***
Setelah cerita yang begitu panjang,-
“Jadi seperti itu yang terjadi sebenarnya” kakek tua itu selesai bercerita,
Radhis hanya terdiam mencoba untuk mengerti semua,
“Jadi aku.. memang cucumu?” tanya Radhis dilanjutkan
“Yang telah lama hilang setelah rumahku terbakar yang mengakibatkan kedua orang tuaku meninggal?” Radhis mencoba untuk percaya.
“Aku di adopsi oleh bu Acent kalian tau?” pertanyaan Radhis hanya di jawab dengan anggukan oleh kakeknya,
“Kenapa waktu itu kalian tak coba mengambilku?”tanya Radhis bingung,
Kakenya seketika menjawab, “kami bukan tak mau,”
“Lantas?” Radhis penasaran,
“Kami belum bisa” ungkap kakeknya,
“karena waktu itu usiamu masih belia, dan kematian orang tuamu dan kebakaran rumah itu masih cukup janggal,” jelas kakeknya dengan sedikit menghembusakan nafas panjang,
Setelah berhenti sejenak lanjut kakeknya berbicara “tapi pasti kau kenal paman Hall?”
Radhis seketika mengerutkan keningnya menunjukan ekspresi serius sambil berkata
“apa maksud Tuan?”,
“Tolong panggil aku Kakek dari sekarang", sergah kakeknya karena di panggil Tuan oleh Radhis, dan disini sebenranya kakeknya menyadari bahwa ingatan Radhis tetang masa lalu nya atau masa kecilnya sedikit berbeda.
"Baik Kek", dengan mudah Radhis menyesuaikan diri.
kemudian terkait dengan paman Hall kakeknya lanjut bercerita,
"Paman hall adalah orang yang aku kirim untuk menjagamu dan ibu angkat mu, sekaligus mengajarkan mu beladiri” kakeknya berhenti bercerita sejenak“Dan!!!! Yang di ajarkan olehnya mungkin tak akan bisa di ajarkan oleh orang lain,”
kakeknya lanjut bercerita sembari mengacungkan jari telunjuk di depan Radhis seolah menunukkan bahwa itu angka Satu
“Paman Hall yang menjadi tetanggamu itu adalah orang terkuat yang aku tahu bahkan di Moland tak ada yang bisa menandingi kekuatan nya, dan di Auckland dia punya anyak bawahan yang takut terhadapnya”
Radhis tak terkejut dengan pernyataan kakeknya , “apa benar seperti itu?”
kakeknya hanya mengangguk,
Sebenarnya Radhis juga merasa bahwa latihan dengan paman Hall adalah sesuatu terberat di dunia ini,
“Dan lagi apa kau masih menyimpan buku yang di berikan oleh paman Hall?” tanya kakeknya.
“Masih” kata Radhis sedikit cuek
“Tapi paman Hall dulu berpesan agar buku itu di pelajari setelah usiaku diatas 23 tahun” terang Radhis,
“Itu adalah sebuah buku yang sangat penting” ucap kakeknya
“Buku itu adalah harta peninggalan kerajaan di jaman dulu, aku mendapatkan itu dengan sedikit usaha dan menitipkan nya kepada Hall untuk diberikan kepadamu” ucap kakek ZOnd dan kemudian bliau melanjutkan ucapannya,
"Bahkan Hall sendiri tak berani membuka buku itu, karena buku itu aku dapatkan untukmu".“Tapi memang usia 23 tahun adalah usia yang benar benar matang, mungkin itulah yang membuat Hall berpesan seperti itu padamu waktu dulu,” ucap kakeknya sambil mengangguk-angguk sendiri,
“Semoga kau setelah ini segera mempelajarinya” terang kakeknya
Radhis hanya terdiam satu sisih dia marah karena kakeknya dulu tak merawat dia secara langsung di satu sisih dia bahagia karena akhirnya dia bertemu dengan kakek kandungnya.
“Ed, bawa itu kemari” seru kakeknya
“Buka dan keluarkan isinya”.
“Siap, ini tuan” Ed segera melakukan apa yang di suruh oleh tuan Zond.
