanita dihadapannya. Wajah Marni, wanita malang yang ia bunuh malam itu tersenyum manis menatap ke arahnya. Matanya yang bulat memancarkan kebencian yang mendalam. Masih teringat jelas di ingatannya saat Marni memohon kepadanya. Bias rasa bersalah itu terekam jelas di wajah Warjo saat itu. "Maafkan aku ... Ibu ... aku tak tau nam
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part 11#by:Ratna Dewi Lestari. Pagi yang sepi tanpa Ibu. Semenjak kami tahu Ibu sudah meninggal, tak ada lagi sosok Ibu yang memasak di dapur sebelum subuh. Aku menjadi lesu. Walaupun kutahu Ibu ternyata hantu, tetapi tak sedikitpun membuatku takut. Aku malah rindu. Rindu melihat sosok Ibu. Kini aku berdiri di jendela dapur, memandang pepohonan singkong dan kebun mawar kecil kesayangan Ibu. Aroma mawar terkadang menggoda indra penciumanku. Terbang di bawa angin semilir ke arahku. Kuhirup wangi pagi sekuat yang aku bisa. Ku lepas dengan hati tertekan. Sedih, pilu menelusup relung hatiku. "Ibu ... di mana Engkau Ibu? aku rindu!" bisikku lirih. Angin dingin menyentuh pipiku. Entah kenapa rasa sejuknya menentramkan jiwaku. Seperti sentuhan halus tangan Ibu. Apakah ini memang Ibu? kupej
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_10#by:Ratna Dewi Lestari. Brummmmm! Ckiiiiiittttt! Mobil Polisi berhenti di Rumah Sakit Umum Daerah. Dengan langkah gontai Ayah melangkah megikuti ketiga polisi yang berjalan tergesa menuju kamar mayat. Jantung berdebar ketika kaki memasuki kamar mayat. Hawa dingin menelusup hingga relung hati. Salah satu polisi membuka salah satu brankas mayat. Tampaklah sekilas kaki putih yang sudah kaku. "Mari Pak, kemari!" salah seorang Polisi melambai ke arah Ayah. Ayah mengangguk pelan dan melangkah mendekati. "Astagfirullah," ucap Ayah. Ia menutup mulutnya menahan kengerian sosok yang dilihatnya. Walaupun sudah dibersihkan, nampak mayat itu sudah penuh dengan lubang bekas tusukan, daging sudah tak utuh, hampir terlihat tulang putih. Pada bagian mata
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_9#by:Ratna Dewi Lestari "Nina! Nina!" panggil Ayah berulang kali. Aku pun terus berlari bersama Ayah mengikuti Nina yang terus berjalan cepat. Ia seperti tak mendengar teriakan kami. Nina terus berjalan menelusuri kebun. Dalam keremangan malam tak sadar samar-samar kulihat asap mengelilingi Nina. Jantung berdegub kencang. Nina, ada yang tidak beres dengan Nina. Ayah semakin kencang berlari walaupun terkadang terdengar bunyi napasnya yang ngos-ngosan. Nina kini berada di ujung kebun dan masuk kedalam semak belukar. Ranting pohon, tanaman berduri serta ilalang menusuk kaki ku yang polos. "Akh, sakit," terkadang aku berteriak kesakitan. Tapi, terus mengejar Nina. "Nina!" Ayah berhasil meraih tangan Nina dan memeluk Nina erat. &
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_8#by:Ratna Dewi Lestari "Man ... itu apaan Man?" ucap Warjo dengan kaki gemetar. Peluh membasahi wajah. "War ... kuntilanak itu War ...," tanpa sadar celana Maman basah. Ia ngompol di celana. "Maman ... Warjo ... kemari ... temani aku malam ini ...," suara wanita itu lirih tapi terdengar jelas di telinga Maman dan Warjo. Wanita itu berjalan lambat menuju ke arah mereka. Angin yang semilir kadang menyibak gaun panjangnya yang putih namun banyak noda darah. Nampak dalam keremangan malam kaki wanita itu melayang dengan warna putih pucat. Warjo dan Maman menggigil ketakutan. "Man! cepat hidupi motornya, Man! bisa-bisa nyawa kita melayang, Man!" seru Warjo dengan tepukan keras di punggung Maman. "Iya, sabar! ini juga lagi ak
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"#part_7# by: Ratna Dewi Lestari. "Sim, apaan itu Sim?" tanya Tejo dengan menunjuk lembaran baju yang terkoyak di antara rerumputan. "Itu kayaknya baju perempuan, yok kita tengok!" ajak Kosim. Teman-temannya yang lain mengangguk serentak. Perlahan tapi pasti, Bapak-bapak itu melangkah menuju baju yang letaknya tak jauh dari tempat mereka berdiri. Srek-srek-srek! Kaki-kaki mereka menginjak ranting dan rerumputan sekitar. Golok mereka arahkan kesana-kesini untuk menerbas rumput ilalang yang menutupi penglihatan. Kosim mengangkat baju itu dengan sebuah ranting. Matanya memperhatikan dengan seksama. "Jo, ada darah nya, Jo!" pekiknya. "Waduh, yang punya kemana?" sahut Tejo. "Tejo, Kosim, ada celana juga di sini!" sahut Diman seraya me
Bismillah "Ibuku Ternyata Hantu"# horor_story#by:Ratna Dewi Lestari "Kak, Ibu pergi belanja dulu, tolong kakak jaga adik-adik, ya, kak," perintah Ibu sebelum menstater motor maticnya. Ibu menatapku dengan lembut, senyumnya tersungging manis untukku. Sebuah lambaian diberikan Ibu sebelum ia benar-benar hilang ditelan kegelapan malam. Dia Ibuku. Wanita paruh baya yang berperawakan tinggi, tidak terlalu gendut dengan kulit putih membalut tubuh. Wajahnya masih terlihat cantik dan menarik di usianya yang menginjak 45 tahun. Ibu seorang yang ulet dan pekerja keras. Tegas, tetapi sangat mencintai semua anaknya dan suami. Di pertengahan malam seperti ini, ketika waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari, Ibu selalu ke pasar untuk membeli sayur, lauk dan barang-barang unt...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments