Home / Urban / IBUKU TERNYATA HANTU / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of IBUKU TERNYATA HANTU: Chapter 1 - Chapter 10

15 Chapters

Dua lelaki misterius

Bismillah      "Ibuku Ternyata Hantu" # horor_story #by:Ratna Dewi Lestari          "Kak, Ibu pergi belanja dulu, tolong kakak jaga adik-adik, ya, kak," perintah Ibu sebelum menstater motor maticnya. Ibu menatapku dengan lembut, senyumnya tersungging manis untukku.     Sebuah lambaian diberikan Ibu sebelum ia benar-benar hilang ditelan kegelapan malam.    Dia Ibuku. Wanita paruh baya yang berperawakan tinggi, tidak terlalu gendut dengan kulit putih membalut tubuh. Wajahnya masih terlihat cantik dan menarik di usianya yang menginjak 45 tahun.    Ibu seorang yang ulet dan pekerja keras. Tegas, tetapi sangat mencintai semua anaknya dan suami.      Di pertengahan malam seperti ini, ketika waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari, Ibu selalu ke pasar untuk membeli sayur, lauk dan barang-barang unt
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Nasib tragis Marni

Bismillah         "Ibuku Ternyata Hantu"#part_2#by:Ratna Dewi Lestari.#terinspirasi dari real story dengan bumbu-bumbu fiksi.           Dua lelaki itu terkekeh kegirangan. Bukannya menolong, mereka malah menginjak keras betis Marni hingga Marni berteriak kesakitan.       "Hahahaha ... siapa suruh menghindar! dasar wanita bodoh! sok jual mahal!" hardik lelaki bertubuh gendut, pendek dan hitam seraya terkekeh menjijikkan.     Dalam keterangan malam masih terlihat jelas wajah lelaki bejat itu. Wajahnya jelek berhidung besar dan pesek dengan jerawat memenuhi muka.      "Mau apa kalian! jangan ganggu aku!" ucapnya ketus. Tangannya menggenggam kaki dan lengannya yang kesakitan.     Mereka kompak terkekeh. Dan, detik berikutnya mereka seret Marni masuk ke dalam semak di tepi jalan. Tubuh Ma
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Dimana Ibu?

Bismillah       "Ibuku Ternyata Hantu"#part_3# by: Ratna Dewi Lestari.           Sreng!Sreng!Sreng!      Bunyi berisik disertai aroma masakan yang lezat membuatku terbangun dari tidurku. Kukucek mata yang masih sangat mengantuk, kutoleh jam wekerku. Baru jam 04.00 pagi.      "Siapa yang memasak sepagi ini?" batinku.     Setahuku Ibu tak pernah memasak pagi-pagi seperti ini. Kalaupun membuat sarapan, Ibu selalu memasak di atas jam 7 pagi. Dan ini terlalu dini. Rasa penasaran membuatku beranjak melangkahkan kaki ke arah dapur.   Ternyata memang Ibu yang sedang asyik memasak. Kudekati Ibu yang nampaknya tak mengetahui kedatanganku .  "Sudah pulang Bu? Widya tak mendengar motor Ibu," ucapku begitu mendekati Ibu.   Ibu hanya terdiam membisu. Aku merasa ada yang lain dengan Ib
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Ada Apa Dengan Nina?

Bismillah       "Ibuku Ternyata Hantu"#part_4#by:Ratna Dewi Lestari     "Dek -- jangan nangis dong, kita cari Ibu ya!" ucapku sembari menggendong Nina menuju warung. Berharap Ibu ada di warung.     "Kak -- itu Ibu ada disitu! lagi nemenin Nina Kak!" berontak Nina. "Nina mau turun ... huhuhuhu," tangisnya.   Dengan sedikit kesal kuturunkan Nina. Ia berhambur dan kembali duduk ditempatnya semula. Ada yang aneh kulihat dari sikapnya Nina. Ia bicara sendiri tanpa ada yang menemani selain aku.   "Kakak -- kata Ibu, nanti malam Nina bobo dikamar Ibu, tapi kakak ga boleh ikut," ucapnya tanpa melihatku.   " Ya, kan bu?" Nina kembali berbicara sendiri.  "Hah, Nina kamu ngomong sama siapa? disini cuma ada kita berdua, Nina, sadar Dek!" Aku mulai gerah dengan tingkah laku Nina yang semakin aneh.    "Kakak -- kakak Widya t
last updateLast Updated : 2021-07-31
Read more

Ayo sadar, Nina!

Bismillah        "Ibuku Ternyata Hantu"#part_5#by: Ratna Dewi Lestari      Brakkkkkkk     Pintu tertutup sendiri ketika aku dan Nina berhasil keluar dari kamar Ibu. Jantungku dag-dig-dug tak menentu. Keringat dingin mengucur.     Seumur hidup baru kutemui sosok mengerikan seperti itu. Dan itu di kamar Ibu. Apakah itu Ibu? Tapi kenapa begitu menyeramkan sosok Ibu?    "Kakak -- kakak kenapa?" suara Nina membuyarkan lamunanku. Aku terduduk menatap mata Nina. Kuhela napas dalam-dalam. Kulepas dengan perlahan.   "Adek -- Adek kenapa bobo di kamar Ibu?" tanyaku hati-hati.   "Adek kan bobo sama Ibu, Kak? Kakak yang kenapa banguni Adek?" Nina balik bertanya.  "Adek, Ibu ga ada di rumah Dek, lain kali kalau mau kemana-mana ajak Kakak, ya!" ucapnya serius.   "Ada Ibu, Kak! Nina ga boong. Kalau
last updateLast Updated : 2021-08-01
Read more

Mayat Siapa?