Isi koper itu adalah berkas-berkas yang Radhis sendiri tak tau apa itu,
Kakeknya membuka berkas berkas itu dengan tangan menengada ke arah Ed,
seolah mengerti Ed lantas memberikan sebuah pena berwarna emas ke kakek Radhis“Ini tuan”.
Setelah kakeknya menandatangani semua berkas-berkas itu kakeknya lanjut bicara.
“Perkenalkan ini adalah Ed Ackerley”, setela dikenalkan oleh Kakeknya Radhis hanya mengangguk sambil melihat ke arah Ed, orang yang kemarin berbicara dengannya.
"Ed Ackerley", panggil kakek Zond pada Ed,
Seketika Ed membungkuk dan berkata dengan tegas “iya tuan”
“Mulai saat ini tuanmu adalah Radhis.”
“Ini kita bertiga yang tau, karena sejujurnya aku takpercaya pada anggota keluarga yang lain”,
kata-kata kakeknya seketika membuat Radhis kaget.“Maksud kakek apa?” Radhis bertanya keheranan.
“Mulai saat ini kau adalah kepala keluarga Zond.”
Radhis hanya bisa tertegun dengan keheranan.
“Tapi kek aku tak pantas menerima semua itu,dan aku tak membutuhkan semua itu, dan lagi bukankah masih ada paman, adik dari ayah seharusnya bukankah dia yang menjadi kepala keluarga selanjutnya jika ayah tiada?”
“Tidak Radhis, surat surat ini sah resmi dan tak bisa di ganggu gugat”,
“Tapi tenang saja ini hanya kita bertiga yang tau, dan aku sudah percaya pada Ed melebihi ke pamanmu kau tenang saja”pungkasnya.
“Jadi selama aku masih hidup yang mereka tau adalah aku kepala keluarga Zond.”
“tapi setelah nanti aku sudah tiada aku ingin kau Ed” kakeknya berhenti sebentar dengan menunjuk ke Arah Ed Ackerley“Mengawal tuan muda mu untuk mengambil alih kelarga” keterangan kakeknya itu membuat Radhis mengerti,
Seketika Radhis berdiri dan membungkukkan badan untuk rasa hormat ke kakeknya seraya berkata
“Radhis tak akan mengecewakan kakek”di ikuti Ed “saya tak akan mengecewakan tuan”
“Bagus dan ini aku ingin semua berkas kau simpan Radhis.” lanjut kakeknya.
“Biar nanti aku yang urus kek, tuan acker-,”
“Tolong Ed saja tuan!!” Ed memotong omongan Radhis sambil membungkuk ke arahnya,
Radhis memahami itu, dan dia lanjut berbicara
“Baik Ed aku ingin kau mengantarkan ku ketempat lamaku dimana aku dirawat oleh bu Acent. Dan aku ingin kau membawa beberapa orang untuk menjaga rumah itu dari jauh dan pastikan bahwa itu adalah orang orang yang kau percaya, dan jangan menyentuh atau merubahbentuk rumah itu, biarkan lusuh dan sedikit rusak, karena itu akan menambah tingkat ke amanan”
“Siap tuan” jawab Ed ,
Tampak kakeknya hanya tersenyum bangga bahwa cucunya dapat tumbuh menjadi orang yang tegas,
“Apa kau masih mau tinggal bersama keluarga Wish?” tanya kakenya membuat Radhis sadar dan menjawab
“Tentu kek, dan aku ingin mereka suatu saat nanti mengerti siapa aku, jadi aku harap jangan ada yang membocorkan ini kesiapapun tanpa persetujuanku” ucap Radhis ke arah Ed,
Kekeknya hanya tersenyum dan dia berbicara
“Kau adalah Tuan Zond sekarang, jadi terserah lakukan apa pun yang kau inginkan!”
“Oh, dan tapi kau juga harus bertanggung jawab dengan perusahaan keluarga, mungin selama aku masih hidup kau bisa memulainya dengan perusahaan Geneve yang ada di Auckland ini” lanjut kakeknya.
