Share

TIDAK PERCAYA

Penulis: Rosemala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-30 17:49:55

331

Nuri berlari tergesa-gesa melewati koridor rumah yang luasnya ia yakin lebih dari dua kali lapangan sepakbola. Namun, ia tidak peduli berapa luas rumah ini, saat ini ia harus segera menemui Mentari. Ia terus berlari untuk mencari Nyonya rumah ini di kamarnya yang terletak di lantai dasar.

Kamar Bastian yang Nuri tempati memang berada di lantai dua. Hingga butuh waktu baginya mencapai ruangan yang dituju.

Nafas wanita itu tersengal, jantungnya berdebar kencang. Dari balkon kamarnya tadi, ia melihat kerumunan orang yang memenuhi jalanan di sekitar rumah. Ada yang berdiri, ada yang duduk, dan beberapa berbisik-bisik sambil menatap ke arah rumah dengan ekspresi cemas dan penasaran. Suara sirine ambulans dan mobil polisi juga terdengar samar-samar dari kejauhan.

Nuri ketakutan, selama tinggal di sini ia jarang keluar kamar hingga tidak tahu apa yang terjadi. Ada perasaan tak nyaman yang tiba-tiba menyeruak begitu saja. Prasangka buruk langsung mengintai. Sesuatu yang serius telah terja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (18)
goodnovel comment avatar
Non Ifaku
siapa yg nyebarin berita hoax coba ? masak iya karyawan disana sanggup melakukan itu ? padahal mereka nyari nafkah nya disana. setidaknya klo ada kejadian yg menyangkut keluarga Hanggara kan mrk bisa tutup mulut demi ketentraman keluarga Hanggara biar g sampai ada berita negatif.
goodnovel comment avatar
Dicha Sagita
kalau bisa ya, Thor...janganlah tokoh utama itu dijadikan objek penderita terus menerus, sepertinya hanya dera dan siksa saja yang menyertainya...cukuplah saja sampai kematian si yulia dan hentikan tingkah si novita dengan menyeret dia ke penjara...
goodnovel comment avatar
ChikooM
yaps betul itu. dasar novita ular kepala 2 kurangasem tuh orang...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   TINGKAH SANG PENCINTA

    332Samudra memasuki kamar setelah Rumi membuka pintunya. Suara Nuri dan Mentari langsung terdengar saat kakinya melangkah. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan kegelisahan yang menggantung di dalam dadanya. Di balik senyum tenangnya, ada badai yang siap meledak kapan saja, tapi ia harus menahan semuanya. Ia tak ingin menambah beban pikiran Mentari, Nuri dan siapa pun.Samudra berjalan menghampiri Mentari lebih dulu meski si kembar langsung merangkak berlomba mendekatinya. Dengan wajah yang dibuat setenang mungkin dan senyum tipis yang terukir, ia menyapa.“Kamu di sini, Nur?” tanyanya. Kemudian langsung mengalihkan pandangan ke arah Mentari. Merengkuh pundak sang istri, dan mendaratkan sebuah kecupan dalam di keningnya.Nuri berkedip-kedip menyaksikan pemandangan itu. Ingatannya langsung tertuju suaminya yang beberapa hari ini mereka terpisah. Rasa rindu menyelinap. Melihat Samudra begitu lembut memperlakukan istrinya, mengingatkan Nuri jika Bastian pun selalu melakuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   TERLALU BAIK

    333Samudra memangku Barra dan Bulan bersamaan. Ia menciumi pipi keduanya dengan penuh kasih sayang, seolah-olah ingin memastikan bahwa mereka benar-benar ada di sana, aman dan tidak terpengaruh oleh apa pun. Sungguh, sikap Samudra sangat tenang. Sama sekali tidak menunjukkan sedang terjadi sesuatu di luar sana yang sangat serius. Ia terus saja menggoda kedua anaknya dengan ringan. Seperti hari-hari sebelumnya.Mentari menunduk setelah beberapa saat memperhatikan interaksi antara Samudra dan anak-anaknya. Ternyata ia baru sadar jika bagi suaminya, kenyamanan ia dan si kembar di atas segalanya. Pria itu tak ingin memperlihatkan kegundahannya di depan anak istrinya. Semua ia simpan sendiri di kedalaman hati. Terbukti sang pria tidak menyinggung apa pun yang terkait dengan apa yang tengah terjadi. Begitu pintar ia menyimpannya sendiri.“Maafkan Mas, ya,” ucap Samudra sambil menatap sayu. Suaranya lembut, tapi penuh makna. Membuat Mentari mengerjap karena sadar baru saja melamun.“Bagaim

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   PRAHARA

    334Samudra menatap keluar jendela dari sebuah ruangan yang berada di lantai dua rumahnya. Di halaman depan, kerumunan orang semakin padat. Wartawan, tetangga, orang-orang yang penasaran, dan tentu saja Novita dengan suara nyaringnya yang terus-menerus menuduhnya tanpa henti.Samudra bisa melihat mikrofon-mikrofon diangkat, kamera-kamera berderet mengarah ke wajah Novita yang penuh drama. Wanita itu memasang wajah sedih tak berkesudahan untuk menarik simpati. Seolah-olah benar jika dirinya dan ibunya adalah korban di sini.Samudra sangat tahu apa yang sedang terjadi di luar sana. Tuduhan-tuduhan mengerikan tengah dilontarkan, menyerang reputasinya, menyerang keluarganya.“Saya yakin Pak Samudra yang membunuh ibu saya! Dia membawanya ke sini tanpa sepengetahuan siapa pun, dan sekarang ibu saya mati dengan cara yang sangat mengenaskan!” Suara Novita terdengar jelas meski jaraknya cukup jauh.Samudra memejamkan mata, mencoba menenangkan diri. Ia tahu ini akan menjadi sulit, tapi ia tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KAMU DI MANA?

    335“Apa?” Kedua bola mata Nuri seolah ingin loncat dari rongganya. Pundaknya meluruh, tubuhnya lemas dengan tulang-tulang yang bagai dilolosi dari persendian. Kecemasan yang sejak tadi bergumul dalam dada, kini terbukti sudah. Pantas saja Bastian tidak bisa dihubungi.Kedatangan Samudra dan Mentari ke kamarnya untuk menyampaikan berita itu, bagai mimpi buruk yang membuat dunia mendadak gelap. Wanita itu duduk lemas di lantai setelah kakinya tak lagi dapat menopang tubuhnya. Kini, ia tak malu lagi menumpahkan air mata di depan suami istri itu. Nuri menangis sejadi-jadinya.Ke mana Bastian? Apa ia marah karena dirinya tak menemani di rumah sakit? Bukankah operasi itu penting untuk kesehatan dan kesembuhan kakinya? Kenapa harus pergi?Tak terhitung sudah berapa banyak air mata Nuri yang tumpah membanjir sejak Samudra menyampaikan berita ini.“Nuri, tenanglah. Kita pasti akan segera menemukan Bastian.” Suara Samudra terdengar tegas namun lembut, berusaha menenangkan Nuri yang sudah hilan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   DUNIA YANG TERASA RUNTUH

    336Dunia Nuri seolah runtuh seketika. Kedua matanya membulat, air mata yang sudah sempat mengering kini kembali mengalir deras, membasahi pipinya tanpa ampun. Ia terpaku di ambang pintu, tak mampu bergerak. Rasanya seperti terjebak dalam mimpi buruk yang nyata—pemandangan Bastian dan Novita bersama di apartemen. Hatinya hancur berkeping-keping. Ini bukan sekadar kesalahpahaman biasa, ini adalah pengkhianatan yang paling menyakitkan.Nuri menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan sesak yang semakin menggulung dadanya. Tangannya bergetar, genggaman pada tas kecilnya mulai melemah. Perlahan, kaki Nuri yang semula kaku mulai melangkah mundur, tanpa suara. Ia tahu, jika ia tetap tinggal lebih lama, emosinya akan meledak. Dan saat itu terjadi, tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali terluka lebih dalam."Aa ... kenapa?" bisik Nuri lirih, nyaris tak terdengar.Sebuah suara pelan terdengar dari arah sofa, suara yang memanggil namanya."Nuri ... tunggu," suara itu adalah milik Bastian, namun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   SIAPA KALIAN?