Bismillah     "Ibuku Ternyata Hantu"#part_6 #by:Ratna Dewi Lestari        "Wid--Widya!" suara Ayah terdengar nyaring ditelingaku di sertai pukulan lembut di pipiku. Aku terhenyak bangun. Badan terasa pegal semua. Kuedarkan pandangan kesegala penjuru. Dimana aku?      "Widya!" ayah mengulangi panggilan nya kepadaku. Ayah menatap heran ke arahku.     "Eh--iya, Yah," jawabku terbata.    "Kamu kenapa tidur di sini?mana bau pesing lagi!" seru Ayah dengan menutup hidungnya.   Teringat kejadian mengerikan tadi malam membuatku bergidik ngeri. Ingin kuungkapkan kepada Ayah, tapi takut Ayah ga percaya.   "Ibu mana Yah?" tanyaku mengalihkan ucapan Ayah.   "Ibumu sudah pergi sedari subuh. Sepertinya ada perlu," jawab Ayah sekenanya dan berlalu pergi menuju dapur.   "Ayah!" pang
last updateLast Updated : 2021-08-01
Read more

Pembalasan Marni

Bismillah    "Ibuku Ternyata Hantu"#part_7# by: Ratna Dewi Lestari.   "Sim, apaan itu Sim?" tanya Tejo dengan menunjuk lembaran baju yang terkoyak di antara rerumputan.   "Itu kayaknya baju perempuan, yok kita tengok!" ajak Kosim. Teman-temannya yang lain mengangguk serentak.    Perlahan tapi pasti, Bapak-bapak itu melangkah menuju baju yang letaknya tak jauh dari tempat mereka berdiri.   Srek-srek-srek!    Kaki-kaki mereka menginjak ranting dan rerumputan sekitar. Golok mereka arahkan kesana-kesini untuk menerbas rumput ilalang yang menutupi penglihatan.    Kosim mengangkat baju itu dengan sebuah ranting. Matanya memperhatikan dengan seksama.    "Jo, ada darah nya, Jo!" pekiknya.    "Waduh, yang punya kemana?" sahut Tejo.   "Tejo, Kosim, ada celana juga di sini!" sahut Diman seraya me
last updateLast Updated : 2021-08-01
Read more

Ibu dan misteri yang melingkupinya

Bismillah        "Ibuku Ternyata Hantu"#part_8#by:Ratna Dewi Lestari            "Man ... itu apaan Man?" ucap Warjo dengan kaki gemetar. Peluh membasahi wajah.       "War ... kuntilanak itu War ...," tanpa sadar celana Maman basah. Ia ngompol di celana.     "Maman ... Warjo ... kemari ... temani aku malam ini ...," suara wanita itu lirih tapi terdengar jelas di telinga Maman dan Warjo. Wanita itu berjalan lambat menuju ke arah mereka. Angin yang semilir kadang menyibak gaun panjangnya yang putih namun banyak noda darah. Nampak dalam keremangan malam kaki wanita itu melayang dengan warna putih pucat.     Warjo dan Maman menggigil ketakutan. "Man! cepat hidupi motornya, Man! bisa-bisa nyawa kita melayang, Man!" seru Warjo dengan tepukan keras di punggung Maman.    "Iya, sabar! ini juga lagi ak
last updateLast Updated : 2021-08-01
Read more

Polisi datang

Bismillah      "Ibuku Ternyata Hantu"#part_9#by:Ratna Dewi Lestari        "Nina! Nina!" panggil Ayah berulang kali. Aku pun terus berlari bersama Ayah mengikuti Nina yang terus berjalan cepat. Ia seperti tak mendengar teriakan kami.   Nina terus berjalan menelusuri kebun. Dalam keremangan malam tak sadar samar-samar kulihat asap mengelilingi Nina. Jantung berdegub kencang. Nina, ada yang tidak beres dengan Nina.    Ayah semakin kencang berlari walaupun terkadang terdengar bunyi napasnya yang ngos-ngosan.     Nina kini berada di ujung kebun dan masuk kedalam semak belukar. Ranting pohon, tanaman berduri serta ilalang menusuk kaki ku yang polos.     "Akh, sakit," terkadang aku berteriak kesakitan. Tapi, terus mengejar Nina.    "Nina!" Ayah berhasil meraih tangan Nina dan memeluk Nina erat.  &
last updateLast Updated : 2021-08-11
Read more

Maman dan Warjo

Bismillah        "Ibuku Ternyata Hantu"#part_10#by:Ratna Dewi Lestari.             Brummmmm!    Ckiiiiiittttt!   Mobil Polisi berhenti di Rumah Sakit Umum Daerah. Dengan langkah gontai Ayah melangkah megikuti ketiga polisi yang berjalan tergesa menuju kamar mayat. Jantung berdebar ketika kaki memasuki kamar mayat. Hawa dingin menelusup hingga relung hati. Salah satu polisi membuka salah satu brankas mayat. Tampaklah sekilas kaki putih yang sudah kaku.   "Mari Pak, kemari!" salah seorang Polisi melambai ke arah Ayah. Ayah mengangguk pelan dan melangkah mendekati.    "Astagfirullah," ucap Ayah. Ia menutup mulutnya menahan kengerian sosok yang dilihatnya. Walaupun sudah dibersihkan, nampak mayat itu sudah penuh dengan lubang bekas tusukan, daging sudah tak utuh, hampir terlihat tulang putih. Pada bagian mata
last updateLast Updated : 2021-08-11
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status