“Siap, baik kek” jawab Radhis dengan tegas,
Geneve adalah perusahaan terbesar di auckland dengan lebih ratusan peruhaan yang bergabung dan bahkan menyembah nya dan berada di bawah naungan nya,dan Radhis harus menjadi president baru disana.Radhis melihat jam tangan nya dan sudah pukul 11 siang ini tandanya dia harus pulang supaya tak di marahi oleh mertuanya “Baik kek, kalau sudah aku mau pulang biar besok aku coba berkunjung ke Geneve”,“Baik” kakeknya mengangguk namun kemudian seperti teringat sesuatu “Tunggu!, ini adalah semua fasilitasmu” kakek memberikan sebuah dompet kecil,itu adalah dompet yang biasa di jadikan tempat kartu kartu penting seperti kartu identitas ATMdan lain lain,Benar saja dompet itu berisi satu ATM warnah emas, dan satu lagi ATM warnah hitam dengan tulisan “Amethys” dan juga beberapa kartu ke anggotaan berwarna emas menyalah.“Itu semua adalah uang sakumu, yang gold itu ada 1 milyar dolar didalamnya yang hitam ada 15 milyar,itu harusnya cukup untuk satu tahu , namun jika kau rasa kurang hubungi kakek, atau kau bisa menarik dari dana yang sudah dihasil kan oleh persahaan kita di Auckland, bagaimanapun juga
Seperti yang di ketahui bahwa meskipun mereka suami istri namun Rachel dan Radhis belum pernah tinggal dalam satu kamar, itu di karenakan oleh orang tua Rachel yang melarang dan masih berharap suatu saat nanti Rachel dapat menikah dengan seseorang yang lebih kaya dari mereka,“Tapii....” Radhis menjawab seketika dengan menolehkan kepalanya ke arah kamar seolah untuk menunjukan kamar yang dia tempati tak lebih dari tempat berukuran sangat kecil.Rachel diam sejenak dan dia langsung berkata“Oh aku mengerti, kalau begitu kenapa tidak kamu yang,..”dengan menunduk menahan mau Rachel berkata lagi “ikut aku ke kamarku”,“cantik” seketika mulut Radhis tak terasa berucap saat melihat ekspresi malu yang di tunjukan oleh rachel,“Hehm!!” seketika Rachel berbalik dan mencengkeram baju bawahan yang ia pakai dengan kedua tanganya dengan muka yang merah menyalah menahan malu .“
***Mereka bertiga tibah di rumah sakit, AHC (Auckland Health Center) rumah sakit terbesar di Auckland,“ Dokter!!! Cepat tangani ini,.”Tania berteriak teriak sampai di anggap mengganggu pasien lain,.“Maaf ibu ini rumah sakit dimohon untuk sedikit tenang dan tak teriak-teriak” tegur salah satu suster disana,Sampai kemudian di sahut perkataan,“OHH,. Nyonya Happ,. Apa kabar? Apa ada yang bisa aku bantu?” tiba tiba satu dokter datang dari belakang suster tadi,“oh dokter maaf, nyonya ini tadi datang langsung teriak teriak,” suster itu coba menjelaskan,“sudah kamu diam! , apa kamu tak tau siapa nyonya Happ??!” dokter itu sedikit memarahi suster tadi,“Nyonya Happ ini adalah menantu dari keluarga wish, dia sering kesini untuk perawatan kecantikan, mari nyonya Happ ikuti saya,” lanjut dokter itu.Tak disangka Tania
Setelah Rachel meninggalkan Radhis dan suster itu dia segera pergi ke ibunya untuk meliahat keadaan tangan ibunya.Sementara itu Radhis tiba tiba mengeluarkan smartphone nya dan menelepon seseorang,“Halo tuan muda, apa yang bisa saya bantu,” ternyata Radhis menelepon Ed,“Aku ingin tau informasi tentang AHC dan Dokter bernama Boby,” jawab Radhis singkat.“AHC atau Auckland Health Center adalah rumah sakit terbaik dan terbesar di Auckland tuan, Saham disana 80% adalah milik tuan, Karena pemilik rumah sakit meminta ke Geneve untuk menyediakan peralatan medis dari Moland dan Geneve memberikan mereka secara Cuma Cuma dan bahkan pemekaran bangungan juga di biayai oleh Geneve, dan pemilik rumah sakit tiba tiba memberikan 80% dari saham mereka ke Geneve meskipun Geneve tak pernah menarik dana dari AHC sampai sekarang.”“Hmm iya aku paham” Radhis mengangguk sendiri mendengar penjelasan dari Ed,Kemudi
