Share

29. Apa maunya 2

Kesunyian mendekapku di setiap malam sejak kepergian Gendis. Tak ada lagi sarapan atau yang mengantarku hingga di ambang pintu ketika aku berangkat mengais rezeki, melambaikan tangan dan berkata hati-hati di jalan Abang. Lalu juga tak ada lagi sosok yang selalu berjalan di belakangku seolah mencari perlindungan setiap kami ke luar untuk sekedar membeli keperluan rumah tangga bersama. Hanya beberapa kali memang bahkan masih bisa dihitung jari, namun cukup membuatku ingin mengulanginya lagi.

Seperti pagi ini, aku duduk sendiri di meja makan, hanya ditemani secangkir kopi dan juga roti dengan selai kacang yang aku oles sendiri. Menyedihkan. Bangku kosong tempatnya biasa duduk ini pun seolah menertawakan kesendirianku yang tengah ditinggal pemiliknya, Gendis Anandita Respati, bangku itu miliknya, dan dia seolah sedang menertawakanku yang semakin hari semakin galau tanpa kehadirannya.

Kuletakkan kasar sendok dan garpu setengah melempar sehingga menimbulkan dentingan yang cukup keras.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status