    337"Siapa kalian?! Apa yang kalian inginkan?" Nuri bertanya dengan suara gemetar, sesaat setelah penutup mulutnya dilepas. Tadi, orang-orang yang menariknya paksa ke dalam mobil, langsung menyumpalkan sebuah kain yang ujungnya diikat ke belakang.Nuri mencoba untuk duduk dengan kedua tangan yang diikat ke belakang tubuhnya. Kepalanya pusing. Mobil yang melaju ugal-ugalan membuatnya terasa terombang-ambing. Entah ke mana mobil yang membawanya ini melaju. Yang pasti semua terjadi begitu cepat. Ia baru saja ingin pergi jauh meninggalkan Bastian yang sudah mengkhianatinya, dan siapa sangka semesata benar-benar mendukung.Lihatkah kini, ia dibawa orang-orang itu dengan mobil ini entah ke mana.Walaupun dengan kepala pusing, Nurri mencoba mengedarkan pandangan ke seluruh isi mobil. Mencoba mengenali oarng-orang yang menariknya paksa tadi.“Siapa kalian sebenarnya?” tanyanya lagi saat tak mengenali orang-orang itu. “Kenapa kalian menculikku? Apa salahku? Aku mau dibawa ke mana?”"Diam!" Sala

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   ASET

    338Nuri terbangun dengan kepala berat dan tubuh lemas. Ia menggeleng berkali-kali untuk membuang rasa pusing. Pandangannya kabur, tapi satu hal yang pasti, ia masih berada di dalam mobil yang melaju kencang. Terbukti guncangnnya yang kuat membuat tubuh mungilnya terombang-ambing di atas jok.Kepalanya terasa berat, tapi kesadarannya kembali secara perlahan. Ia mencoba bergerak, namun kedua tangannya terikat di belakang. Pun dengan kedua kakinya yang disatukan dengan tali tambang kecil. Ketika ia memandang ke sekeliling, jantungnya berdebar kencang. Mobil yang membawanya ini adalah sebuah jeep hitam, mobil yang sama dengan yang tadi menculiknya.Nuri memejam lagi. Mencoba mengumpulkan ingatan. Tadi salah satu dari orang yang menculiknya, membekapnya dengan kain yang ia yakin sudah dibubuhi obat bius. Namun, setelah sekian lama ia tidak sadarkan diri, kenapa masih juga berada di dalam mobil? Mau dibawa ke mana dirinya? Kenapa sejauh itu perjalanannya?Dari depan, terdengar suara percak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   BODOH

    339"Apa yang kau pikirkan, Bas? Kenapa harus membawa Novita ke rumahmu?" Suara Samudra meski tidak keras, tetapi sarat kekesalan. Pria itu berdiri di depan Bastian dengan sorot mata tajam yang penuh dengan kemarahan. Masalah yang bertumpuk, membuatnya lepas kontrol, hingga sulit mengendalikan diri.Di hadapan Samudra, Bastian hanya bisa menunduk dengan ekspresi penuh penyesalan. Tadi ia langsung mendatagi pamannya itu di rumahnya karena mengkhawatirkan Nuri."Bodohnya kamu, kenapa kabur dari rumah sakit, Bas? Apa kamu tidak memikirkan kesehatanmu? Kakimu itu kalau tidak segera dioperasi, bisa fatal akibatnya. Kamu mau hanya memiliki satu kaki?”Bastian mengangkat pandangannya, menatap Samudra dengan mata yang berkaca-kaca. Tubuhnya tampak lemas, jelas menunjukkan bahwa ia menyesali keputusannya. "Aku ... aku hanya merasa hidupku tidak lagi berarti jika tanpa Nuri di sisiku, Om. Aku merasa tidak ada gunanya lagi aku hidup, tidak perlu juga aku sembuh jika dia tidak mau kembali.”Samud