Tak lama kemudian ***Sebuah mobil Rolls-Royce datang dan seseorang dengan pawakan besar tinggi turun dan langsung masuk ke AHC tanpa ada yang menghambat, Radhis sudah berada di ruangan dokter Boby untuk melihat perkembangan ibu mertuanya, dan Radhis tadi juga menyuruh suster junny untuk kembali merawat pasien pasien disana tanpa harus memikirkan dia akan dipecat atau dipindahkan, dan itu membuatnya bahagia, bagaimanapun pasien pasien disini sudah seperti keluarga bagi suster Junny, hal ini sangat berefek besar sepertinya suster junny menyimpan rasa kagum atau bahkan rasa suka ke Radhis,“Bagaiaman keadaan ibu?” tanya Radhis,“Dari mana saja kau?” tanya Tania sambil teriak ke arah Radhis,“Oh jadi ini menantu pecundang nyonya Happ, yang nyonya bilang tadi?” tanya sang dokter, dan perkataan dokter itu membuat Radhis makin yakin dengan keputusannya tadi,Dengan tersenyum Radhis hanya berka
Rachel yang penasaran bertanya, “Dokter Boby siapa sebenarnya orang ini?”“Dia adalah Ed Ackerley pemilik hotel Emperor-Lux dan juga orang kepercayaan keluarga Zond dari Moland,jadi dia adalah orang yang paling berpengaruh di Auckland” jelas dokter Boby,Seketika semua orang terkejut kecuali si Radhis, karena bagaimanapun akhirnya mereka untuk pertama kali dapat bertemu orang nomor satu di Auckland, dan itu segera membuat Tania sadar dan membungkuk, “maafkan saya tau Ed saya tidak tau bahwa ini anda,” ucap Tania namun bagi Ed dia bukanlah siapa siapa dan Ed hanya mengabaikannya, sambil berkata,“Boby , kau kemasi barangmu,”Boby tak mengerti dengan yang terjadi difikiran dia Ed menyuruhnya untuk mengemasi barang dan di ajak untuk ikut menajdi dokter pribadi Ed,“Oh tuan, apa saya akan di pekerjakan oleh tuan, saya sangat berterimakasih tuan Ed” boby bangga karena jika ikut Ed d
“Bagaimana mungkin aku menyinggung orang penting itu, padahal tadi yang ada hanya mereka bertiga dan suster itu,”ucap Boby dalam hati nya kemudian dia berpikir lagi,“Ini semua gara gara wanita Happ ini”“Nyonya Happ kau harus membantuku, ini semua dikarenakan aku mmebela mu ??!!” ucap Boby dengan seringai marah di wajahnya,“Apa yang bisa aku lakukan?” Tania berkata kebingungan yang kemudian Ed menyahut“Nyonya, sebaiknya kau jangan ikut campur,.. atau kau memilih aku membuat seluruh keluargamu termasuk keluarga besarmu hancur??”Mendengar itu Rachel mengerti bahwa orang ini tak bercanda, lagipula memang orang itu ada disini karena untuk suatu kebernaran, menyadari itu Rachel segera menarik ibunya mundur, dan ibunya juga mengerti keadaan dan dia menurut kali ini,Dokter itu merasa di abaikan dan itu membuatnya marah pada Tania,“Berengsek kau Tania
Sepertiya Radhis sebelum ini sudah bercerita tentang suster Junny yang sepertinya dia sebelum ini adalah seorang Dokter, namun sulitnya mencari pekerjaan di Auckland membuat nya memutuskan untuk bekerja sebagai suster, dan itu karena suster junny lulusnya hanya dari universitas Auckland, dan itu membuat dia kalah dari dokter lulusan Moland dan karena itu Sertifikasi dokternya belum turun atau bahkan sengaja tidak diturunkan oleh orang orang di pusat. Sekema seperti ini seperti sudah biasa di daerah ini, dimana yang lemah terdiskriminasi oleh orang yang berkuasa, meskipun berkuasa sedikit. Jadi tanpa sepengetahuan dokter Junny Radhis menyuruh Ed untuk mengurus semuamya, dan beberapa saat kemudian dokter Junny di hubungi oleh pihak pusat untuk diminta datang guna mengambil Sertifikat dokter nya, dan di berikan ijin untuk menjadi dokter kepala di AHC. *** “Radhis apa yang sebenarnya terjadi disini?” diperjalanan Rachel bertanya ke Radhis mencoba mengobat
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan
“Berhenti.”Radhis kini mulai berbicara saat Gun sudah semakin memperpendek jarak nya dengan Rachel.Gun untuk sejenak berhenti mendekat, Dia menoleh ke arah Radhis.Dengan sikapnya yang masih terlihat angkuh Gun berbicara kepada Radhis.“Ternyata berani juga Dirimu untuk berbicara kepadaku, bahkan melarangku.”“Kenapa aku tidak berani?”Radhis mulai berbicara dengan masih tidak melihat ke arah Gun sama sekali.Saat ini yang ada di pikiran Radhis adalah emosi, amarah dirinya kepada Gun.Mungkin semuanya tidak merasakan bahkan Rachel.Tapi untuk Nanny yang sudah sedikit banyak mengenal sisi lain Radhis, mulai merasa perasaan mencekam. Seolah Radhis sedang mengeluarkan hawa membunuh yang sangat kental.“Tuan…”Nanny mencoba untuk berbicara kepada Tuan nya.“Tenang saja, tidak apa-apa. Biar Aku yang mengurus.” Radhis berbicara kepada Nanny yang bahkan masih tidak berniat menatap Nanny.Entah kemana pandangan Radhis saat ini, tatapannya seolah kosong.Untuk Nanny yang sudah sering berhada
***Beberapa jam telah berlalu.Kini sepasang suami istri itu sedang berpelukan merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka berdua tapaki.“Terimakasih, Suamiku.” ucap Rachel dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Radhis.“Tidak Sayang… seharusnya aku yang berkata seperti itu.”Jawab Radhis seraya mencium kening istrinya.“Sebenarnya kemana kamu beberapa minggu ini?” Tanya Rachel yang masih dalam posisi memeluk Radhis.“Ada yang harus Aku lakukan. Itu kenapa Aku sibuk beberapa minggu ini.” JAwab Radhis dengan mengelus rambut lembut milik sang istri.“Sebenarnya apa yang terjadi padaku semalam?”Kini Rachel membuka pertanyaan untuk agar mereka bisa berbincang.Radhis tidak tahu harus mulai darimana.Dia mulai menjelaskan apa yang Dia tahu kepada istrinya.Rachel bertanya seperti itu, karena samar-samar ingatan nya hanya sampai Dia makan malam bersama Adams dan Gun.Rachel juga menjelaskan jika sebenarnya semalam Dia mengira bahwa acara makan malam itu akan dihadir
***Keesokan harinya.Kini hari telah pagi. Matahari mulai bersinar disaat Rachel membuka matanya.Satu hal yang berbeda untuk hari ini adalah dimana saat ini dia sedang terbangun dengan satu tangan yang sedang memeluk seorang pria.Pria yang dia kenal.Radhis, suami yang beberapa minggu terakhir sedang pergi ke Motherland untuk mengurus beberapa pekerjaan.Rachel hampir tidak bisa menahan air matanya.Wanita muda itu kini mengusap matanya, sebelum akhirnya dia memeluk sang suami dengan erat.