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03

Bab terbaru

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEJUTAN

    376Sore hari Nuri dikejutkan dengan kedatangan Rendra yang menjemputnya ke rumah baru mereka. Rendra meminta Nuri segera bersiap karena akan diantar ke suatu tempat. Katanya atas permintaan Bastian. Sementara Bastian sendiri tidak mengatakan apa pun, padahal waktu istirahat siang tadi mereka sempat bicara di telepon.Walaupun heran, tak ayal Nuri menurut karena sudah sangat mengenal orang kepercayaan Samudra yang dulu selalu melindungi dirinya dan Bastian itu.Rendra mengatakan ini kejutan, dan sebenarnya Bastian melarangnya untuk mengatakan lebih dulu, tapi terpaksa ia katakan karena awalnya Nuri menolak ikut. Dan benar saja, pengawal merangkap sopir itu pertama membawanya ke sebuah salon kecantikan. Di sana Nuri didandani sangat cantik. Gaun malam indah berwarna hitam membalut tubuh sintalnya. Nuri sampai pangling melihat bayangan dirinya sendiri di cermin.“Sebenarnya kita mau ke mana, Pak? Aa Bastian di mana?” tanya Nuri saat mereka sudah kembali berada di dalam mobil. Rendra memb

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KERESAHAN NURI

    375Kehidupan kembali berjalan normal setelah mereka pulang ke tanah air. Mereka melanjutkan hidup masing-masing dengan tetap membawa kehangatan keluarga yang semakin terjalin erat. Waktu seminggu liburan seolah menjadi isi ulang energi agar lebih bersemangat dalam menjalani hidup yang sesungguhnya. Antusiasme efek isi ulang itu sangat berdampak dirasakan Mentari dan Samudra. Rasa cinta mereka pun bertambah berkali-kali lipat. Rasanya tidak ada lagi yang mereka inginkan dalam hidup selain tetap bersama.Pagi ini, seperti biasa Mentari mengantar suaminya yang akan berangkat ke kantor, hingga ke mobil yang menunggu di halaman. Tangannya yang mengait erat di lengan Samudra, juga kepalanya yang menyandarm anja selama berjalan hingga halaman, menandakan jika ikatan itu tak akan terpisahkan. Beberapa kecupan di wajah mentari menjadi salam perpisahan setiap kali Samudra akan berangkat ke kantor. Baginya, satu kecupan saja tidak cukup.Mentari melambaikan tangan saat mobil mulai bergerak meni

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEHANGATAN KELUARGA

    374Keesokan paginya, sinar matahari menyelinap melalui celah tirai, menerangi kamar hotel dengan cahaya keemasan. Mentari membuka matanya perlahan dan melihat Samudra masih tertidur lelap di sampingnya. Ia tersenyum kecil, merasa beruntung bisa menikmati momen ini.Perlahan, ia mengulurkan tangan, menyelipkan jemarinya di antara rambut Samudra yang acak-acakan, merasakan kelembutan helai-helainya yang sudah mulai memutih di beberapa bagian. Tanpa sadar, hatinya berdesir melihat wajah damai yang semakin hari semakin menambah kadar cintanya.Ia teringat perjalanan cinta mereka yang penuh liku—berawal dari nikah dadakan karena pergantian mempelai laki-laki, salah paham, kecurigaan, dipisahkan fitnah, hingga akhirnya berlabuh dalam cinta yang mendalam. Sekarang, mereka punya segalanya yang ia impikan: pernikahan yang harmonis, anak kembar yang lucu, dan waktu berharga berdua seperti pagi ini. Ia merasa amat bersyukur."Mas …" bisiknya penuh kelembutan, meski ia tahu suaminya belum benar-b