“Kamu sudah bangun?” Suara lembut Radhis terdengar di telinganya.Menyeruak ke dalam telinga mungilnya, di iringi hembusan hangat nafas sang suami.Alih-alih menjawab Rachel kini justru membenamkan wajahnya di dada sang suami.Dengan tangannya yang masih memeluk erat, Rachel diam untuk beberapa saat.Seolah sedang menikmati waktu kebersamaan mereka berdua.Radhis yang mendapat perlakuan manja sang istri kini justru paham dan memeluk tubuh istrinya erat-erat.Mereka berdua saling melepas rindu s
Dere sadar akan kesalahan dirinya dalam menanggapi kalimat-kalimat yang sudah diucapkan oleh mereka.“Oh.. Tidak.. aku tidak bermaksud–”Belum selesai Dere berkata-kata, ucapannya sudah dipotong oleh nenek Xion.“Sepertinya kamu memang sengaja membela menantumu yang kurang ajar itu!” Tuding nenek Xion.“Bukan begitu Bu–”“Ahh Sudahlah!” Lagi-lagi sebelum selesai Dere berbicara, nenek Xion sudah memotong ucapannya.“Apa kamu tahu, apa yang akan terjadi jika sampai Tuan Gun menggunakan kekuasaannya untuk membuat perhitungan dengan kita?”Saat ini giliran Marot yang berbicara kepada Dere.Kalimat yang diucapkan oleh Marrot senada dengan sebuah ancaman.Kata-katanya seolah Marot sedang memperingatkan kepada Dere jika pada saat ini menantu Dere, “Radhis” telah melakukan sesuatu yang dapat mengancam keluarga besar mereka.“Apa kamu Tahu sekuat apa, kekuasaan Tuan Gun?” Marrot masih mengintimidasi Dere.“Mungkin menantumu itu bekerja untuk Ed Ackerley.”“Tapi tetap saja, pekerja rendahan s
Nenek Xion dan Marrot kini mulai paham jika sepertinya Radhis pulang.Mereka terkadang berpikir jika Radhis adalah sebuah penghalang besar dalam setiap rencana mereka, apalagi disaat ini mereka masih menumpang di Villa milik Rachel yang pernah dibilang oleh Rachel jika Villa ini diberikan oleh Radhis kepada dirinya.“Bu… Si brengsek itu pulang. Apa yang harus kita lakukan?” Marot bertanya dengan berbisik kepada Nenek Xion.“Kamu tenang saja…”Ucap nenek Xion berbisik balik kepada Marrot.“Kamu tidak perlu khawatir, sebentar lagi saat Wish Corp bangkit kita akan pergi dari sini…” Tambah nenek Xion yang masih dengan berbisik kepada Marrot.“Benar Bu…” Ucap Marrot mulai menyeringai.Kini mereka kembali fokus kepada Adams.Ibu dan Ana itu kini mulai bertanya, untuk memastikan.Apakah benar jika tadi rencana Adams diganggu oleh Radhis?“Apa benar dia suami Rachel?” Adams menjelaskan kepada nenek Xion jika Sea sendiri yang berkata jika laki-laki yang mengganggu rencananya tadi kemungkinan b
*** Beberapa saat sebelumnya disaat Radhis dan yang yang lain nya berbicara.Gun sedang berada di suatu tempat dengan Adams, serta Sea.Posisi mereka sangat aneh untuk orang yang mengerti hubungan di antara ketiganya.Dimana Adams berdiri dengan kepala menunduk.Sementara Gun sedang duduk dengan ditemani oleh Sea di pangkuannya.Bukan hanya itu, dapat terlihat jelas jika pada saat ini tangan Gun sedang meraba-raba pinggul wanita itu.“Sial benar!” Ucap Gun yang merasa kesal.Dia merasa jika baru kali ini ada yang berani untuk mengganggu dirinya.Bahkan Gun merasa jika laki-laki tadi dengan terang-terangan mengintimidasi dirinya.Sea sekilas mendengar apa yang mereka bicarakan, hanya bisa menduga jika laki-laki yang dimaksud oleh mereka itu tentu adalah Radhis.“Sepertinya pecundang itu ini telah kembali…” Ucap Sea.“Dia adalah suami Rachel yang tidak berguna.” Ucap Sea memberitahu Gun.“Jadi Dia…”Gun mencoba untuk berpikir sejenak.Sejujurnya Gun tidak tahu siapa laki-laki tadi. Dia