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   MENGENANG

    373“Akhirnya ….” Samudra menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk berukuran besar di kamar hotelnya. Pria itu telentang dengan kedua tangan terbuka lebar dan kedua kaki menjuntai ke lantai. Entah ada keajaiban apa, tiba-tiba saja Bastian memaksa membawa si kembar ke kamarnya, katanya ingin mengajak mereka menginap di sana.Seperti mendapat durian runtuh, tentu saja Samudra merasa lega. Bagaimana tidak? Dua anaknya ingin bermain naik kuda-kudaan di punggungnya. Dua sekaligus.“Makanya, nikah jangan terlalu tua. Biar anak pas aktif-aktifnya, papanya masih strong ngajak mainnya,” ledek Mentari sambil melihat Samudra yang ngos-ngosan melayani kedua anaknya.“Kalau Mas nikah muda, pasti bukan sama kamu.”Mentari mengernyitkan keningnya.“Iya, kan? Kalau Mas nikah umur dua puluhan, pasti bukan sama kamu, karena saat itu kamu masih bau kencur. Mungkin masih ingusan. Belum bisa dinikahi.”Mentari memutar bola mata, tapi ucapan Samudra ada benarnya. Selisih usia mereka cukup jauh. Kalau Samudr

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEBAHAGIAAN SEMPURNA

    372Pagi itu, matahari Paris menyentuh lembut jendela kamar hotel tempat Nuri dan Bastian menginap. Begitu Nuri membuka jendela, aroma bunga musim semi menyeruak ke dalam kamar, membawa sensasi kebahagiaan yang sempurna.Paris di musim semi adalah lukisan hidup: pohon-pohon sakura bermekaran di taman-taman kota, bunga-bunga aneka warna menghiasi jalanan, dan angin yang sejuk membelai wajahnya, membuat wanita itu tersenyum.Nuri berbalik menghadap ranjang tempat Bastian masih terlelap. Pertarungan panas mereka tadi malam memang menyisakan kelelahan yang teramat. Pantas jika sang suami masih nyenyak. Namun, agenda hari ini padat, dan Nuri tidak mau melewatkannya.Terlebih, hari ini mereka akan menikmatinya bersama keluarga Samudra.Nuri berjalan menuju pintu, lalu keluar dan mendatangi kamar sebelah tempat Samudra dan keluarganya menginap.Ia langsung mengetuk pintu. Tidak menunggu lama, Mentari membukanya.“Hai, Nur. Sudah cantik aja, nih. Sepertinya kamu sudah siap ya, jalan-jalan.” M

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   KEINDAHAN

    371Panik, Bastian berjalan ke arah kios tempat terakhir kali ia melihat Nuri. Ia menanyakan pada beberapa orang di sekitarnya dengan menyebutkan ciri-ciri Nuri, namun tak seorang pun mengetahui istrinya.Aneh, dalam sekejap saja, Nuri hilang seolah ditelan bumi.Pikiran Bastian mulai dipenuhi kekhawatiran. Ini negara orang, dan Nuri baru ke sini. Tidak bisa bahasa Prancis maupun Inggris. Bagaimana kalau ia tersesat?Bastian memutuskan untuk menghubungi Nuri melalui ponsel, tapi panggilannya tak tersambung.“Nomornya tidak aktif,” gumamnya, merasakan kekhawatiran yang semakin besar. Ia terus mencoba, namun hasilnya tetap sama. Napasnya mulai tak beraturan, bayangan buruk terus menghantui pikirannya.Bagaimana jika Nuri diculik? Atau tersesat jauh? Ini Paris, negara yang asing bagi istrinya.Tanpa berpikir panjang, ia mulai menyusuri setiap sudut jalan, berharap bisa menemukan sosok Nuri yang entah kenapa bisa hilang secepat ini.Langkah Bastian semakin cepat, dadanya mulai terasa sesa

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   PARIS

    370Paris menyambut dua keluarga itu dengan segala pesonanya yang melegenda. Bastian, Nuri, Samudra beserta Mentari dan juga si kembar, turun dari taksi di depan hotel bergaya klasik yang berada di jantung kota.Gedung hotel itu berarsitektur ala Eropa kuno dengan detail balkon berornamen besi tempa dan jendela besar berbingkai kayu putih. Setiap sudutnya tampak seperti lukisan, begitu indah dan romantis. Paris memang terkenal dengan pesona abadinya, dan hari itu, senyum tak pernah lepas dari bibir Nuri.Wanita mungil itu langsung membulatkan mulutnya. Tak henti-henti ia mengagumi kota mode itu semenjak menginjakkan kaki di bandara Charles de Gaulle tadi.“Aa….” Nuri memekik seraya menyatukan kedua tangannya yang terkepal di depan dada. Tubuhnya sedikit membungkuk. “Kita benar-benar di Paris, ya?” tanyanya polos tanpa melihat Bastian karena pandangannya terus menyapu seluruh sudut kota.Bastian tersenyum. Pun dengan Samudra dan Mentari yang ikut mendengar. Antara bahagia yang Bastian

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   RUMAH BARU

    369Bastian mengusap wajahnya setelah mengembuskan napas berkali-kali. Laki-laki itu duduk di sofa dengan wajah menunduk, kedua siku bertumpu di atas pahanya.Suara langkah ayah dan adiknya semakin memudar di kejauhan, membawa kelegaan sekaligus kepedihan yang menyatu dalam dadanya. Rasa lelah dan berat di dadanya mulai bergulir. Ia tahu, sejak saat ini, hubungan dengan keluarga tidak akan sama lagi.Ia yakin, meski tadi sudah menjabat tangannya karena paksaan sang ayah, Andra tidak akan begitu saja melupakan semua ini. Dan Richard? Bastian sangat yakin bahwa mulai saat ini pria itu akan membatasi diri dalam memberikan kasih sayang dan perhatian padanya karena khawatir menimbulkan kecemburuan dari anaknya yang lain.Padahal Bastian sudah sangat bahagia memiliki keluarga. Siapa sangka kebahagiaannya harus diwarnai dengan drama kecemburuan dari adiknya yang berlanjut dengan percobaan merebut istrinya.Sebuah tepukan mampir di pundak Bastian. Sentuhan itu seperti jangkar yang membawanya

  • SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH   DILEMA AYAH

    368Kedua tangan Bastian kembali mengepal kuat. Wajahnya yang sempat tenang kini kembali memerah dan tegang. Andai bukan karena gelengan Nuri yang menunjukkan ketakutan dan tatapan memohon dari Samudra agar ia tetap tenang, wajah Andra yang sudah babak-belur itu mungkin akan dibuatnya semakin tak berwujud.Bastian menahan napas, padahal dadanya sudah naik-turun dengan cepat."Aa..." Nuri mendekat. "Jangan dengarkan dia. Dia hanya mengada-ngada. Itu sama sekali tidak benar. Aa tahu saya hanya menyukai Aa." Wajah Nuri pucat, sorot ketakutan terpancar jelas. Tangannya meraih tangan Bastian."Saya hanya menganggapnya sebagai adik. Tidak lebih," lanjut Nuri mengiba. "Kalaupun tadi saya menemuinya, itu karena dia bilang mau pamitan sebelum ke Yogya. Kami tidak sempat bertemu sebelum kita kembali ke sini." Suara Nuri terdengar lirih dan bergetar."Sungguh, kalau saya tahu akan seperti ini, saya akan membangunkan Aa saat dia menelepon dari depan pintu. Aa, percayalah pada saya. Dia gila kalau

DMCA.com Protection Status